chp 9

15 15 6
                                    

Walaupun MOS sedang berlangsung,kegiatan belajar mengajar juga tetap berjalan. Karna yang mengurus MOS hanya anggota OSIS saja.

Kebetulan hari ini,di kelas 12 MIPA 2 sedang berlangsung ulangan MTK. Yapz,Rafael and the genk merupakan murid kelas 12 MIPA 2.

Sebenarnya Sean masuk di kelas 12 MIPA 1,sekelas dengan Gion. Tetapi,ia lebih memilih untuk bersama temannya.

Danu sedari tadi mengode Sean untuk meminta jawaban. Tetapi, Sean pura pura menulikan pendengarannya. Bukan ia tak mau memberikan jawaban,takut temannya itu makin bodoh dan tidak lulus

Sean itu sesuatu yang sangat perfect sekali,bahkan dirinya sangat disukai guru guru. Pernah sekali ia ditawarkan untuk menjabat sebagai ketua OSIS,tetapi ia tidak mau melakukan hal yang menurut dia ribet.

"Sean, sut sut.." panggil Danu terus menerus,tetapi tetap saja Sean tidak menoleh.

Rafael yang duduk disebelah Sean pun cukup terusik dengan panggilan Danu. Ia menoleh kebelakang dimana tempat Danu dan Adrian.

"Bos,liat jawaban dong" Adrian dan Danu memohon dengan muka sok sedihnya. Mereka berdua sama sekali tidak mengerti pelajaran MTK.

Rafael mau tak mau memberikan kertas jawabannya ke belakang. Kegiatan Rafael itu pun menarik perhatian guru pengawas didepannya.

"RAFAEL KAMU NGAPAIN?!" sontak teriakan guru pengawas tersebut mengalihkan pandangan seluruh murid ke Rafael.

Danu menghela nafas panjang,kenapa bos mereka sesantai itu memberikan lembar jawabannya. Adrian pun frustasi melihat bosnya.

"Mereka minta jawaban saya Bu" jawab Rafael santai. Memang benar bukan yang diucapkannya?

"Eh engga buu,ga gitu. Rafael cuma keseleo aja itu tangannya Bu,kebetulan aja kertas jawabannya di tangan eh jadi gitu deh bu" ucap Danu yang membuat semua murid tertawa.

"KALIAN BEREMPAT KELUAR!!" Bu Rita--guru matematika paling galak se SH SCHOOL-- tidak menerima penjelasan apapun jika dia yang melihatnya sendiri.

Mau tidak mau pun mereka berempat keluar,padahal Sean tidak ikut andil sama sekali. Begitulah nasib berteman dengan mereka bertiga.

"Lo sih segala minta jawaban ke bos,mana gue cuma jawab 3 soal doang" ucapan Adrian membuat Danu menatapnya kesal. Apa apaan maksudnya,padahal dirinya juga meminta jawaban. Kenapa disini dia doang yang disalahkan.

"Heh yan,gue aja belum jawab samsek. Dan lo udah jawab 3. Seenggaknya lo dapet nilai tulis!!" Adrian menoyor kepalanya, nilai tulis katanya? Apa Danu meragukan tiga soal yang udah dia jawab?

"SIAPA YANG SURUH KALIAN RIBUT DISITU?!"

Buru buru keempatnya keluar kelas,mereka berjalan kearah warung di belakang sekolah. Tempat biasa mereka nongkrong.

Sebenarnya kantin di sekolah itu cukup mewah,dan sejak mereka melihat warung mbok Ijah yang sepi,mereka pun berlangganan disana.

Tentu saja mbok Ijah sangat senang,apalagi sejak mereka berlangganan disana,banyak murid murid yang mulai berdatangan untuk makan disana.

Kalo kata Danu sih "membantu umkm" padahal dirinya sendiri ga paham apa maksud umkm itu.

"Kesel banget anjir gue sama si burit!" Oceh Danu,ia mendudukkan dirinya di bangku panjang diikuti ketiga temannya.

"Burit siapa anjir?!"

"Itu Bu Rita! Guru siapa si itu,galak amat. Apa dirumah ga dikasih duit jajan sama suaminya ya?" Ucap Danu asal

Adrian yang mendengar ocehan Danu pun tertawa,ada ada saja temannya yang satu itu.

"Heh! Minta maap lo sama burit, gatau lo dia udah janda?" Danu sontak melotot mendengarnya,sejak kapan guru matematikanya yang paling dia sayang itu menjadi janda.

"Lo sih yang harusnya minta maap yan,gila aja lo bilang si burit janda!" Adrian mendelik

"Lo lupa kalo burit itu tetangga komplek gue? Bahkan dia janda anak 2? Lo ga berminat bantuin dia?" Tanya Adrian

"Bantuin apaan?"

"Bantuin nafkahin dia lah,ntar kan lo dapet jatah tuh" Danu yang sudah mulai serius pun menoyor kepala temannya itu menggunakan sandal yang entah dia dapat darimana.

Rafael yang sedari tadi mendengar gibahan kedua temannya hanya tersenyum kecil. Kapan kedua temannya ini bisa waras,walau sehari saja tak apa.

"Lagian yah yan, Burit ga cocok banget dibilang janda. Lo tau kan definisi janda menurut gue itu gimana?" Danu menaik turunkan alisnya,ia tersenyum membayangkan para janda hot.

"Dasar otak mesum lo! Tobat elah,mending lo bantuin mbok Ijah aja dapet pahala lo" Adrian menunjuk mbok Ijah yang sedang membuat sesuatu.

"Mbok,mau saya bantuin gak?" Tanya Danu tiba tiba,entah mengapa ia merasa tergerak hatinya untuk membantu nenek nenek itu.
Ia jadi teringat neneknya yang selalu welcome dengannya.

Mbok Ijah menggeleng
"Gapapa,mbok masih seterong!" Ucap mbok Ijah sambil memperlihatkan ototnya, malah tingkahnya mbok Ijah bikin mereka ngakak.

"Sangat seterong sekali ya mbok,duh mbok jadi nenek saya aja deh mbok!" Ucap Danu ngasal,mbok Ijah yang mendengarnya hanya terkekeh.

Thankyou for reading don't forget to vote and comment 🤍🤍🤍

ZEA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang