(10) SEBUAH KILAS BALIK

100 29 15
                                    

Secara perlahan Aldebaran membuka kedua matanya. Pandangannya sangat buram. Kepalanya terasa sangat sakit dan sendi-sendi tubuhnya pun terasa sangat ngilu.

"D—di mana aku ...?"

Aldebaran berusaha memfokuskan penglihatannya dan di saat itulah suara berat Rhadamanthys terdengar, menjawab pertanyaannya.

"Papa ada di ruang perawatan. Papa baru saja melewati masa-masa kritis."

Mendengar perkataan Rhadamanthys, sontak Aldebaran merasa tidak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar perkataan Rhadamanthys, sontak Aldebaran merasa tidak percaya.

"Kritis? Bagaimana bisa?"

Dan di situlah Rhadamanthys menceritakan semuanya. Sebuah kejadian yang hampir saja merenggut nyawanya, Aldebaran dan juga Toto.

Kilas balik

Dengan langkah santai Rhadamanthys berjalan menuju ruang pengawasan Eksperimen Bintang Magenta. Ia yang baru saja selesai mengunjungi kamar nomor nol, tiba-tiba saja ingin melihat sendiri bagaimana eksperimen tersebut berjalan.

Sembari melangkah, beberapa kali Rhadamanthys merasakan sebuah firasat yang tidak enak. Ia tidak pernah merasakan firasat seperti ini sebelumnya. Ini benar-benar terasa baru dan aneh baginya. Dan di tengah firasat tidak enaknya ini, tiba-tiba saja sosok Aldebaran terbayang-bayang di dalam benaknya.

"Papa? Kenapa tiba-tiba aku memikirkannya?"

Rhadamanthys terus memikirkan tentang firasat anehnya ini, sebelum akhirnya suara alarm tanda bahaya berbunyi dan berhasil membuyarkan semuanya.

"Papa?!"

Merasa firasat anehnya ini benar-benar berhubungan langsung dengan sang Papa, Rhadamanthys pun bergegas berlari menuju ruang pengawas Eksperimen Bintang Magenta. Ia berlari secepat yang ia bisa dan setibanya ia di ruangan tersebut, betapa terkejutnya ia ketika mendapati para ilmuwan telah tewas dalam kondisi berlumuran darah. Toto juga ada di sana, tapi ia hanya pingsan, begitu juga dengan Aldebaran yang kini tengah meringis kesakitan.

"Rhada ... man ... thys ...."

Melihat sang Papa meringis sembari memanggil namanya, Rhadamanthys pun bergegas untuk menghampirinya.

"Papa?! Apa yang terjadi?!"

Rhadamanthys menatap ngeri sekujur tubuh Aldebaran yang kini telah dibanjiri oleh darahnya sendiri. Dari mulut pria itu pun masih mengeluarkan banyak darah dan bahkan sampai membasahi tubuh Rhadamanthys juga.

"T—Tha ... T—Than ... Thanatos," ucap Aldebaran sembari menunjuk ke arah layar monitor.

Dan tepat setelah ia mengucapkan kata-kata tersebut, pria itu pun akhirnya pingsan. Ia kehilangan kesadarannya secara penuh, tapi untungnya ia masih bernapas mendandakan kalau ia masih hidup.

Rhadamanthys yang mendengar apa yang Aldebaran katakan seketika langsung beralih menatap ke arah layar monitor. Dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati Thanatos tengah menatap ke arah kamera dengan kedua matanya yang bersinar terang. Pemuda itu juga menyeringai dan terlihat sangat mengerikan.

THE OLYMPIANS: THANATOS AND HYPNOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang