(14) LANTAI X-88

92 24 4
                                    

Di kamar nomor nol Aro tersenyum lebar setelah disuntikkan D-Genetika 2.0 tepat di urat nadi yang ada di lehernya. Rhadamanthys, Minos dan Aiacos yang berada di ruangan itu pun menunggu dengan was-was reaksi apa yang akan ditunjukkan oleh Aro setelah serum tersebut mengalir di dalam darahnya. Beberapa ilmuwan dan Pasukan Elite berjaga-jaga di tempat itu, takut-takut suatu hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Apakah kamu merasakan sesuatu, Aro?" tanya Rhadamanthys dengan suaranya yang lembut.

Aro menggeleng sembari melebarkan senyumnya.

"Aku tidak merasakan apa-apa. Aku baik-baik saja," ucap Aro.

Semua orang terus menunggu hingga waktu berlalu tiga puluh menit. Karena tidak ada reaksi apa pun, para ilmuwan yang bertugas mengambil kesimpulan kalau D-Genetika 2.0 bisa menyatu dengan tubuh Aro tanpa mengalami adanya penolakan. Itu berarti mereka hanya tinggal menunggu sembari terus memerhatikan perkembangan tubuh Aro untuk memeriksa efek-efek apa sajakah yang zat itu berikan pada tubuh Aro.

"Tuan, kami akan kembali memeriksanya besok. Lebih baik sekarang biarkan Tuan Aro beristirahat," ucap salah satu ilmuwan pada Rhadamanthys.

Rhadamanthys mengangguk dan lalu setelahnya para ilmuwan dan Pasukan Elite pergi meninggalkan ruangan itu, menyisakan Rhadamanthys, Minos dan Aiacos yang masih ingin bersama Aro. Minos yang sudah sangat rindu dengan Aro langsung mengusap pucuk kepala pemuda itu dengan sangat lembut. Aro pun tampak senang mendapatkan perlakuan itu.

"Aku merindukanmu, Aro," ucap Minos.

Pria yang selalu menampilkan raut wajah datar dengan sikapnya yang sangat dingin itu kini terlihat berbeda seratus delapan puluh derajat. Ia secara mendadak berubah menjadi orang yang hangat dan penuh dengan kasih sayang.

"Aku juga merindukanmu, Mas Minos," tutur Aro sembari menatap Minos lekat-lekat.

Aiacos yang berdiri di sisi satunya juga tidak mau kalah. Ia mendekat ke arah Aro dan lalu memeluknya dengan penuh cinta dan kasih sayang. Aro yang kembali mendapatkan perlakuan sehangat itu hanya bisa tersenyum dan menikmatinya. Ia sangat bersyukur karena ada ketiga sosok ini yang sangat mencintainya.

Setelah cukup lama melepaskan rindu akhirnya Rhadamanthys, Minos dan Aiacos memutuskan untuk pergi meninggalkan kamar nomor nol. Bagaimanapun juga mereka harus membiarkan Aro untuk beristirahat agar serum yang baru saja disuntikkan ke dalam tubuhnya bisa bekerja dengan sangat baik.

"Kalau begitu kami pergi dulu. Besok jika tidak ada halangan, kami akan datang mengunjungimu lagi," ucap Rhadamanthys sembari memegangi wajah sebelah kiri Aro.

Aro mengangguk dan kemudian berjalan mendekati Rhadamanthys untuk memeluknya. Remaja yang terlihat sangat bahagia itu juga menarik Minos dan Aiacos yang ada di samping kanan dan kiri Rhadamanthys untuk mendekat agar mereka bisa saling berpelukan. Minos dan Aiacos pun menurut dan akhirnya mereka pun berpelukan dengan Aro yang berada tepat di tengah-tengahnya.

"Aku sangat menyayangi kalian berdelapan. Hanya kalian berdelapan keluarga yang aku punya," ucap Aro, disusul dengan dieratkannya pelukan Rhadamanthys, Minos dan juga Aiacos.

"Kami juga menyayangimu, Aro," ucap Rhadamanthys dan lalu mengecup pucuk kepala Aro singkat.

Sementara itu di aula pemeriksaan khusus tempat di mana subjek eksperimen jenis manusia dikumpulkan, para ilmuwan tengah melakukan penyuntikan D-Genetika 2.0 secara masal terhadap para subjek eksperimen yang telah memenuhi syarat. Kebanyakan dari mereka berasal dari lantai X-88, sebuah lantai khusus yang diperuntukkan bagi para Superias atau manusia berkekuatan super yang telah melewati tahap mutasi dengan sangat sukses.

Satu per satu D-Genetika 2.0 telah disuntikkan yang mana subjek eksperimen yang telah melewati tahap ini disuruh menunggu selama tiga puluh menit di sisi aula sebelah kanan untuk melihat adanya indikasi reaksi penolakan atau tidak. Jika tidak, maka mereka baru diizinkan untuk meninggalkan aula.

THE OLYMPIANS: THANATOS AND HYPNOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang