(16) KERIBUTAN

78 19 0
                                    

Keesokan harinya, Hypnos terbangun dalam kondisi yang sedikit terlonjak kaget sembari menyebut nama Tan. Kedua matanya pun memancarkan cahaya berwarna magenta yang hilang sesaat setelah ia terbangun. Diego, Armando dan Lego yang merasa khawatir, sontak langsung menghampiri dan menanyainya Hypnos. Namun, Hypnos mengatakan kalau ia baik-baik saja dan hanya mengalami sedikit mimpi buruk. Ketiga bersaudara itu pun langsung percaya dan tanpa melontarkan pertanyaan lagi, ketiganya kembali sibuk dengan urusan yang sebelumnya tengah mereka kerjakan.

Hypnos yang masih mengingat jelas tentang mimpinya, kini mulai meraba-raba tubuhnya. Aneh, tubuhnya terasa pegal seperti habis diikat dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini persis seperti yang ia alami di dalam mimpi.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Kenapa ... mimpi ini terasa sangat nyata untukku?"

Dengan penuh rasa kebingungan Hypnos menatap kedua telapak tangannya yang kini sedang menghadap ke arahnya. Ia mulai menaruh rasa curiga terhadap mimpinya yang mana memunculkan sebuah spekulasi kalau sebenarnya mimpi yang ia alami ini adalah sebuah kenyataan.

"Jangan-jangan aku dan Tan ...." Ya, Hypnos berspekulasi kalau ia dan Thanatos saling terhubung melalui mimpi dan mimpi yang ia alami semalam menunjukkan di mana letak keberadaan Thanatos saat ini.

"Jika benar mimpi ini adalah kenyataan, maka ... Thanatos ada di ruangan itu. Ia terkurung di sana."

Rasa khawatir seketika memenuhi benak Hypnos. Ia takut Thanatos kenapa-napa karena di dalam mimpinya Thanatos dalam keadaan terikat dengan kalung pengekang model baru yang jauh lebih kuat daripada miliknya.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan?"

Di tengah kekhawatirannya, perhatian Hypnos tiba-tiba saja teralih pada Diego dan kedua saudaranya. Lego, si bungsu yang keras kepala, kini tengah diobati oleh Armando yang mana kini di lengannya terdapat sebuah luka sobek yang terlihat sangat parah. Hypnos yang khawatir pun lantas langsung menghampiri ketiga bersaudara itu.

"Ada apa? Apa yang terjadi?"

Sembari masih fokus menjahit luka Lego, Armando pun menjawab, "Hanya sebuah perkelahian kecil, kamu tidak perlu khawatir."

Jawaban Armando pun diiyakan oleh Lego. Namun, saat Hypnos bertanya lebih rinci mengenai apa yang terjadi, Diego dengan cepat memotongnya dan mengatakan untuk tidak usah membahasnya.

"Tidak usah dibahas lagi, toh masalahnya juga sudah selesai," ujar Diego.

Karena penuturan Diego, Hypnos pun tidak lagi melontarkan pertanyaannya dan beralih untuk membantu Armando yang kini sedikit mengalami kesulitan dalam menjahit luka Lego. Diego yang melihat Hypnos membantu kedua adiknya, lantas memutuskan untuk pergi ke luar ruangan sebentar. Ia ingin menenangkan dirinya setelah apa yang terjadi semalam.

"Untung saja aku dan kedua adikku bisa mengatasinya. Jika tidak, bocah itu pasti sudah jatuh ke tangan para orang gila itu," batin Diego sembari menghela napasnya berat secara berulang kali.

Ia mengingat-ingat pertarungannya semalam demi melindungi Hypnos dari para subjek eksperimen lain yang ingin memperbudaknya. Ia dan kedua adiknya bertarung dengan sangat sengit hingga membuat subjek-subjek eksperimen yang tinggal di sekitaran kamarnya pergi karena ketakutan. Bahkan, luka yang didapat oleh Lego adalah hasil dari usahanya untuk melindungi Hypnos yang sempat dibawa pergi oleh para subjek eksperimen gila, sebelum akhirnya berhasil digagalkan dan membuat para subjek eksperimen gila berhenti mengganggu mereka.

"Jika bukan karena perintah Kapten Tulip, aku tidak akan mau melindungi bocah ini sampai seperti ini. Ini benar-benar merepotkan," ucap Diego dan lalu mengacak-ngacak rambutnya. Ia tampak sangat frustrasi.

THE OLYMPIANS: THANATOS AND HYPNOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang