PURNAMA DI NEGERI DAHA

TENTANG ANGGITA LESTARI

Anggita Lestari atau lebih akrab disapa Gita selalu menjadi support system bagi Candra dalam perjalanan karirnya. Mereka bersahabat sejak masih duduk di bangku SMA. Selama ini mereka selalu kompak dalam hal apapun. Dimana ada Gita di situ pasti ada Candra. Hingga beberapa temannya mengira mereka pacaran padahal mereka hanya sahabat baik yang selalu saling mendukung satu sama lain. Persahabatan mereka bisa dibilang awet karena mereka saling memahami satu sama lain. Sejak berteman mereka berprinsip bahwa dalam persahabatan tidak akan melibatkan perasaan. Itu terbukti saat Gita justru menjalin hubungan beberapa kali dengan orang lain. Jalinan cinta yang dirajut Gita tidak semulus yang diharapkan sebab hubungan percintaan Gita selalu berakhir hanya karena salah paham. Pria yang pernah berpacaran dengannya sering cemburu acapkali Candra bersama Gita pernah pergi bersama sekadar menemani sahabatnya itu untuk mengurusi perihal kontrak dan bertemu pemimpin redaksi sebuah penerbitan.

Gita adalah seorang wirausaha muda mandiri yang mendirikan coffee shop kekinian yang sering jadi tempat nongki/ nongkrong para muda mudi. Ia mengusung konsep kafe modern dan kekinian seperti kata netizen "kafe hits yang instagramable".

Karakter Gita dan Candra sebenarnya bertolak belakang. Gita adalah gadis periang, humoris dan banyak bicara serta cakap dalam berorganisasi. Istilah keren dalam kecakapan bicara disebut public speaking. Tentu karakter gadis itu berbeda jauh jika dibandingkangkan dengan Candra. Pria bernama Candra dengan ciri khas yaitu berkulit bersih, berhidung mancung dengan paras rupawan yang terlihat manis tidak membosankan bila dipandang dan postur tubuh yang sedang seperti umumnya orang Asia Tenggara sangat atletis karena rajin berolahraga.

Candra merupakan sosok pria introvert. Meskipun terlihat cuek, ia berkepribadian hangat dan mudah menerima kekurangan orang lain. Dia memang tampak tertutup tapi bukan berarti tidak mudah beradaptasi. Ia memang tidak mudah membaur jika lingkungan yang dimasuki kurang cocok dengan karakternya namun mudah menyesuaikan diri tergantung orang yang dihadapi. Jika orang yang dimaksud secerewet Gita, maka sikapnya akan mudah melebur ikuti alur kepribadian lawan bicara. Candra memang introvert tapi bukan seorang ansos (anti sosial).

Hanya saja ia tidak begitu menyukai suasana keramaian yang terkesan glamor dan penuh hingar bingar. Satu hal yang membuat Gita merasa nyaman dan betah ketika berada di dekatnya adalah karena menurut Gita pria semacam Candra sangat langka. Selama mereka bersahabat, tak sekali pun Candra mencampuri privasi orang lain dan sangat menghargai persahabatan. Meskipun Candra adalah seorang pria, ia sangat berintegritas dalam hal menjaga rahasia tentang baik dan buruk sahabatnya dan selalu menjadi tempat curhat yang tepat karena Candra tipe pendengar yang baik. Poin inilah yang membuat persahabatan mereka awet selama sembilan tahun sejak 2013.

Hari selasa di bulan Juni minggu kedua Candra memulai riset untuk bahan karya fiksinya. Dan kemarin sudah membuat janji dengan Gita untuk bertemu dan menemaninya berkunjung di sebuah toko barang antik di kawasan kota Surabaya tepatnya di Pasar Burung Bratang, dengan alamat Jalan Bratang Binangun, Baratajaya Kecamatan Gubeng. Toko yang mereka tuju bernama SURYA ARTS AND GALERY. Tempat ini menjual barang-barang antik dan lukisan tokoh-tokoh dari jaman dahulu terutama era kerajaan.

"Emangnya Kamu nyari apa sih, Ndra? Pakai acara ngajakin aku ke sini?" tanya Gita yang sudah menahan rasa penasarannya sejak dalam perjalanan menuju tempat ini.

Candra sengaja tidak memberitahu Gita perihal kunjungan ke galeri seni. Sebab gadis itu pasti mati kebosanan karena harus menahan bicara. Yang jelas pasti pemuda itu akan terhanyut dalam dunianya sendiri tiap kali mengamati barang antik yang ingin dibeli.

"Kita lihat aja nanti," jawab Candra singkat.

"Huh, pasti Kamu bakalan betah diam nggak ngomong sama sekali nyari barang yang sesuai keinginanmu dan ujungnya aku dicuekin," tebak Gita.