Kunjungan ke Perpusda

62 16 0
                                    


Seperti biasanya rutinitas pagi di rumah Devi dan Candra selalu diisi dengan aktivitas yang sering dilakukan selayaknya orang-orang pada umumnya. Tapi tidak dengan kebiasaan Candra yang malas bangun pagi karena sering begadang dengan pekerjaannya.

"Ndra, bangun dong. Udah siang nih. Kamu, kan udah janji nganterin aku ke butik. Kalau hitungan ketiga Kamu nggak bangun kusiram pakai air segayung. Satu ... dua ... ti---"

Belum selesai hitungannya, Devi meletakkan gayung berisi air di meja nakas saat melihat pergerakan Candra dan membuka mata perlahan sambil berkata, "Iya Kak Dev. Udah ya." Candra langsung bangun dan berjalan menuju kamar mandi.

Usai membangunkan sang adik, Devi melanjutkan kegiatannya di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk mereka.

"Kenapa minta dianterin lagi sih, Kak? Emang motor Kakak kemana?"

"Kan semalam aku udah bilang kalau motornya Celine mogok. Aku nggak tega nyuruh dia naik taxol. Jadi aku suruh bawa aja tuh motor."

"Terus, Kak Dev, bareng siapa?"

"Dina."

Candra manggut-manggut paham.

"Aku, kan nggak sering minta tolong sama Kamu, Ndra. Cuma pas kepepet aja. Gitu banget sama aku," dumel Devi.

"Iya."

"Singkat banget jawabnya. Nggak noleh lagi." Devi melihat gelagat aneh Candra memicing curiga kemudian berdiri menghampiri. Candra masih saja fokus dengan secarik kertas yang dipegangnya.

"Oh pantesan. Ternyata Mister Introvert sedang jatuh cinta rupanya," goda Devi tiba-tiba berdiri di belakang Candra tanpa disadari sang adik.

"Eh apa, Kak?" Candra terkejut dan langsung tergesa melipat selembar kertas yang dipegangnya.

"Udah nggak usah kaget gitu. Lagian aku juga udah baca," ujar Devi dengan santainya.

"Bukan apa-apa kok, Kak."

"Nggak usah malu-malu gitu. Entar kalau ada waktu ajak dia ke sini ya. Aku yakin pasti doi cakep. Kalau nggak, Kamu nggak bakalan ke taman asmara? Iya, kan, Ndra?"

Muka Candra makin bersemu semerah delima ketika Devi memojokkannya dengan tebakan seolah benar.

"Tuh, kan mukanya merah," ledek Devi.

"Udah ah. Jadi berangkat nggak?" gerutu Candra.

"Iya Mister Introvert," sahut Devi menaik turunkan alisnya.

Kini mereka dalam perjalanan menuju ke butik. Tak lama kemudian mereka pun sampai. Seperti biasa Candra tidak bersedia mampir karena takut ketemu Livia.

"Nggak mampir dulu, Ndra?"

Candra hanya menggeleng.

"Kamu beneran ke Perpusda dan Museum Trowulan hari ini?" tanya Devi.

"Iya."

"Sendiri apa sama Gita?"

"Kalau ke museum ngajak Gita," jawab Candra.

"Aku pergi dulu ya, Kak?"

"Iya hati-hati," jawab Devi melihat Candra meneruskan perjalanannya dengan mengendarai motor Honda Beat warna hitam miliknya.


🍀🍀🍀


Tujuan pertama Candra kali ini adalah sebuah Perpustakaan Daerah atau sering disebut Perpusda. Di sana ia akan meminjam buku untuk riset sekaligus mengulik kisah seorang putri di masa Kerajaan Kahuripan. Menurutnya kisah putri kinasih Sang Prabu Airlangga sangat berbeda dari kisah-kisah kehidupan putri kedaton pada umumnya yang diliputi kegelimangan harta dan kisah romansa menarik yang melingkupinya.

PURNAMA   DI  NEGERI  DAHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang