Suasana di Padepokan Cempaka Putih

59 4 16
                                    


Aktifitas di pagi hari masih sama seperti biasanya di sebuah padepokan tempat Gita alias Tari berada. Tari membantu para murid di padepokan tersebut yang sedang sibuk di dapur umum menyiapkan kudapan untuk penghuni di sana. Dia yang terbiasa berkutat di dapur sangat antusias membantu mereka. Selain penyuka kuliner, Tari memang hobi memasak makanya setelah lulus dari universitas dia terjun ke bidang itu sebagai wirausaha muda dengan membuka coffeshop yang bernama ORION.

Soal masak memasak tentunya hal ini merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan untuk Tari. Dia bersemangat acapkali mengingat kesibukannya di kafe tempatnya bekerja. Kerinduannya itu sedikit terobati dengan melakukan aktifitas yang hampir sama seperti yang sering dilakukannya sebelum berada di jaman ini. Benar, kini keadaan yang menimpanya dan Candra adalah suatu hal yang tak pernah mereka sangka.

Semua bermula dari sebuah lukisan Putri Jenggala Manik yang membuat mereka kembali di masa lalu. Pada sebuah jaman era Kahuripan di abad XI.

"Sepertinya kamu sangat cekatan melakukan hal semacam ini, Tari."

Seruni memulai percakapan.

"Jangan-jangan kamu adalah dayang istana, makanya lihai meracik kudapan seperti ini?" sambung murid lainnya yang turut menyiapkan hidangan.

"Saya bukan dayang istana atau apapun itu. Hanya saja saya penyuka makanan dan memasak adalah kegemaran yang ingin saya tekuni."

"Jarang sekali ada gadis yang suka dengan pemikiran seperti kamu. Rata-rata hanya gadis desa yang hidup sederhana yang tidak memiliki impian besar. Salah satunya menjadi perndekar persilatan."

"Kalau boleh tahu, kenapa semua murid di perguruan ini semuanya perempuan, Seruni?"

"Padepokan ini didirikan khusus untuk menampung para gadis yang tertindas oleh kesewenang-wenangan para punggawa kerajaan. Sejak negeri Medang Kamulan dikuasai oleh pemberontak semua kedamaian di negeri ini telah hilang," beber Seruni.

Tari memperhatikan cerita Seruni dengan seksama.

"Sejak Raja Wurawari berkuasa, banyak rakyat jelata yang masih setia kepada Prabu Dharmawangsa Teguh ditangkap dan dijadikan bawahan di istana. Jika mereka tidak menurut seluruh keluarganya yang akan menanggung akibatnya," sambung saudari Seruni.

"Setelah mereka berkuasa banyak penduduk mengungsi ke daerah lain mencari tempat baru yang lebih nyaman. Mereka kebanyakan terdiri dari para saudagar kaya mancanagari serta pedagang kecil bahkan pengrajin barang pecah belah."

"Semua telah berubah semenjak menantu dari Prabu Dharmawangsa Teguh mendirikan kembali kerajaan Medang atas permintaan rakyat dan para pandita yang masih setia pada beliau. Seluruh rakyat di bawah kekuasaan Lwaram menyambut gembira karena negeri yang dulu penuh kedamaian telah kembali, lanjut Seruni.

"Beliau adalah Prabu Airlangga sebagai penerus tahta kerajaan Medang," imbuh salah satu murid yang lain turut nimbrung obrolan mereka.

"Yang kalian maksud adalah Kerajaan Kahuripan, bukan?" tanya Tari.

"Benar Tari."

Tari mengangguk sekilas mengingat ulasan tentang sejarah kerajaan tersebut sewaktu masih duduk di bangku sekolah.

"Sepertinya kamu memiliki wawasan yang luas, Tari?" puji Seruni.

Tari hanya tersenyum tipis menanggapi sanjungan itu.

"Kalau boleh tahu apa saja pelajaran yang diajarkan padepokan ini pada muridnya?"

"Guru kami mengajarkan banyak hal. Selama kami di sini semua murid dibekali ilmu kanuragan dan juga ketrampilan," jelas Seruni.

PURNAMA   DI  NEGERI  DAHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang