Terjebak di Portal Waktu

73 7 0
                                    


Candra mendengar seseorang menyerukan namanya. Ia berpikir sejenak tentang sang kakak, apa mungkin Devi terbangun di tengah malam seperti ini. Ia meyakinkan kembali bahwa suara yang memanggil namanya itu memang benar Devi. Ia berinisiatif untuk mendekatkan  telinga di daun pintu kamar untuk memperjelas suara si pemanggil.

"Ndra, ini aku Devi bukan dedemit. Cepet bukain pintunya!"

Candra pun membuka pintunya sambil menyembulkan kepalanya melihat sang kakak yang berdiri di ambang pintu dengan muka bantalnya.

"Ada apa sih, Kak?"

"Temenin aku bukain pintu depan dong, Ndra?"

"Ngapain jam segini bukain pintu?"

"Udah jangan banyak nanya. Kasihan tuh si Gita udah nungguin di depan."

"Gita ke sini?"

"Udah nanti aja ceritanya kasihan dia nungguin kelamaan. Kamu nanya mulu kayak HRD aja," protes Devi menarik lengan Candra karena masih saja diam di belakamg pintu kamar.

Candra hanya bisa pasrah dengan kelakuan kakaknya. Dalam benak muncul banyak pertanyaan tentang alasan apa yang membuat sahabat baiknya tersebut datang di tengah malam seperti ini. Ia pun menebak apakah ini ada hubungannya dengan perempuan misterius yang sedang mengintai rumahnya semalam sekitar pukul sembilan belas WIB. Devi membukakan pintu disambut senyum canggung Gita yang yang merasa tak enak hati membangunkan Devi beberapa menit yang lalu.

"Jam segini ngebangunin orang. Kamu lagi mabuk, Ta?" tanya Candra heran dengan kedatangan Gita.

"Sorry deh, soalnya aku bingung mau minta tolong sama siapa. Lagian kalau kemari jaraknya juga nggak jauh-jauh amat," ujar Gita beralasan.

"Udah buruan masuk, Ta! Nggak usah dengerin pria kulkas ini," Devi menarik pelan lengan Gita mengajaknya masuk masih dengan ekspresi muka bantalnya.

"Lah kok aku malah ditinggal," protes Candra.

"Buruan tutup pintunya, Ndra!" teriak Devi menggiring Gita menuju kamarnya.

Gita menuruti kemauan Devi. Ia merasa tak enak hati bila menolak perempuan dewasa itu. Mengingat sikapnya dengan lancang membangunkan kakak dari sahabat baiknya dini hari seperti ini.

🍀🍀🍀

Semalam tidur Candra tidak bisa nyenyak. Pikirannya melanglang buana mengitari semesta raya. Usai menyelesaikan bab lanjutan di karya fiksinya semalam ia terjaga hingga jam tiga dini hari. Baru hampir menjelang subuh ia ketiduran saking lelahnya.

Pagi hari ini cuaca begitu cerah. Sinar mentari menyebar hingga memasuki tiap sudut ruangan dan menyelinap di sela-sela jendela di kamar Candra. Pemuda itu masih terlelap dalam tidurnya karena hampir semalaman terjaga. Baru tertidur menjelang subuh. Pikirannya dipenuhi tentang wanita misterius yang mengintai rumahnya dan mengaitkan kehadiran Gita  dengan wanita yang bernama Tuti. Hal ini makin diperkuat sejak mereka bertemu Tuti di museum waktu itu, dirinya merasa diikuti oleh wanita itu. Selama tiga hari berturut-turut pergi bersama Gita, ia selalu muncul di kejauhan seperti berusaha menemui Gita.

"Candra jam segini kok belum kelihatan, Kak?" tanya Gita yang kini berada di dapur membantu Devi menyiapkan sarapan untuk mereka bertiga.

"Emang Kamu baru tahu kalau Candra itu susah bangun pagi?" Devi malah nanya balik.

Gita mengangguk saja karena memang baru tahu tentang kebiasaan pagi sahabatnya.

"Kalau masih di rumah tiap pagi ya kayak gitu, Ta. Aku yang selalu ngebangunin dia. Entar kalau dia udah nikah pasti bininya yang bakalan teriak-teriak sampai berbusa," jujur Devi.

PURNAMA   DI  NEGERI  DAHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang