22.

221 25 22
                                    

*maaf kalau ada kesalahan/kekurangan huruf.

Dahyun menunggu kepulangan Sana. Ia stay disofa duduk sambil menonton drama dan varity show.

Tiba tiba hujan turun dengan lebat. Dahyun memikirkan apakah Sana akan kehujanan atau tidak karna mereka pergi menggunakan motor Mark.

Dahyun berusaha mengubungi Sana untuk memastikan. Ia bahkan meminta tolong kedua sahabat Sana agar menghubungi istrinya itu tapi Sana tak membalas apapun.

Dahyun menghubungi chaeyoung untuk menemaninya karna ia sedikit takut.

Saat mereka asik mengobrol tiba tiba lampu padam, dahyun yg memang takut gelap pun panik, ia memohon agar chaeyoung tak mematikan panggilan.

Dahyun tetap stay disofa karna ia takut kemana pun. Sana blum pulang jadi ia hanya memiliki Chaeyoung.

"Chae jangan matikan panggilan plis" mohon dahyun sambil menangis. Ini sungguh menakutkan.

"Nee.. aku tak akan mematikan panggilan, bagaimana kalau aku menjemputmu dan kau bisa dirumahku sementara" tawar chae ditolak dahyun karna ia ingin menunggu istrinya itu.

"A-ani, aku akan menunggu Sana eonnie saja" balas dahyun sambil menangis.

"Yak! Sadarlah! Dia tak mencintaimu" geram chae melihat sahabatnya itu.

"Aku tau itu, aku akan tetap menunggu nya sampai Sana eonnie mencintaiku lagi" balas dahyun membuat chae tersulut emosi.

"Yak! Dia itu wanita tak tau diuntung, sudah mendapat pasangan sepertimu malah memilih pria playboy itu, cih menjijikan" marah chae tak tertahan.

"Yak! Jaga mulutmu, Sana eonnie tak seburuk itu" balas Dahyun membela istrinya yg sedang diejek itu.

"Ck! Terserahmu awas saja kau menangis padaku" celoteh Chae karna ia sudah sangat geram melihat keadaan dahyun.

"Aish.. itu tak akan, kau tenang saja" enteng Dahyun membalas.

Mereka mengobrol dan melupakan sekeliling bahwa lampu sedang padam dan hujan lebat.

Saat asik mengobrol tiba tiba eunwoo menelepon dahyun, dahyun sedikit kaget ia mematikan panggilan pada chae dan mengangkatnya.

"Oh? Eunwoo-ya, waegure? Tumben menelepon" kaget dahyun karna temannya ini jarang sekali menghubunginya kecuali soal tugas.

"Aku hanya memastikan kau baik baik saja, kau sudah makan?" Tanya eunwoo perhatian.

"Aku blum makan, aku tak berselera" keluh dahyun memang ia blum mengonsumsi apapun dari siang tadi.

"Wae? Nanti kau sakit dahyuna, nanti aku tak bisa mengalahkan kau lagi dikelas" kekeh kedua, memang mereka anak yg pintar, tak jarang mereka berselisih karna jawaban yg berbeda.

"Ini hujan deras dan lampu padam, gwaenchanha?" Khawatir eunwoo karna Dahyun memang takut akan keduanya.

"Sedikit takut tapi tadi aku menghubungi chaeyoung untuk menemaniku" jelas dahyun membuat eunwoi sedikit lega tapi tetap saja, temannya itu blum mengonsumsi apapun.

"Arraseo, aku matikan dulu annyeong" ucap eunwoo sambil melambaikan tangan.

"Nee.." balas Dahyun singkat.

Ia segera menghubungi chae dan mengatakn apa yg terjadi tadi.

Saat enak berbincang tiba tiba pintu diketuk dan ada suara mesin dari luar.

"Sebentar chae, jangan matikan" perintah dahyun di turuti chaeyoung.

Saat ia membuka pintu, ia kaget melihat eunwoo didepan pintu sambil membawa makanan.

LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang