17.

188 23 1
                                    

*maaf kalau ada kesalahan/kekurangan huruf.

Saat tengah malam dahyun terbangun karna memikirkan ucapan appa nya.

'apakah aku harus melupakannya?,
Apakah aku bisa? Apakah setelah utang appaku selesai hubungan kami juga selesai? Apakah aku harus membuatnya membenciku?' Batin Dahyun memikirkan masalahnya.

Dahyun terlarut dalam masalahnya karna ia sangat bingung apalagi hutang Tn.Kim sudah hampir lunas.

'ani! Aku akan tetap memperjuangkan cintaku, aku yakin appa bisa mengerti' tekad Dahyun kuat.

Dahyun memutuskan untuk keluar kamar sebentar. Sesampainya dibawah ia diam dan gatau mau ngapain. Dahyun memutuskan untuk kembali kekamar.

'pagi'

"Dahyunnie bangunlah, tumben kau telat bangun biasanya kau yg paling awal kalau bangun" heran Sana tapi si empu hanya diam karna masih dialam mimpi.

"Ireona dahyuna palli" panggil Sana sedikit kuat sambil menggoyangkan tubuh kecil istrinya.

"2 menit lagi" tawar dahyun tapi Sana menolak keras.

"Ani dahyunnie kita akan telat" lembut Sana mencoba membangunkan istrinya ini.

"Arraseo arraseo" pasrah dahyun.

Sana buru buru keluar dari kamar karna ia tau apa adengan selanjutnya.

"Eonnie!! Kau harus membayar untuk ini" teriak Dahyun dari dalam kamar karna bajunya tak melekat pada tubuhnya melainkan di atas meja kecil.

"Aku tak berbuat apa apa dahyuna" teriak Sana balik tapi dahyun tak yakin.

Sana memang yg melepaskan baju luar Dahyun karna ketika ia terbangun, Sana melihat Dahyun bercucuran keringat, jadi Sana berinisiatif membuka pakaian luar dahyun dan menutupnya dengan selimut. Kalau masuk angin itu urusan terakhir.

*Kalau masuk angin palingan di kerok.

Saat Dahyun turun, ia selalu berceloteh karna Sana membuka pakaian luarnya tanpa izinnya. Ia terus mendumel bahkan saat memakai sepatu nya.

"Aigo miane dahyuna".

Sana menjelaskan semuanya kenapa ia melepaskan pakaian luar Dahyun tapi dahyun menatapnya dengan tatapan bengong dan tidak masuk akal.

"Pokoknya gitu deh hyunnie, kau sangat cantik dan baik hati, pemaaf, sabar" puji Sana karna ia berpikir Dahyun akan memaafkannya.

"Huh? Tumben memuji, arraseo arrseo aku maafkan tapi kalau lain kali seperti ini lagi, akan ku buang eonnie ke sungai Han" Dahyun pergi menggunakan bus sedangkan Sana menggunakan sopir.

"Sudah menunggu lama?".

"Tidak lama kok, cuma 45 menit" senyum Chae tampilkan. "Yak! Jangan mentang mentang dosen hari ini sering telat, kau juga telat" peringat chae. "Untung kaki kecilku tak patah" lanjutnya ber drama.

Saat bus datang, dahyun kembali melihat pria misterius itu didalam bus. Tapi ia abaikan karna mungkin memang satu tujuan. Dahyun berusaha berpikir positif.

"Chae, namja itu aku selalu melihatnya di area kampus" bisik dahyun pelan sambil memainkan matanya kearah pria yg ia maksud.

Chae yg melihat arah mata dahyun pun pura pura melihat kedepan. Dan benar saja pria itu mentapa kearah mereka berdua dengan tajam dan tak bergerak kemana pun.

"Itu mengerikan" bisik chae diangguki Dahyun.

Sesampainya diarea kampus, DaChae turun tapi untungnya pria misterius itu tak mengikutinya turun.

LelahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang