pit-a-pat
delapan: degup jantung
Semua terdiam begitu Junkyu menyelesaikan cerita panjangnya. Jihoon menoleh pada teman yang lain. Rasanya dia ingin menagih uang makan dagingnya kemarin, tapi nanti saja ini bukan saat yang tepat untuk itu.
Jihoon menghela napas. Semua mata tertuju padanya. Junkyu hanya menunduk lesu, seperti tahu apa yang akan dikatakan sahabatnya itu berikutnya.
"Junkyu.. kau tahu.. aku, mungkin kami, kecewa karena kau berbohong. Tapi, kami tahu kau punya alasan dan kami paham akan hal itu.." Jihoon memulai percakapan serius lima sekawan ini.
Yang lainnya mengangguk. Hyunjin menepuk pucuk kepala Junkyu dan tersenyum kecil.
"Sebenarnya kalau kau menolak ajakanku dengan alasan apapun itu, aku bisa paham.." ujar Hyunjin mendapat tatapan penuh terima kasih dari Junkyu.
Terdengar dehaman dari Jongho. Semua mata tertuju padanya, "kau tahu.. maaf aku suka memaksamu.. tapi karena sudah terjadi hal yang seperti ini, bagaimana kalau kita fokus pada masalah ini saja.." ujar Jongho lalu dia menatap Junkyu dengan serius.
"Kau sendiri, apa yang kau rasakan terhadap Jeongwoo?" Tanya Jongho.
Junkyu terdiam. Ia menatap keempat sahabatnya lalu menunduk. Jujur saja Junkyu juga ingin tahu akan hal itu. Dia merasa perasaan tak biasa akhir-akhir ini, tapi sepertinya itu tidak bisa dikatakan rasa suka.
"Entahlah. Aku.. aku merasa senang karena punya tetangga dan adik yang akrab denganku. Kupikir dia sudah seperti adik kandungku sendiri.."
Semua saling bertatapan. Mencoba mencari jalan keluar.
"Tapi setelah kau meminta dia untuk jadi kekasih pura-puramu, apa yang kau rasakan? Selama kurang lebih satu bulan ini?"
Junkyu kembali diam.
Apa yang dia rasakan? Memangnya apa yang perlu Junkyu rasakan?
"Kau merasa nyaman?" Tanya Yoshi dan dijawab cepat oleh Junkyu. "Bukannya itu wajar merasa nyaman dengan orang yang dekat sekali denganmu?" Junkyu malah tanya balik.
Mereka saling bertatap dan mengangguk sedikit ragu. Junkyu hanya mengedipkan mata, tidak mengerti kenapa pertanyaan itu keluar dari mereka.
"Kalau begitu bukannya kau hanya, kau tahu, take him for granted?" Jihoon berbicara. Ia menatap Junkyu dengan serius. Membuat Junkyu sedikit tertekan karenanya.
"Kau membuatnya menjadi kekasihmu tanpa tahu dia menyukaimu. Lalu setelah tahu dia menyukaimu dan kau menceritakan semuanya kepada kami, bukankah itu artinya kalian tidak akan menjadi 'sepasang kekasih' lagi?" Ujar Jihoon, memberikan fakta yang entah kenapa membuat hati Junkyu sedikit berdenyut nyeri.
Jongho mengangguk, "aku setuju dengan Jihoon. Lalu, karena kau telah menceritakan ini semua kepada kami.. kau juga pasti tidak akan diam dan bilang kepadanya bahwa kita sudah tahu dan kalian tidak perlu lagi untuk pura-pura jadi sepasang kekasih.." ujar Jongho lalu menyilangkan kedua tangannya di atas dada, mencoba untuk berpikir.
Hyunjin dan Yoshi saling bertatapan.
"Junkyu, aku tidak bisa untuk tidak setuju. Dan aku juga tidak bisa untuk tidak meyakinkanmu bahwa mungkin saja Jeongwoo akan menganggap itu sebagai jawaban bahwa kau menolaknya.." ujar Hyunjin.
"Kau bahkan tidak yakin apakah kau akan menerimanya atau menolaknya.." ujar Yoshi juga.
"Kalau begini, kau tidak bisa tanya hal ini kepada kami Junkyu.. hanya kau yang tahu jawabannya.." lanjut Yoshi.
Semua menatap Junkyu yang masih dengan wajah kebingungannya.
"Hatimu tahu jawabannya.." ujar Jongho sambil menepuk pundak Junkyu dan diangguki oleh ketiga sahabat lainnya.
"Oh, dan satu lagi.." Jihoon menyela, "tidak ada orang yang menjadikan adiknya sebagai kekasih, walaupun itu hanya bohongan.."
.
.
.Junkyu menghela napas. Menatap langit-langit kamarnya.
Apa yang mereka maksud dengan jawaban ada di dalam dirinya? Junkyu tidak mengerti. Walaupun Junkyu sadar bahwa benar dia telah memanfaatkan Jeongwoo.
Hanya demi menghindari ajakan kencan buta dan perjodohan dari sahabatnya dia meminta Jeongwoo untuk pura-pura menjadi kekasihnya, tanpa tahu apa yang diinginkan Jeongwoo sebagai imbalannya.
Tapi... Junkyu ingat bahwa Jeongwoo sejak awal juga memilih untuk tidak menerima apapun darinya.
Lagipula apa yang dimaksud tidak ada orang yang menjadikan adiknya sebagai kekasih? Bukankah itu tidak boleh??
Sebentar..
Junkyu terdiam. Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang setelah ia memikirkan bahwa apa yang dikatakan sahabatnya ada benarnya.
Karena Jeongwoo menyukainya, maka dari itu Jeongwoo tidak menginginkan apapun. Tidak masalah untuk Jeongwoo selama ia bisa bersama Junkyu.
Dan itu artinya Jeongwoo tidak pernah sekalipun menganggap Junkyu sebagai seorang 'kakak' tapi, ia menganggap Junkyu sebagai seorang 'lelaki' yang ia sukai.
"Wah, Kim Junkyu kau bodoh sekali.." ucapnya pada diri sendiri, memukul pelan kepalanya beberapa kali.
"Ah, apa yang sudah kau perbuat?" gumamnya dengan perasaan campur aduk.
Dan entah bagaimana Junkyu jadi teringat segala perlakuan manis Jeongwoo terhadapnya. Membuat jantungnya semakin gila dan wajahnya memanas serta merah padam.
Benar-benar jelas bahwa itu bukan perlakuan yang semerta-merta diberikan untuk 'saudara'.
Dari awal ia meminta Jeongwoo sebagai kekasih pura-puranya, sejak saat itulah semuanya adalah salah.
Ia memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya, meratapi kebodohan bahwa selama ini ia tidak menyadari orang yang dekat sekali dengannya sudah menyukainya sejak lama.
"Ah, aku harus bagaimana?????"
Tok tok.
Junkyu menoleh pada pintu kamarnya yang diketuk. "Ya?"
Tidak ada jawaban cukup lama sampai Junkyu hampir saja terjatuh dari tempat tidurnya yang berantakan.
"Hyung, maaf.." Junkyu membeku begitu mendengar suara tidak asing di luar pintu.
"Apa kau punya waktu?"
pit-a-pat
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[re-writing] pit-a-pat ; jeongkyu
FanfictionJunkyu bingung harus membawa siapa sebagai partner undangan pernikahan sahabatnya. Masalahnya kalau tidak bawa partner, Junkyu akan diejek selamanya! Akhirnya, keputusan Junkyu jatuh pada..... dk1317 presents pit-a-pat park jeongwoo x kim junkyu bx...