sepuluh

758 141 5
                                    

pit-a-pat

sepuluh: ulang tahun




Hari ini tanggal 8 September. Ya, benar. Hari di mana geng kecil kita akan mengunjungi pantai dan menginap dua hari satu malam. Jangan tanya menginap di mana karena tentu saja kalian sudah tahu jawabannya.





"Tapi, keren pasanganmu mengizinkan. Padahal kalian, kau tahu, kalian masih dalam fase bulan madu.." itu Jihoon omong-omong, berbicara kepada supir idaman semua orang, Choi Jongho.





Jongho melirik lalu tersenyum, "kalau tidak diizinkan memangnya yang menyetir ini siapa? Hantu?"





Semua tertawa dengan candaan Jongho. Kadang mereka lupa bahwa Jongho sudah menikah. Sebab, tidak habis pikir kenapa Jongho ingin menikah muda. Yah, itu adalah pilihan dia sih.. Mungkin karena tuntutan orang tua? Mana tahu.





Setelah perjalanan yang memakan waktu kurang lebih satu jam, akhirnya mereka sampai di villa tempat mereka akan tidur malam ini.






Yang keluar pertama kali tentu saja Jihoon dengan suara nyaringnya, menyambut aroma pantai walau angin menusuk hingga ke tulang.





Yoshi dan Hyunjin keluar berikutnya, diikuti Junkyu dan Jongho yang mengeluarkan barang-barang kebutuhan mereka.





Omong-omong, sejak terakhir kali, Junkyu dan Jongho agak sedikit canggung. Tapi Jongho tidak marah-marah lagi, sesuai janji agar Junkyu mau ikut hari ini.






Setelah memindahkan barang ke depan teras villa, Junkyu berjalan perlahan menuju perbatasan pantai. Menghirup aroma laut yang sedikit menyegarkan.





Ia mengeluarkan ponselnya, memotret beberapa kali lalu tersenyum tipis.





"Junkyu!" Panggil Jihoon





Junkyu menoleh. Ternyata dia sudah ditunggu untuk masuk ke dalam villa, tidak menyangka bau alam akan menyita kesadarannya untuk beberapa saat. Ia pun berjalan cepat menuju ke mana teman-temannya berada.




.
.
.




Tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka menentukan kamar tidur dan hal-hal lainnya. Bahkan setelah asik BBQ-an dan sedikit minum-minum, mereka kini dalam keadaan yang entah kenapa tiba-tiba saja menjadi serius.





"Junkyu, maafkan aku.." itu Jongho. Ia tidak menengok Junkyu sama sekali, tapi melihat gelas soju dalam pegangannya.





Tapi Junkyu tahu, pemuda itu tulus meminta maaf dengannya dan pemuda Kim itu hanya mengangguk sebagai jawaban.





"Tapi kau tahu, Kyu.. kau juga terlihat aneh beberapa bulan ini.. kau banyak termenung, tidak fokus kuliah, sebentar lagi kita ada tugas akhir, aku hanya khawatir kau kenapa-napa.." aku Jongho lalu menegak habis sojunya.





Semua mengangguk setuju membuat Junkyu merasa bersalah. Tapi mereka ada benarnya, Junkyu memang aneh beberapa bulan ke belakang dan dia sadar telah membuat sahabatnya khawatir.





"Kau bisa cerita dengan kita Kyu.." ujar Hyunjin, sambil mengunyah cemilan, menatap pada Junkyu yang tidak lagi minum karena tahu dia tidak kuat.





"Aku yakin kau juga pasti lupa hari ini ulang tahunmu.." ujar Jihoon, menaruh ponselnya yang menyala karena notifikasi ulang tahun Junkyu.





Junkyu terkejut dan kebingungan. Ia menarik ponselnya, menatap layar yang sudah menunjukkan pukul 00.01 dan tanggal berubah menjadi 9 September.






"Astaga.." ucap Junkyu begitu sadar bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.





"Tuhkan, kubilang apa! Dia pasti lupa!" ujar Jongho agak kesal.






Yoshi dan Hyunjin hanya tertawa sementara Jihoon memaklumi. Mereka sudah menebaknya, bukan, lebih tepatnya Jongho sudah menebaknya sejak sadar bahwa perilaku Junkyu berubah.






"1.. 2.. 3..."





"SELAMAT ULANG TAHUN KIM JUNKYU!!" Sorak mereka berdua lalu satu per satu mendekat untuk menepuk pundak atau mengusap pucuk kepala Junkyu.






"kau mau hadiah tonjokan super?" Tanya Jongho.





"Mau kukenalkan dengan seseorang?" Tanya Hyunjin.





"Jangan lupa traktir ya.." ujar Jihoon.





"Kau mau hadiah apa?" Tanya Yoshi.





Oh, hanya Yoshi lah yang bisa ia andalkan! Mata Junkyu berkaca-kaca. Ia merasakan hangat di tengah dinginnya angin pantai. Semua yang menyadari bahwa Junkyu terharu itu mulai memeluknya erat.





"Ada kami di sini kau tidak perlu khawatir.."





Junkyu rasakan sesak. Ia menahan tangis, tidak mau setelah ini mungkin saja dia diolok-olok. Tapi akhirnya dia membalas pelukan sahabatnya.




Mungkin dia terlalu keras dengan diri sendiri, memilih untuk tidak bercerita karena menganggap itu bukan urusan mereka. Tapi Junkyu sudah kembali sadar, bahwa mereka akan selalu ada di sisi Junkyu sampai kapanpun.





.
.
.




Mata Junkyu sedikit sembab. Dia sempat menangis dan benar, dia diolok-olok. Sekarang hampir pukul dua malam. Junkyu meneguk cokelat hangat dalam genggaman, dengan memandangi langit malam dari pintu kaca ruang tengah.





Ia sendirian omong-omong. Yang lain sedang mencuci piring dan membereskan ini itu, membiarkan Junkyu menenangkan diri dan juga bersantai karena ini hari ulang tahunnya.





Junkyu menoleh begitu ada yang membawakannya selimut lalu ikut duduk di sampingnya.





"Yoshi.."





"Hei.."




Mereka diam sejenak menatap pemandangan bersama. Lalu Junkyu menoleh begitu Yoshi memulai percakapan di antara mereka.






"Kau.. masih memikirkan jawabannya?" Tanya Yoshi lalu menatap Junkyu.






"Huh? Jawaban?" Bingung Junkyu.





Yoshi mengangguk pelan, "jawaban tentang perasaanmu terhadap Jeongwoo. Kau begini karena dia kan?"






Junkyu sedikit kaget lalu mengalihkan pandangan. Menghirup cokelatnya sedikit lalu menatap minuman itu.






"Apa kelihatannya seperti itu?" Tanya Junkyu.






Yoshi tersenyum lalu merangkul pundaknya, "sangat terlihat jelas. Apa yang terjadi saat hari itu? Mau cerita?" Tanya Yoshi.





"Kami juga ingin tahu.."




Junkyu dan Yoshi menoleh ke belakang, menemukan Jongho, Jihoon dan Hyunjin siap dengan bantal dan selimut mereka.




Junkyu tertawa, "kalian berencana untuk tidur di sini, huh?" Tanya Junkyu sambil menunjuk barang bawaan mereka.






"Yup, benar sekali! Kita akan tidur di sini sambil mendengar ceritamu!" Ujar Jihoon penuh semangat.






Junkyu menggeleng tak habis pikir, tapi inilah yang ia syukuri dari berteman dengan orang-orang aneh ini.






Lalu akhirnya malam itu Junkyu kembali memulai cerita panjangnya.




pit-a-pat

tbc

[re-writing] pit-a-pat ; jeongkyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang