tiga belas

1.2K 160 29
                                    

pit-a-pat

tiga belas: hari pertama



Jeongwoo memperhatikan punggung Junkyu yang berjalan tepat di depannya. Sesekali dia tersenyum, sesekali pula dia terkekeh sehingga membuat Junkyu menoleh dengan tatapan sebal.





Junkyu rasa Jeongwoo sedang kerasukan dan rasanya Junkyu ingin cepat-cepat meninggalkan yang lebih muda agar tidak dikira gila.





Sekali lagi Junkyu dengar suara kekehan Jeongwoo dan dia sudah diambang batasnya.




"Jeongwoo.." panggil Junkyu lalu menghela napas. Ia menepuk pundak Jeongwoo yang menatapnya dengan senyum, membuat Junkyu sedikit salah tingkah.





"Ehem. K-Kau tahu, sedari tadi kau tertawa dan tersenyum seperti orang kerasukan.." ujar Junkyu lalu mencoba mengecek suhu tubuh Jeongwoo.





Jeongwoo masih tersenyum, membiarkan Junkyu menyentuh dahinya. Ah, dia rindu Junkyu-nya.





Saat Junkyu hendak melepaskan tangannya, Jeongwoo menahan tangan tersebut lalu mengarahkan Junkyu untuk menyentuh pipinya.





"Tangan Hyung hangat.." ucapnya pelan tanpa berpikir panjang bahwa kata-katanya berpengaruh besar dengan degup jantung Junkyu.





Dengan cepat Junkyu melepaskan tangannya. Ia berbalik untuk kembali berjalan, lebih cepat dari tadi.





Jeongwoo hanya tersenyum dan mengikuti Junkyu tanpa bicara.



.
.
.



"Junkyu, tidak ajak Jeongwoo masuk?"




Junkyu menoleh ke belakang. Rasa-rasanya, Junkyu sudah bilang Jeongwoo untuk segera masuk ke dalam rumah masing-masing. Tapi, KENAPA ANAK ITU MASIH BERDIRI DI DEPAN RUMAHNYA???




Jeongwoo hanya tersenyum, "halo, bibi.." sapanya, membuat Junkyu hanya bisa mengedipkan mata dan tak tahu harus bereaksi bagaimana.





"Ayo masuk Jeongwoo, mau sup rumput laut?" Ajak Ibu Junkyu, menarik tangan Jeongwoo membuat Junkyu semakin tidak tahu harus mengeluarkan reaksi seperti apa.





Jeongwoo duduk manis di meja makan bersama orang tua Junkyu, sementara Junkyu masuk ke dalam kamar untuk menaruh tas dan barang-barangnya yang lain.





Matanya masih menatap punggung Jeongwoo tidak percaya bahwa anak itu di dalam rumahnya, mengobrol haha hihi dengan keluarganya.





"Kau ingat dulu, kalian sering merayakan ulang tahun bersama padahal jarak harinya cukup jauh sekali.." ujar Ibu Junkyu, menaruh semangkuk sup rumput laut di depan Junkyu yang sudah duduk di kursinya.





Ibu Junkyu tersenyum, "dan sekarang Junkyu sudah 23 tahun.."





"Kalau Jeongwoo?" Tanya Ayah Junkyu





Jeongwoo sedikit kaget dengan pertanyaan tiba-tiba, "uhh, 19 tahun paman.."





"Ohh, berarti tahun depan kau sudah legal ya?"





Junkyu hanya mendengarkan obrolan mereka. Junkyu juga baru sadar kalau tahun depan Jeongwoo sudah memasuki umur legalnya. Jarak empat tahun seperti terasa jauh sekali tapi kalau dipikir baik-baik itu tidak jauh.




.
.
.




"Hyung.."




Junkyu menoleh, menemukan Jeongwoo di ambang pintu. Menatapnya yang sedang mengosongkan tas tadi. Junkyu hanya menjawab sekenanya, membuat Jeongwoo masuk ke dalam dan duduk di kursi belajarnya.






"Hyung, weekend ini ada kegiatan?" Tanya Jeongwoo.





"Hmm, sepertinya tidak. Kenapa?"





Jeongwoo diam sejenak, menggigit bibirnya dan menatap Junkyu ragu. Junkyu yang merasa Jeongwoo tidak juga menjawab itu menoleh, menemukan raut wajah canggung pada yang lebih muda.





"... mau jalan?"






Junkyu terdiam.





Oh...





".... huum.." jawab Junkyu singkat lalu kembali sibuk membereskan barang-barangnya.





Tanpa melihat bahwa kini Jeongwoo tersenyum lebar dan berdiri dari duduknya.





"Aku pulang ya, Hyung.." pamit Jeongwoo dan hanya diangguki oleh Junkyu.






Selang tak berapa lama dan begitu yakin bahwa Jeongwoo sudah keluar dari rumahnya. Junkyu merebahkan diri di lantai. Menatap langit-langit kamar sambil memegang dadanya yang berbunyi berisik.





Ting.




Ponselnya berdering, menandakan satu pesan masuk dari Jeongwoo.






Jeongwoo

mulai hari ini, hari pertama kita kan?





Junkyu menghela napas panjang. Menolak untuk membalas pesan tersebut. Ia menutup matanya dengan lengan. Rasanya telinga Junkyu berisik sekali. Berisik dengan degup jantung yang berdetak tak karuan.






Sial. Mana tahu dia bahwa jatuh cinta seberisik ini.






Ting.






Junkyu kembali menatap ponselnya. Dan demi Tuhan, dia punya perasaan ingin membanting benda persegi panjang itu.






Jeongwoo

selamat beristirahat, hyung ❤️







"Park Jeongwoo bodoh!" Teriak Junkyu membuat seisi rumah terkejut.






pit-a-pat

tbc



Haloooo!

Tadinya mau bener-bener ditamatin di sini dan nambah beberapa sequel, tapi kayak tanggung banget, jadi sequelnya dijadiin chapter aja deh nantinya heuheuheu

Karena kemungkin bentar lagi tamat nih yorobun, kalo misalnya temen-temen mau cerita jeongkyu lagi boleh banget rikues mau genre kayak apa + gimana alurnya jg boleh banget

Nanti author hye pilih dan insyaAllah buat (klo ga writer block parah)

Wokeyy, thank you for reading!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[re-writing] pit-a-pat ; jeongkyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang