pit-a-pat
sembilan: kekosongan
Jeongwoo masih diam. Sekitar lima menit berlalu setelah ia diizinkan untuk masuk ke dalam kamar Junkyu. Jeongwoo duduk bersila dengan tangannya yang saling bertautan, juga pandangan menunduk ke bawah.
Junkyu tidak tahu harus bagaimana selain menunggu. Dia tidak bisa menebak apa yang ada dalam pikiran yang lebih muda. Dan tak berapa lama, pemuda Park itu mendongak, menatap mata Junkyu dengan tatapan yang... sulit Junkyu mengerti.
"Hyung.." panggil Jeongwoo pelan. Maniknya terlihat sedih dan bibirnya mencoba untuk tersenyum.
"... hum..?"
Helaan napas kecil terdengar. Jeongwoo memejamkan mata beberapa detik lalu membukanya kembali hanya untuk tersenyum kecil.
Junkyu rasakan gelisah. Jantungnya berdegup kencang.
"Aku.."
"Aku tidak bisa lagi menjadi.. kau tahu.. kekasih pura-puramu. Kupikir aku harus mengatakan ini sesegera mungkin agar.. kau bisa jujur dengan teman-temanmu.."
Junkyu terdiam. Mencoba mencerta kalimat yang dilontarkan oleh yang lebih muda. Dahinya mengerut, "huh?"
Helaan napas kembali terdengar dari Jeongwoo. "Aku cuma datang untuk mengatakan itu. Terima kasih atas waktunya.."
Jeongwoo berdiri dari duduknya. Tanpa melihat Junkyu sedetik pun ia melangkah pergi keluar dari kamar, meninggalkan Junkyu yang masih terdiam dengan perasaan campur aduk.
Tidak bohong. Junkyu rasakan kebingungan. Bingung dengan hatinya yang tiba-tiba nyeri juga bingung pada jantungnya yang berdegup tidak karuan. Ia menggigit bibir lalu menutup mulutnya reflek. Entah kenapa dia tiba-tiba saja rasakan mual. Merasakan guncangan hebat dari ulu hatinya.
.
.
.Setelah saat itu, Junkyu sakit semalaman dan sejak saat itu pula entah bagaimana, ia sama sekali tidak melihat Jeongwoo.
Biasanya Junkyu bisa temukan Jeongwoo ketika pergi atau pulang sekolah. Entah itu dari pagar rumah maupun suara temannya yang menjemput. Tapi entah mengapa kali ini tidak nampak batang hidungnya satu senti pun.
Junkyu juga mencoba keberuntungan dengan berjalan di sekitaran sekolahnya. Barang kali bisa berpapasan dengan tidak sengaja. Tapi sama saja. Junkyu bahkan tidak melihat tanda-tanda Jeongwoo keluar dari pagar sekolah.
Saat liburan musim panas pun, Junkyu baru ketahui beberapa hari sebelum liburan berakhir, bahwa Jeongwoo selama musim panas ini kembali ke iksan bersama keluarganya.
Dan tahu-tahu saja musim gugur telah tiba. Awal bulan September Junkyu sambut dengan hawa dingin yang mulai menerpa kulit. Terlalu dingin baginya, entah mengapa.
Rasanya seperti kosong dan hampa.
.
.
.Junkyu menunduk melihat ponsel di tangannya. Wallpapernya menunjukkan tanggal 2 September.
"Ulang tahun Jeongwoo tanggal 28 ini.." gumamnya pelan sekali.
"....Kyu! Junkyu!"
Junkyu terkejut begitu Jihoon menepuk pundak dan memanggilnya nyaring. Ia hampir saja menjatuhkan ponselnya.
"Kau melamun lagi.."
Junkyu terkekeh pelan, "maaf maaf. Ada apa?" Tanya Junkyu.
Jongho menghela napas. Ia memberikan gesture agar yang lain saja menjelaskan kembali kepada Junkyu apa yang sedari tadi mereka rencanakan.
"Kau kosong tanggal 8 dan 9 nanti?" Tanya Hyunjin akhirnya.
Junkyu berpikir sejenak lalu mengangguk, "mau ke mana?"
"Ke pantai, kau mau?" Tanya Yoshi
Junkyu mengernyitkan dahi, "kalian sadar ini sudah masuk musim gugur kan?"
Yoshi menggangguk, "kita tidak akan mandi, hanya.. kau tahu menghabiskan waktu saja bersama. Rasanya sudah lama sekali kita tidak quality time.."
Junkyu memiringkan kepalanya, menatap keempat sahabatnya dengan bingung.
"Tiba-tiba?" Tanya Junkyu membuat semua tatapan tertuju padanya.
Semua saling toleh, sementara Junkyu benar-benar tidak mengerti karena tidak biasanya mereka mengajak pergi bukan ketika libur panjang.
Jongho menghela napas. Agaknya geram dengan kelakuan Junkyu akhir-akhir ini.
"Pokoknya pergi saja, kalau tidak mau ya tidak usah.." ujar Jongho ketus dan pergi meninggalkan mereka tanpa menoleh kembali.
Junkyu kembali mengernyitkan dahi, "ada apa dengannya? Kenapa dia marah terus denganku akhir-akhir ini?" Tanya Junkyu dengan nada kesal dan heran.
Hyunjin dan Yoshi menepuk punggung Junkyu, "jadi, apa kau ikut?"
Junkyu menoleh lalu menghela napas dan mengangguk. "Huum, tapi janji padaku Jongho tidak akan marah-marah lagi?"
Mereka hanya tersenyum. Jihoon mengusap kepala Junkyu pelan lalu berjalan pergi.
"Aku menyusul Jongho dulu.."
Junkyu melihat punggung Jihoon yang mulai menghilang lalu kembali melihat Yoshi dan Hyunjin yang sepertinya sudah siap untuk pulang.
"Tidak mau menyusul juga?" Tanya Junkyu dibalas gelengan oleh mereka.
"Aku ada kencan hehe.." ujar Hyunjin lalu melambai pergi. Dan kini pandangan Junkyu tertuju pada Yoshi.
Yoshi mengusap pucuk kepala Junkyu pelan, "maaf, aku ada keperluan klub jadi aku juga duluan ya.." pamit Yoshi lalu melambai dan pergi meninggalkan Junkyu sendirian.
Junkyu hanya bisa menatap pintu dimana keempat sahabatnya keluar. Ia menghela napas, menatap ponselnya sesaat lalu memutuskan untuk pulang.
Hari ini pun, dia kembali rasakan kekosongan.
pit-a-pat
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[re-writing] pit-a-pat ; jeongkyu
FanfictionJunkyu bingung harus membawa siapa sebagai partner undangan pernikahan sahabatnya. Masalahnya kalau tidak bawa partner, Junkyu akan diejek selamanya! Akhirnya, keputusan Junkyu jatuh pada..... dk1317 presents pit-a-pat park jeongwoo x kim junkyu bx...