dibelain

10.3K 1.2K 182
                                    

tw// bully, sexual harassment, harsh words.

bullied

Junghwan meringis menahan sakitnya kala seorang senior menonjok kepalanya dari belakang. oh, ayolah. Junghwan hanya ingin menikmati semangkuk mie rebusnya di kantin dengan damai.

seluruh atensi kantin tentu terpusat padanya, pada siswa bernasib malang yang kini mengucurkan darah dari hidungnya; mimisan akibat tak melawan ketika kepalanya ditonjok berkali kali dari belakang.

Junghwan tak memiliki teman disini, ia juga tak tahu harus berbuat apa selain menggertakkan giginya menahan sakit sekuat tenaga.

bugh! bugh!

"orang miskin mah gausah banyak gaya, mending jadi babu aja lo daripada sekolah."

begitu ujar sang kakak kelas, yang bereaksi langsung terhadap mental sang siswa baru. kaki Junghwan amatlah gemetar di bawah sana, hatinya mencelos sakit setelah mendengar kalimat tersebut.

tak ada yang membelanya, tak ada yang mencoba menghentikan aksi berbahaya yang dilakukan sang senior. hal ini berhasil membuat air mata Junghwan keluar tanpa permisi. dan sialnya membuat pemuda bajingan itu merasa senang.

"tonjok lagi aja hoon, sampe bocor kepalanya." begitu provokasi sosok lainnya.

ya tuhan, cukup. baru saja kemarin dirinya merasa sedikit bahagia, kenapa secepat ini tuhan kembali menamparnya dengan kepahitan hidup? tidak bisakah Junghwan hidup nyaman dan bahagia seperti anak anak lain?

srrrrr!

"aah!"

Junghwan mengaduh kepanasan karena semangkuk mie rebus panas itu ditumpahkan pada tangannya. demi apapun, kondisinya benar benar kacau saat ini. dengan panik ia bangkit dari duduknya untuk membasuh tangannya dengan air dingin. si manis itu bahkan tak peduli ketika darah mimisannya mengalir tak berhenti membasahi seragam putih kucelnya.

lagi, Junghwan hanya berdiri di depan wastafel yang ada di depan perpustakaan untuk membasuh kedua tangan serta wajahnya. dengan ragu, ia terpaksa melepas baju seragamnya demi menghentikan pendarahan segar dari hidung.

semuanya jahat, dunia ini terlalu kejam bagi remaja polos seperti Junghwan. tak ada satupun orang yang menawarkan diri untuk membantu atau sekedar memberikan tisu. benar benar, Junghwan berpikir untuk berpindah sekolah saja jika begini. namun sayang, satu satunya kendala hanyalah; biaya.

bung, masuk sekolah negeri pun mesti membayar uang bangunan yang mana jumlahnya tak sedikit. seluruh tabungan Junghwan sudah habis untuk menyelesaikan registrasi agar ia dapat bersekolah disini. berbagai khayalan indah tentang kehidupan SMA yang telah lama terlintas pada pikiran remaja tersebut sudah kandas seketika sejak pertama kali ia menginjakkan kakinya di tempat ini.

kini, remaja manis itu hanya menggunakan kaos kutang berwarna putih sebagai kain yang menutupi tubuh atasnya. sebenarnya pemuda So itu malu bukan main dengan hal ini. telinganya pun tak lepas dari pendengaran tentang gunjingan orang orang kepadanya.

Junghwan baru saja akan membalikkan tubuhnya; berencana untuk mengambil tasnya di kelas dan membolos sekolah karena kondisinya tidak memungkinkan. namun belum juga pemuda berkulit susu itu bergerak, sebuah tangan besar menampar bokongnya dengan amat kencang. hingga menghasilkan bunyi yang kembali berhasil menyita atensi seluruh siswa disana.

bullied; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang