perkara jersey

10.5K 1.1K 169
                                    

bullied

"gue sayang banget sama lo, dek."

begitu ujar sang pemuda berkulit tan sembari mengusak surai hitam yang lebih muda penuh sayang.

ya, pria tersebut sepenuhnya sadar bahwa mereka jarang berinteraksi. pria tersebut sepenuhnya sadar bahwa sang adik kelas masih dalam proses untuk membalas perasaannya. bahkan jika nanti Junghwan memberitahu bahwa ia tak mampu mencintai Jeongwoo, sosok bermata tajam bak serigala itu tak peduli. yang penting adalah satu; Junghwan tetap miliknya dan tak boleh berhubungan dengan orang lain.

lagi, manik tajam yang tak hentinya memancarkan afeksi dari sana itu kini terlihat semakin gila, tenggelam dalam pesona visual sang kekasih yang tengah menutup mata dengan lelap. siapa sangka Jeongwoo yang terlanjur hopeless rupanya tanpa sengaja kembali bertemu sosok yang dicari selama ini— Junghwan, nama yang sering disebut sebut oleh mendiang ibunya.

".... awalnya gue emang fall for your personality, tapi semenjak gue liat langsung muka lo.. i think i'm crazier for your gorgeous face."

begitu puji sang pujangga. bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman miring meski netranya terfokus pada si manis di hadapan.

"semua yang gue lakuin ini.. anggep aja ucapan terima kasih dari mama. mama gue bener bener berterima kasih banget sama lo, Junghwan."

kali ini usapan dari telapak tangan besar itu beralih  kepada pipi mulus pemuda manis itu, Jeongwoo meneguk salivanya menyadari betapa indahnya sang kekasih.

"mama baik banget, ya?"

ditariknya uluran tangan tersebut, Jeongwoo membuang pandangan dari sang junior dan terkekeh pelan sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

"sayangnya gue jahat, dek. lo pacaran sama gue bukannya bahagia malah bakal kesiksa. maaf ya."

Junghwan menjatuhkan rahangnya terkejut, si manis itu benar benar tak tahu harus bereaksi bagaimana kala sebuah kunci rumah dimasukkan ke dalam genggaman tangannya oleh Jeongwoo.

pemuda manis itu baru bangun tidur dan mendapati kekasihnya duduk di sofa sambil terus menatapnya. Junghwan tentu malu dan mati kutu, namun Jeongwoo menghampiri dan menenangkannya mengatakan itu bukan masalah besar. dan tiba tiba saja yang lebih tua mengambil satu tangan Junghwan; kemudian mengeluarkan sesuatu dari saku celananya, dan memasukkannya ke dalam genggaman tangan besar pemilik marga So.

butuh beberapa detik hingga Junghwan menyadari benda itu merupakan kunci rumah. kuncinya pun tak biasa— tampak seperti kunci rumah yang pastinya tidak sederhana. astaga! siswa kelas sepuluh itu bahkan belum sempat menanyakan berapa lama dirinya tertidur dan tiba tiba diberikan kunci rumah. sangat tidak heran mengapa otaknya masih on progress.

siswa kelas dua belas itu tersenyum melihat ekspresi kebingungan kekasihnya, Junghwan yang terus mengedipkan mata— dan menatap Jeongwoo serta kunci rumah itu bergantian merupakan hal paling menggemaskan yang pernah ia lihat.

haduh, Jeongwoo ingin melahap kepala Junghwan saja rasanya. ini terlalu lucu, Jeongwoo tidak kuat.

"itu kunci rumah punya lo. rumahnya ada di sebelah rumah ini kok. nanti gue anter kesana."

bullied; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang