quality time

10.4K 1K 299
                                    

—bullied—

oh astaga, siapapun tolong Junghwan.

Junghwan tak tahu begini rupanya rasanya berkencan. kedua anak adam itu saling— maaf, maksudnya Jeongwoo telungkup di atas tubuh Junghwan dan memeluk kekasih manisnya dengan manja.

paham tidak? posisinya seperti ini lho:

tentu Junghwan tak dapat berbuat apapun selain memainkan surai hitam legam yang lebih tua, dan tak berhenti mencari arah untuk memalingkan pandangannya agar netranya tak bertemu dengan netra sang kekasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


tentu Junghwan tak dapat berbuat apapun selain memainkan surai hitam legam yang lebih tua, dan tak berhenti mencari arah untuk memalingkan pandangannya agar netranya tak bertemu dengan netra sang kekasih.

hari sudah malam, dan besok mereka masih harus sekolah. namun Jeongwoo dengan keras kepalanya memaksa untuk menginap di rumah baru Junghwan. pemuda tampan itu beralasan bahwa dirinya rindu yang lebih muda.

"k..kak.. maaf.. kita harus banget kaya gini?" tanya Junghwan takut takut. mari kita apresiasi keberanian Junghwan untuk melirik mata tajam Jeongwoo.

sementara sang senior terkekeh, lalu mengeratkan pelukannya pada Junghwan dan menghirup ceruk leher yang lebih muda. terlalu intim memang, namun Jeongwoo benar benar melakukannya.

"jangan berontak, gue lagi nge-charge energi." begitu ujarnya tegas.

Jeongwoo menyadari Junghwan meneguk salivanya takut. ia mendapatkan anggukan kecil sebagai jawaban perintahnya.

satu tangan besar Jeongwoo menggenggam tangan yang lebih muda. tangan Junghwan begitu lembut meski pemuda itu pernah menjadi seorang pekerja.

dielusnya punggung tangan Junghwan, lalu ditarik dan ditempelkan ke hidung bangir si tampan— Jeongwoo menghirup aromanya. membuat Junghwan merinding bukan main. ini merupakan pertama kali dalam hidupnya mengalami sentuhan yang terlewat intim dengan orang lain.

Jeongwoo mendongakkan kepala, kembali menatap mata cantik kekasihnya. yang beruntungnya kali ini Junghwan mempertemukan pandangan mereka.

"cakep banget pacar gue. pusing." begitu ucap si pria berkulit tan. yang kemudian mendapat hadiah pat pat di kepalanya.

"Jihoon udah ga pernah ganggu lo lagi kan?" Jeongwoo mencoba membuka pembicaraan. sementara Junghwan menampilkan senyum manisnya dan mengangguk senang. "udah ga pernah lagi kak, makasih banyak ya."

ya, entah bagaimana Jeongwoo berbicara pada senior jahatnya. yang jelas selama sekolah tadi, setelah orang orang mengetahui hubungan keduanya, Junghwan merasa aman karena tak ada yang berani menyentuhnya. tak seperti kemarin kemarin. semoga hari esok dan seterusnya tetap seperti ini.

"tadi kakak nemu jersey aku dimana?"

"tadi gue nangkep basah anak anak kelas sepuluh yang mau buang jersey lo. udah gue omong kok. besok kalo masih diganggu bilang gue aja—

soalnya cuma gue yang boleh ganggu lo."

sejujurnya, Junghwan tak tahu apakah ini menjurus ke arah romantis atau ancaman baginya nanti. namun si manis itu hanya bisa mengangguk angguk seolah paham. ia benar benar takut dengan Jeongwoo. karena pola pikir pemuda satu ini benar benar tak dapat ditebak.

bullied; iksan boys [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang