—bullied—
Jeongwoo mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, pemuda itu hanya mengenakan kaos putih berbalut jaket denim dan celana levis hitam serta sneaker putih. dengan tatanan rambut yang diatur sedemikian rupa, seorang Jeongwoo siap menjemput adik kelasnya untuk mengajak berkencan.
setelah sekian menit motor gedenya membelah jalan raya, kini Jeongwoo harus memasuki sebuah gang sempit tempat rumah Junghwan berada. jantung sang siswa kelas dua belas itu berdetak terlalu cepat malam ini, hanya dengan memikirkan bagaimana berjalannya kencan mereka saja Jeongwoo sudah salah tingkah parah.
ya, pemuda yang terkenal anti romantic ini menyukai Junghwan— bukan, bukan karena tanpa alasan. Jeongwoo memiliki alasan tersendiri mengapa ia jatuh hati pada Junghwan sejak pandangan pertama.
kaki Jeongwoo sedikit gemetar sesaat sebelum ia memberhentikan motornya tepat di depan rumah Junghwan, adik kelasnya itu rupanya sudah siap dan menunggunya di teras.
layaknya adegan dalam sinetron percintaan remaja, Jeongwoo terpaku dan memerhatikan si manis mulai dari atas hingga bawah. Junghwan yang mengenakan sebuah hoodie abu abu dengan celana levis putih dan sepatu sekolahnya nampak begitu cantik dan tampan secara bersamaan.
diam diam, senyuman tipis terulas pada bibir Jeongwoo. pria itu tersentuh dengan effort yang adik kelasnya lakukan. setidaknya, Junghwan menghargai ajakan kencannya dengan berpakaian sebaik mungkin meski Jeongwoo tahu pemuda satu itu tak punya banyak pakaian bagus.
jujur saja, keduanya tak banyak berbincang. tak banyak pula berinteraksi. namun karena Jeongwoo adalah tipikal orang yang bertindak tanpa bicara, ia pun mampu mencapai titik ini; mengajak crush nya berkencan.
"haloo, kakak?"
Jeongwoo tersentak, lamunannya pecah kala ia menyadari sebuah tangan besar melambai di depan wajahnya. rupanya si manis sudah tak sabar. membuat Jeongwoo tersenyum puas dibalik helmnya.
"ayo, naik."
•
Jeongwoo dan Junghwan berdiri tepat di depan gerbang pasar malam. kebetulan sedang ada acara kampanye sehingga pasar malam hari ini lebih ramai dari biasanya.
Jeongwoo menoleh dan menahan senyumnya mendapati yang lebih muda tercengang menatap keramaian pasar saat ini. membuat pemuda tampan itu menggigit bibir bawahnya gemas dan regleks mengusak surai lembut Junghwan.
sial, jantung pemuda berkulit tan itu berdegup kencang dan semakin kencang kala netra keduanya bertemu. Junghwan yang terkejut dan Jeongwoo yang terpesona.
sejujurnya, Junghwan tak bodoh untuk mengetahui apa makna perlakuan Jeongwoo saat ini. setelah bertengkar dengan pemikirannya selama berjam jam. Junghwan mendapatkan jawaban; ada kemungkinan seniornya itu menaruh rasa pada dirinya.
"ah, ayo masuk."
si manis membulatkan matanya begitu sang senior menggandeng tangannya tanpa permisi. masalahnya, gandengannya begitu erat.
ya tuhan, sebenarnya mau pemuda satu ini apasih? berdiam diri ketika Junghwan dirundung di sekolah, namun perlakuannya begitu hangat setelah jam belajar selesai. haruskah Junghwan marah, atau bahagia?
KAMU SEDANG MEMBACA
bullied; iksan boys [end]
Fanfiction"yeee tolol, sembarangan bener lo sama pacar gue." romansa klasik ala anak SMA, yang dikemas dalam bentuk hubungan Jeongwoo- sosok most wanted sekolah dengan Junghwan- korban bully. dom! jeongwoo sub! junghwan (fluff - high school - bully - bxb)