Macan Lapar

7.3K 48 0
                                    

Edgar mengeluarkan tangannya dari selangkangan Elisa.
"Kok udahan, orang lagi enak juga," katanya seperti kecewa melihat Edgar melepas, tangannya.
"Mau sampai, tar diterusin," kata Edgar sambil menempelkan kartu parkir ke mesin parkir untuk masuk ke area parkir apartemen.
"Mana belanjaannya," Elisa lalu mengambil belanjaannya di jok belakang
"Eh ini ATM Sama setruknya, Makasih banyak ya Om," kata Elisa sambil mengedipkan matanya sebelah.
"Genit ih kamu, tadi aja dikejar-kejar mau diperkosa gak mau, saya colmek malah minta terus," kata Edgar sambil menggengam tangan Elisa.
"Ihhh amit-amit Om, bapak tiri saya itu bau jarang mandi, mandi kalau mau gituan ama si Siska , karena diminta siska buat mandi dan gosok gigi, ihhh jorok pokokny, amit-amit," kata Elisa sambil bergidik.
"Kok sama aku mau?" Lirik Edgar yang melihat Elisa tertunduk, ini pertama kalinya dia memegang barang milik wanita lain selain istrinya, tapi malah membuat penasan, apalagi milik Elisa sangat tembem. Bianca itu kurus dia tidak mau gendut, sehingga miliknya pipih, kadang kalau sedang bermain tulangnya lebih terasa dibagian bibir Miliknya dari pada onggokkan daging.
"Kamu pernah gituan ampe masuk gak?" Tanya Edgar begitu keluar dar lift.
"Gak lah, orang keburu ketaun sama ibu, tapi untung gak sampe, kalau gak rugi aku," katanya polos.
"Trus ngapain aja pacaran?" Kata Edgar penasaran.
"Ya paling kaya tadi ciuma sama remes-remes," yang membuat Edgar tersenyum.
"Masuk, " katanya setelah Edgar memasukkan nomor passwordnya.
"Wahhh bagus banget Om tapi kok kaya baru divernis dan di cat sih?" Tanya Elisa karena tercium bau varnish dan chat seperti rumah baru.
"Baru aku beli 3 minggu yang lalu," Edgar menarik kain putih yang menutupi batang-barangnya.
"Itu pantry, nanti aku ajarin kamu cara nyalankan kompornya," Edgar lalu menyalakan Ac di ruangan tengah.
"Ini kamar kamu, kamar mandi didalam. Mandi sana biar wangi ininya," kata Edgar sambil mencolek M*m*k Elisa.
"Ih jangan colek-colek tar aku malah gak jadi mandi," Elisa bergegas kekamar mandi sementara Edgar pergi kekamarnya.
"Kamu pakai kaos saya saja buat tidur, besok kita belanja buat beli baju kamu dan saya." Kata Edgar lalu masuk kedalam kamar dan membersihkan diri.
"Tadi si Om nyuruh gue pake ini, gede banget biarin deh buat tidur ini," Elisa lalu memakai baju tanpa menggunakan BH seperti dirumah, namun sejak ibunya menikah lagi, dia tidak memakai bh hanya ketika tidur saja.
Elisa keluar dari kamarnya, dilihatnya Edgar sudah duduk di ruang TV sambil menikmati secangkir kopi.
"Wah kopinya wangi, mau Om," pinta Elisa sambil duduk disamping Edgar.
"Wangi bsnget kamu, abis keramas juga ya," Elisa menganggukkan kepalanya.
"Kopinya ada dipantry, eh aku tadi ambil cemilan kamu nih," Edgar menunjukan keripik jagung yang tadi Elisa beli.
"Iya Om makan aja," katanya sambil membawa kopi yang dia buat dan meminumnya sambil berdiri.
Edgar terbatuk, gadis dekil tadi sudah hilang berubah menjadi gadis seksi. Baju kaos miliknya menjadi seperti baju tidur dengan panjang sepaha yang jika dia mengangkat sedikit saja sudah pasti dalamannya terlihat, namun kaos tipis itu mencetak pentil Elisa yang membuat si ucok milik Edgar bertambah tegang.
"Minum jangan berdiri, gak bagus, sini," Edgar menepuk sofa disampingnya. Elisa lalu menyimpan gelas kopinya di meja disamping sofa.
"Bagi Om," Elisa menyomot kripik jagung yang sedang dinikmati Edgar.
"Kamu sering beli kaya ginian," tanya Edgar sambil memberikan keripik jagung yang dipegangnya pada Elisa.
"Sering kalau abis dapet uang," katanya membuat Edgar memandang Elisa.
"Jangan ngeres otaknya, aku cari uang halal ya ngerjain PR sama Tugas temen-temen aku, mereka itu anak orang kaya tapi males, nah aku masuk sana aja jungkir balik biar dapet Beasiswa jadi gak masalahkan dong kalau aku mengkomersialkan otakku." Katanya bangga.
"Kamu gak niat kuliah gitu atau kursus?" Tanya Edgar penasaran.
"Nggak ah cape taun depan aja kalau gak males," katanya sambil menaikan kakinya duduk bersila yang membuat paha mulusnya terekspos.
"Trus kamu maunya ngapain, apa mau ngewe aja tinggal ngakang gitu ," kata Edgar sambil mengelus paha mulus Elisa.
"Gak ah, sama aja itu seperti pelacur itu sih, maunya ngewe pake hati," kata Sambil menaikan kakinya ke sebelah paha Edgar.
"Kalau gitu ngewenya ama aku aja, tapi janji gak mau di colok ama yang lain, kalau ngewe ama yang lain aku kasihin kamu sama bapak kamu, biar dia ngewe kamu," kata Edgar yang mulai merangsek tangannya kedalam kaos Elisa.
"Serius? tapi Om Juga Ngewenya cuma ama aku, janji," Elisa memberikan kelingkingnya pada Edgar sementara Elisa sudah duduk diatas pangkuan Edgard .
"Janji,"katanya sambil menautkan Kelingkingnya dan langsung melumat Bibir Elisa yang sedari tadi sudah menggodanya.
"Aah... om," katanya ketika pentilnya dipilin dan dimainkan oleh tangan Edgar,"
"Enak?" Enakan mana ama mantan kamu?" Tanya Edgar sambil mencium leher jenjang Elisa.
"Om lah," katanya membalas lumatan Edgar tidak kalah ganas.
"Memek kamu bener nih belom pernah di entot sama orang lain?" Tanyanya masih terus penasaran karena keahlian mencium Elisa sudah seperti yang sangat mahir.
"Belom Om paling dicolmek sama dimasukin jari doang," katanya jujur.
"Kamu gak dicelana juga yah?" Tanya Edgar terkejut ketika hendak meraba kepemilikan Elisa.
"Gak, abis tadi bilang Om mau nerusin dirumah, makanya daripada ngotor-ngotorin meningan gk usah pakai aja deh," katanya sambil mengesek-gesekan kemaluannya ke milik Edgar yang juga sudah menegang.
"Tete kamu gede, mwmwk kamu tembem pantes aja bapak kamu pengen ngewe kamu," katanya sambil menaruh tubuh Elis disofa.
"Buka bajunya," pinta Edgar sambil menarik baju milik Elis sehingga dia sudah telanjang bulat.
"Om juga buka kaosnya," Edgar berdiri lalu menbuka baju juga celana boxernya yang ternyata juga tidak pakai apa-apa lagi.
"Waah gede banget tititnya," Elisa langsung meraba milik Edgar.
"Ini kontol namanya kalau titit punya anak kecil," Edgar lalu menyuruh Elisa mengemut miliknya.
Segera Elis bangun dan langsung memposisikan dirinya dibarang milik Edgar, dulu pacarnya sering minta seperti ini tapi milik pacarnya it
u tidak sebesar dan berurat seperti milik Edgar.
"Aajhh terus sayanng acjghh enaj," Edgar yang lebih sering melakukan percintaan konvensional, tentu saja hal itu membuatnya merasa sangat luar biasa nikmat
Dia mengambil semua rambut Elisa, agar tidak terganggu pergerakannya.
"Terus sa sa yang achhhh... Edgar mengeluarkan cairannya karena sudah tidak tahan namum Elisa menelanya dan menyapu hingga bersih.
"Enak yah?" Tanya Edgar tersenyum lalu mendorong tubuh Elisa agar terlentang.
"Sekarang Daddy yang membuat kamu berteriak enak," Edgar melihat mata Elisa yang sudah mulai sange.
"Buka kakinya sayang ngakang, Daddy pengen liat punya kamu," Edgar mencolek-colek Memek Elisa yang sudah basah lalu mengelusnya.
"Nanti bulu Memeknya Daddy cukur yah," katanya sambil terus menggosok-gosok tangannya diklitoris miliknya.
"I yahhj," jawabnya sambil menikmati elusan tangan Edgar.
"Jilat Dadd," pintanya karena Edgar masih asyik memainkan klitorisnya

Baby hotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang