Dengan susah payah Edgard membawa belanjaannya kedalam unit apartemennya, namun pintunya terbuka sebelum Edgar memasukan pasword.
"Loh kok kamu tahu kalau aku sudah mau pulang?" tanya Edgard ketika melihat Elisa yang membuka pintu apartemennya
"Feeling dong Daddy," ujar Elisa sambil terkekeh, namun pertanyaan Edgard akhirnya bisa terjawab, dia lupa kalau kalau kemarin dia Baru saja memasang CCTV di depan pintu kamar apartemennya agar bisa tahu siapa yang datang.
"Benda itu sangat canggih, aku bisa melihat siapa yang datang, termasuk kekasih hatiku. Karena melihat dia membawa barang yang banyak makanya aku membantu membukakan pintu. Kira-kira Daddy membeli apa ya?" ujarnya dengan gaya yang sangat centil sehingga membuat Ega sangat gemas lalu dia menaruh semua belanjaan yang tadi dia beli dari mall lalu langsung memeluk Elisa.
"Wah kok nggak pakai BH sih sayang," ujar Eiger sambil meremas lembut tete Elisa yang kenyal itu.
"Lagi pengen... Habisnya aku tadi nggak sengaja nonton film di laptop yang Daddy belikan untukku," ujar Elisa membalas pelukan Edgard.
"Wah pasti kamu nonton film porno ya kalau gitu bisa kita praktekkan dong," ujar Eiger sambil terus meremas buah dada Elisa yang makin hari makin besar karena sering dia remas.
"Siapa takut," ujarnya sambil meraba burung Edgard dan meremasnya.
"Kamu kayanya lebih tertarik ngewe dari pada belanjaan yang aku beli sayang ," ledek Edgard sambil menjatuhkam diri disofa sementara Elsa jadi berada diatas tubuhnya.
"Itu bisa nunggu sayang," ujarnya sambil menggoyangkan pinggangnya, Elisa sepertinya mudah terangsang jika bersama Edgard karena dia tidak pernah menolak bahkan melayaninya dengan senang hati, dia juga tidak pernah membantah jika harus melakukan gaya percintaan seperti semalam edgard menyuruh jongkok didepan wajahnya lalu Edgard sibuk menjilatinya memeknya yang membuat Elisa menjerit nikmat bahkan tidak keberatan ketika cairan milik Elisa tumpah diwajahnya.
"Mau coba tidak," tanya Elisa ketika ciuman mereka terlepas.
"Tapi aku punya film yang lebih bagus lagi, Kamu mau nonton nggak sambil kita Praktekkan," ujar Edgard kemudian mencium leher Elisa dengan gemas dan meninggalkan tanda di sana.
"Aaah Daddy stop," ujarnya berteriak manja kala Edgard menjilati lehernya.
"Ayo kita tonton sayang," ujarnya. Edgard tidak suka menonton film porno aneh-aneh bahkan dia lebih suka menonton film porno yang ada jalan ceritanya.
"Kok Daddy nggak pernah cerita kalau punya film bagus seperti itu? " tanya Elisa ketika menonton film yang diputar ditv besar dikamar Edgard.
"Rencananya baru aku akan tunjukkan padamu kalau aku sudah kehabisan ide, sekarang masih banyak pelajaran yang aku harus berikan padamu atau begini saja kita praktekkan nanti di Bali, sekarang yang biasa saja kita prakteknya," ujar Edgard kemudian memasukkan tangannya ke Balil kaos milik Elisa yang memang lumayan besar sehingga hampir seperti daster di atas lutut.
"Ah Daddy," ujar Elisa ketika Edgard meremas bokong kenyal milik Elisa.
"Memek kamu sudah basah ya soalnya habis nonton film gituan," ujar Edgard sambil memasukkan tangannya lewat belakang mengarah pada klitoris milik Elisa yang membuat Elisa langsung mendesah dan memeluk erat leher karena jari tengah Edgar sudah bermain di sana.
"Ngewe sama Daddy selalu bikin nagih, aku kalau nonton ginian pengen langsung pratek sama Daddy aaahjj Dad," ujar Elisa mendesah nikmat ketika Edgar mengosok dengan gemas klitoris Elisa.
"Kamu nungging," perintah Edgard sambil turun dari tempat tidur dan membuka pakaian serta celananya yang sudah sesak akibat miliknya yang sudah membesar dan memberontak untuk masuk kedalam sarangnya.
Elisa mengikuti perintah Edgard menungging.
"Pantat kamu seksi banget sih sayang" ujarnya sambil melepas celana renda tipis yang digunakan Elisa lalu membantu melepas kaos Elisa.
"Nungging lagi agak lebarkan kakinya ," ujar Edgard yang semakin terangsang melihat mwmek tembem milik Elisa dan siap dieksekusi.
Edgar berjongkok lalu menjilati memek Elisa dengan rakus yang membuat Elisa terus mendesah.
"Aahjj sayang ini nikmat ahh masukan saja kontol mu Daddy aku tidak tahan, kurang puas aku," ujar ELisa yang membuat Edgard berdiri lalu mengurut miliknya dan memasukan kedalam milik Elisa yang sudah basah dan siap dieksekusi dalam satu kali hentakan yang membuat Elisa menjwrit nikmat.
"Sodok yang dalam Dad ," ujar Elisa yang membuat Edgard terus meningkatkan sodokannya karena permitaan Elisa sampai akhirnya mereka ambuk karena mencapai pelepasan.
"Cape ya sayang?" Tanya Edgars sambil merapikan rambut Elisa yang berantakan.
"Ayo bersihkan sana, aku lapar nih," ujar Edgars sambil menepuk bolong Elisa.
"Aku masak rica-rica, sambal dan cah kangkung Dad," ujarnya kemudian turun dari tempat tidur dan berlari kekamar mandi.
"Dia selalu masak untukku, dan masakannya selalu nikmat sama nikmat dengan tubuhnya," ujar Edgard sambil terkekeh.
Setelah 30menit Elisa leluar dari kamar mandi rambutnya digelung menggunakan handuk dia sudah segar kembali
"Ayo sama Daddy mandi dulu aku siapkan untuk kita makam malam," ujar Elsa mengambil dres mini sepaha dan tak lupa menggunakan dalaman.
"Iya sayang Daddy mandi dulu." Edgar masuk kamar mandi sedangkan Elisa memunguti pakaian mereka yang berserakan dilantai, memasukannya kedalam mesin cuci kemudian menyalakan mesin cuci, dia sudah mahir menggunakan mesin cuci karena belajar dari Edgard lalu dia berjalan kearah pantry untuk menyiapkan makan malam mereka, tadi ketika Edgar mengabarkan sudah arah pulang Elisa langsung mengolah kangkung, agar masih hangat ketika dimakan, namun karena diseling dengan kegiatan olah raga sebelumnya akhirnya sang kangkung sudah tidak terlalu panas. Elisa lalu menghangatkan ayam rica-ricanya kemudian barulah dia menyiapkan piring dan air minum hangat untuk Edgard.
"Wah wangi sekali sayang," ujar Edgard sambil menarik kursi makan dan menanti Elisa melayaninya.
"Kangkungnya sudah tidah panas Dad padahal aku masak pas Daddy bilang otw," ujar Elisa sambil menyendokan nasi kepiring Edgard.
"Nasi dan ayamnya kan panas, jadi tidak apa pasti tetap nikmat," ujar Edgar benar saja dia menikmati masakan Elisa dengan lahap bahkan nambah, Elisa tersenyum melihatnya pria tampan didepannya ternyata sangat menyukai makanan rumahan apalagi buatannya.
Edgard membantu Elisa mencuci piring bekas sisa makan malam mereka semua ludes termasuk sambal buatan Elisa.
"Sepertinya aku harus berolahraga sungguhan agar perutku tidak buncit, karena masakanmu tidak bisa membuatku menolak untuk memakannya, terima kasih Sayang," ujar Edgar mencium pipi Elisa yang sedang menyiapkan teh hangat untuk
Edgard.
"Kenapa kau suka melayaniku? Aku bukan memintamu menjadi pembantu untukku, tapi aku memintamu untuk menjadi kekasih hatiku selamanya," ujar Edgar merengkuh tubuh Elisa lalu mencium ujung kepalanya.
"Aku mencintaimu, karena itu aku suka melayanimu, karena menurut nenekku, pria tidak hanya perlu dilayani ininya tapi juga ininya," ujar Elisa meraba milik Edgar hingga keperut.
"Aku tidak suka jika dirimu memuji restoran orang lain sayang," ujar Elisa lalu mengecup bibir Edgar dengan lembut.
" Aku tidak akan pernah memuji restoran orang lain selama kau masih memasak untukku Sayang. Oh ya buka dulu belanjaanku tadi, dan di dalam koper itu ada barang-barang yang sengaja aku belikan untukmu, kode kuncinya 1 2 1 2 1 2, " ujar Edgar menunjuk pada sebuah koper abu-abu tua yang lumayan besar yang tadi Edward beli di pusat perbelanjaan.
Elisa lalu mencoba satu persatu semua yang dibelikan Edgard untuknya kecuali lingeri dan pakaian dalam, namun semuanya sangat seksi.
"Daddy besok aku mau pakai ini," sebuah pakaian seksi namun terlihat cocok untuk Elisa yang membuatnya terlihat menjadi lebih dewasa, celana panjang leging tebal dengan baju over size serta model leher sabrina.
"Ya boleh sayang tapi dipesawat itu dingin, sebaiknya kau pakai syal untuk menutupi lehermu juga," ujar Edgard mengingatkan.
"Ini sih gampang. Aku sudah beli alat make up anti air kata mbaknya, jadi tidak masalah karena aku bisa menutupinya dengan ini," ujar Elisa menunjukan cushion yang sekali tempel menutup bekas gigitan Edgard
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby hot
RomanceWarning only 21++ seorang gadis bernama Elisa yang kabur dari rumah orang tuanya karena sang ayah tiri yang nyaris memperkosanya, tubuh sexinya membuat semua pria menginginkannya tanpa sengaja ditolong oleh Edgar pria kesepian yang ditinggal lari o...