selalu memberi kepuasan.

4.3K 22 0
                                    

"Tadi Bianca datang kekantorku, dia marah-marah karena aku mengurus perceraianmu, dia mengatakan akan membayarku jika aku mau menghentikan proses ini, lalu aku katakan padanya seorang pengacara harus profesional siapapun yang meminta bantuan harus dibantu, bukan hanya masalah uang," ujar Bens sahabat sekaligus pengacara pribadi Edgar.
"Memangnya dia punya apa untuk membayarmu, kartu kredit dan tabungannya sudah aku blok jadi aku rasa dia hanya menadahkan tangannya pada Andi. Dia tidak tahu saja kalau sedari dulu Andi menempel padaku seperti lintah karena semua yang dia miliki adalah pemberianku, tapi sudahlah," ujar Edgar ingin melupakan masa lalunya itu
"Kau ingin tau dia mau membayar apa padaku?" Tanya Bens membuat Edgar menaikan alisnya sebelah.
"Apa?" Penasaran juga ternyata Edgar.
"Tubuhnya hahahaha, dia gila apa bagaimana? Mana aku tertarik dengannya, istriku jauh lebih mempesona darinya aku saja sampai heran padamu kenapa kau bisa jatuh cinta dengan perempuan itu, apakah kau mendapat perawannya?" Tanya Bens meledek Edgar. Sementara Edgar tidak menjawab ternyata dugaannya tidak salah.
"Entah lah tapi begitu aku melihat dia sedang bergumul dengan lelaki lain rasa cintaku padanya langsung menguap." Perkataan Edgar bisa dimaklumi.
"Sepertinya peletnya habis dan dia lupa men chargesnya," ujar Bens kembali tertawa.
"Ya sudah kalau begitu aku pulang dan aku juga tidak akan pernah datang kepersidangan itu, jangan persulit persidangan selama dia tidak menginginkan rujuk denganku, dan satu hal harta gono  gini hanya rumah yang kami tinggali dan mobil yang dia bawa, kalau dia mau semuanya silahkan asal tidak menyentuh perusahaanku karena perusahaan  itu ada sebelum aku menikahinya," ujar Edgar sambil bersiap untuk pulang
"Kau mau kemana?" Tanya Bens melihat Edgar memasukan dokumen dan mematikan laptopnya.
"Pulang, istirahat. Besok pagi aku ada pekerjaan ke bali," ujar Edgar yang belum menceritakan tentang Elsa pada Bens karena dia ingin masalah perceraiannya beres dulu, barulah menceritakan tentang Elsa sekaligus untuk melamarnya menjadi istrinya.
"Padahal tadinya aku ingin mengajakmu ke klub, untuk menghilangkan perasaan sedih dan kecewamu," ujar Bens sambil berdiri dari sofa tamu yang ada diruangan kerja milik Edgar.
"Hahaha  apakah wajahku terlihat seperti orang kecewa atau sedang bersedih, karena di khianati oleh perempuan yang tidak tahu diuntung itu?" Tanya Edgar yang membuat Bens baru menyadari sedari kemarin tidak ada wajah sedih apalagi frustasi dari wajah sahabatnya itu.
"Life must goes on bro," ujar Edgar dengan santai yang membuat sahabatnya terbengong karena sahabatmya cepat sekali move on.
Merek akhirnya pisah di basement perusahaan milik Edgar.
"Kita kemana Pak?" Tanya sang supir yang melihat Bosnya sudah beberapa hari ini bahagia, bahkan dia tidak menduga kalau Bosnya masuk ke apotik untuk membeli pil pencegah kehamilan dan pil kb, dia berpikir Edgard akan membeli aspirin agar menyembuhkan sakit kepalanya.
"Aku ingin ke mall sebentar, aku ingin ke toko roti karena kalau malam perutku suka lapar," ujar Edgar beralasan.
"Baiklah Pak,"  ujar supirnya kemudian melaju ketempat yang dikatakan Edgar tadi.
Edgar turun dilobi Mall sementara supirnya ke basement untuk memarkirkan mobilnya.
Edgar masuk ke dalam gerai pakaian dalam wanita yang terkenal mahal, kemudian meminta diambilan beberapa lingeri  berukuran m termasuk celana dalam dan branya.
"Sepertinya bapak sangat hafal dengan ukuran istri bapak," ujar salah satu pelayan ketika dia sedang memasukan pesanan Edgar kedalam paper bag.
"Tentu saja, apa mesti tunggu orang lain yang hafal? Aku yang hafal saja pernah disalip orang, apalagi tidak hafal," ujar Edgar sekenanya membuat para pelayan hanya bisa saling melirik.
Setelah membayar dengan jumlah yang lumayan fantastis, edgar kemuduian menuju ke toko roti dia membeli roti isi namun karena tidak tau apa kesukaan Elsa diapun meneleponnya.
"Hai sedang apa sayang?" Edgard menggunakan video call untuk memghubungi Elsa.
"Baru selesai mandi, Daddy dimana?" Jawabnya manja.
"Daddy ditoko roti, kamu mau roti apa?" Edgar membalikan kamera videonya kearah roti yang berjajar dan terlihat menggiurkan.
"Aku mau roti isi daging, sosis sama keju ya Daddy, eh sosisnya gak usah aku mau sosis punya Daddy saja," ujarnya terkekeh.
"Kau ini, ya sudah Daddy belikan ya, sekarang daddy tutup dulu panggilannya." Ujar Edgar yang hendak mematikan panggilannya.
"Eh tunggu Dad!" teriak Elisa yang membuat Edgar menahan pengang dikuping karena Elisa berteiak cukup keras, sedangkan dia menggunakan haed set.
"Ya tuhan pelan-pelang bicaranya kupingku sakit ini sayang," rajuk  Edgar sambil melepas head setnya.
"Maaf Daddy, nanti aku obati deh kalau sudah dirumah, aku mau nitip belikan anggur dan jeruk serta es cream boleh?" Pintanya sambil menaruh dua tangannya didada.
"Es creamnya beli di mini market dibawah saja ya sayang, kalau jeruk dan anggur nanti Daddy belikan deh," ujar Edgar sambil tersenyum.
Belanjaan Edgar lumayan banyak, akhirnya dia memanggil supirnya karena Edgar juga membeli beberapa pakaian dalam untuknya kemeja dan baju santai dia juga membelikan pakaian santai untuk Elisa dengan potongan yang seksi.
"Aku harus membeli koper besar untuk besok, sebaiknya aku beli dulu dan memasukan pakaian Elisa kedalamnya agar si Mahmud tidak curiga." Edgar berjalan kearah gerai penjualan koper, setelah mendapatkan yang ia mau dia lalu meminta petugas untuk memasukan paper bag kedalam tas kopernya.
"Kau bisa masuk kedalam aku didekat toko donat, baawaanku banyak dan ada yang lupa belum aku beli," ujarnya meminta supirnya untuk masuk kedalam dan membawakan belanjaannya 10 menit kemudian Mahmud sudah mengambil alih semua barang bawaan Edgar dan membawanya ketempat tadi dia memarkirkan mobil.
"Beli apaan aja sih nih Bos banyak banget," ujar Mahmud yang sering mengantar Edgar ke Mall tapi tidak pernah belanja sebanyak ini.
Edgar lalu masuk kedalam conter sepatu lalu kembali menelpon Elisa.
"Daddy kalau mau ke Mall kenapa gak ajak aku," rajuk Elsa ketika Edgar menujukan sepatu keluaran terbaru dari adidas pada Elsa.
"Daddy gak rencana sayang, cuma besok harus ke Bali jadi kita harus bawa beberapa pakaian untuk disana, kamu juga cuma punya satu sepatukan sayang, makanya Daddy belikan cuma gak tau ukuran kaki kamu berapa?" Ujar Edgar berterus terang karena dia belum mengabarkan rencana ini.
"Oooh," ujar Elisa sedih.
"Kok kamu murung gitu, gak seneng Daddy ajak ke Bali," ujar Edgar yang tidak mungkin dia pergi sendiri bisa-bisa si ucok menderita.
"Maksud Daddy aku diajak, serius Dad?" Tanyanya tidak percaya.
"Tentu saja sayang, kalau kamu gak ikut nanti gak ada temen kelonan," ujar edgar sambil tersenyum.
"Ya udah aku mau yang biru tua, nomor 38 cepet pulang ya Daddy muach... muach," ujarnya kemudian sambunganpun putus. Edgar membeli dua pasang sepatu untuk Elisa, satu pasang untuknya serta sepatu sandal.
sepasang untuk dirinya dan Elisa.
"Apa perlu saya bantu bawa keatas  pak, ketika Mahmud menurunkan belanjan Edgar dari bagasi mobil.
"Tidak usah kau ambilkan itu saja, agar aku bisa membawanya keatas," mahmud lalu mengambil troli yang dekat dengan lift yang menang disediakan jika ada penghuni apartemen berbelanja banyak.
"Ini buatmu, dan besok selama dua minggu tidak usah jemput aku karena aku mau ke Bali dan tidak perlu diantar karena besok aku akan dijemput temanku," Edgar berbohong untuk perkataan yang dijemput, karena dia akan membawa Elsa, lagi pula besok penerbangan santai, dia akan menggunakan pesawat jam dua siang.
"Baik Pak kalau begitu, terima kasih untuk uang jajannya," ujar Mahmud yang tidak tahu Edgar memberi berapa karena setiap habis mengantar Edgar diluar jam kerja Mahmud akan mendapatkan uang tambahan dari Edgar.
"Jangan lupa 3 hari sekali mobilnya dipanaskan dan ingat jika istriku tanya dimana aku tinggal bilang tidak tahu, kalau kau  sampai beritahu akan tau akibatnya bukan?!" ujar Edgar pada Mammud menfingatkan kembali.
"Siap tuan aku akan bilang anda pindah-pindah hotel setiap hari," ujar Mahmud mengulangi perkataan yang pernah diajarkan oleh Edgar.
"Cakep, ya sudah aku masuk dulu," kemudian Edgar berjalan kearah lift sambil mendorong bawaanya sedangkam makmud landsung kearea parkir motor untuk membawa pulang  si jago merahnya

Baby hotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang