kangen

3.2K 19 3
                                    

Setelah merapikan file pekerjaan dan tidak akan ada meeting disiang hari, jam sudah menunjukan pukul 2 dengan alasan hendak mengurus sesuatu diluar Edgar, ia sebenarnya ingin pulang segera kerumah.
"Aku langsung pulang setelah bertemu dengan salah satu kolega, dan untuk lusa tolong jadwal keluar kota kau serahkan pada Andi, aku ingin dia mulai bisa mengerjakan pekerjaan lapangan juga," ujar Edgar pada sekretarisnya.
"Baik Pak, lalu bagaimana kalau ibu Bianca datang kemari, karena anda tidak mau mengangkat telponnya?" Tanya Denis sekretaris sekaligus asisten pribadinya.
"Katakan saja aku tidak ingin bertemu dengannya lagi, tunggu saja dipengadilan agama nanti," ujar Edgar bergegar berjalan kearah Lift, membuat Dennis hanya bisa menggarukan kepalanya yang tidak gatal Sepertinya Edgar sudah tidak tahan, dia benar-benar sudah rindu, bukan hanya kepada kehangatan pelukan Elisa tapi juga senyum manis serta manja Elisa padanya
"Sayangg aku kangen," suara seseorang langsung memeluk Edgar ketika Edgar belum lama keluar lift.
Wajah yang terlihat sedang bahagia langsung berubah beku. Dengan kasar Edgar melepaskan pelukan Bianca.
"Sayang kau jahat sekali, sejak kapan kau jadi kasar padaku," ujar Bianca hendak memeluk Edgar kembali namun langsung ditepisnya
"Sayang maafkan aku, aku tau kau tidak akan bisa hidup tanpa aku, jangan ngambek gitu. Kita sewa hotel yuk," rayu Bianca, yang biasanya Edgar akan luluh jika dia mengajaknya bercinta.
"Aku sudah bukan suami yang bisa luluh ketika kau membuat ulah hanya dengan menarikku keatas ranjang, lagi pula bukannya menurutmu aku payah tidak bisa memuaskanmu seperti pria-pria yang bisa kau ajak tidur? Lagi pula untuk apa aku bercinta dengan perempuan yang lobangnya becek dan sudah tidak kencang lagi dalam menjepit milikku, longgar seperti karet yang sudah melar, awalnya aku pikir karena kau sudah sering bercinta denganku, ternyata punyamu longgar dan becek karena kau sering dientot banyak pria. Sepertinya aku harus memeriksakan diriku kedokter kelamin agar aku tahu aku terkena penyakit kelamin atau tidak," ujar Edgar menjauhkan wajahnya dari telinga Bianca yang awalnya dia mengira Edgar akan menciumnya.
"Kau kurang ajar," Bianca hendak menampar Edgar namun ia berhasil menangkap tangannya.
"Jangan sentuh aku lagi, dan aku mentalak 3 dirimu mulai hari ini," ujar Edgar lalu di berjalan menjauh sambil meminta sekuriti untuk menahan Bianca agar tidak mengikutinya.
"Edgar aku jamin kau akan menyesal jika menceraikanku," teriak Bianca yang membuat pegawai yang berada disana menatap ke arah Bianca, mereka memang tidak suka dengan Bianca yang tidak pernah menyapa apalagi tersenyum pada pegawai seperti mereka, bahkan tak jarang dia memperlakukan security atau cleaning service tidak manusiawi.
"Apa kalian lihat-lihat mau saya pecat," teriaknya yang membuat resepsionis yang biasanya tertunduk takut malah tersenyum mengejek kearahnya.
"Lihat saja besok kalian yang ada disini akan aku pecat," ujar Bianca berteriak lalu berlari keluar berharap Edgar akan menunggunya dan meminta maaf seperti biasa jika dia merajuk.
"Anda cari siapa Nona, supir anda? coba nanti saya carikan, nomor mobilnya berapa," tanya Security yang membuat Bianca naik pitam.
"Kau menghinaku ya aku naik taksi tadi kesini, lihat saja nanti kalau aku sudah menjadi direktur di perusahaan ini kalian yang tidak berguna akan aku pecat," ujarnya lalu berjalan keluar halaman kantor untuk menyetop taksi, sementara Security yang berniat membantunya hanya bisa mengaruk-garum kepalanya yang tidak gatal, karena dia tidak mengerti permasalahannya.
Sementara itu Edgar yang menyetir mobil sendiri, akhirnya sampai juga diapartemennya.
Edgar memasukan kunci password dan kemudian masuk kedalam apartemennya, dilihatnya Elisa berpakaian celana pendek dan kaos crop top sedang asyik menontom drama korea sambil memakan cemilan keripik jagungnya.
"Kamu dapat baju dari mana? seksi amat," ujar Esgar sambil duduk disofa dan melepaskan ikatan dasinya
Kemudian tangannya masuk kepunggung Elisa membuat Elisa tersenyum pancingannya berhasil Edgar pulang dan langsung menubruknya.
"Aku pikir kamu gak pake Beha," ujar Edgar sambil menarik Elisa untuk duduk dipangkuannya.
"Aku membelinya dibawah, disayap kanan ada pameran aku membeli beberapa potong pakaian begitu juga dengan dalamnya." Cerita Elisa sambil bersandar didada Edgar.
"Kok kamu tau disana ada pameran?" Tanya Edgar karena dibawah memang ada restoran, kafe bahkan mini market.
"Aku tadi ingin beli kopi, lalu turun kebawah ternyata ada banyak toko dan restoran lalu ada orang yang mengatakan kalau disayap Kanan ada pameran umkm, makanya aku kesana," ujar Elisa sambil memainkan dagu Edgar yang ditumbuhi bulu walau tidak banyak.
"Ooh, ya sudah besok kan libur kita ke Mall cari baju dan sepatu yang kamu suka, juga keperluaran kamu lainnya," ujar Edgar sambil mengelus paha Elisa.
"Tadi katanya gatel, minta disodok,"ujar Edgar sambil membelai kepemilikan Elis yang membuat Elis mengigit bibir bawahnya.
"Iya tadi gatel banget, akhirnya aku siran pake air hanget, enak banget lama-lama ilang gatelnya," ujar Elisa bercerita mengatasi rasa gatalnya.
"Enakkan mana sama jilatan lindah Daddy," tanyanya sambil memasukan tangannya kedalam baju kaos.
"Ah... Daddy," ketika tangan besar Edgar sudah bermain di ujung buah dada kenyal milik Elisa.
"Memangnya Daddy pulang kantor selalu jam segini ya," Elisa merubah duduknya jadi menghadap ke Edgar.
"Ngak, biasa aku pulang jam 5 sampai rumah jam 6 itu paling cepet, tapi gara-gara kamu nunjukin sambil mainin memek kamu Daddy jadi pengen, karena kalau vcs dikantor gak enak, takut kedengaran sekertaris Daddy diluar ,akhirnya Daddy jadi pengen, makanya Daddy pulang," ujar Edgar kemudian berdiri sambil menggendong Elisa lalu mencium dan melumat bibirnya.
Elisa langsung melingkarkan kakinya ditubuh Edgar dan menyambut ciuman hangat sang kekasih.
"Daddy sudah belikan aku obat pil kbnya?" Tanya Elisa menaha tubuh Edgar ketika dia hendak menindih tubuh Elisa diatas kasur.
"Sudah, nanti diminum setiap malam ya jangan rubah-rubah jam minumnya dan ada satu pil yang harus kau minum setelah kemarin kita berapa kali bercinta," Edgar kemudian berdiri dan keluar kamar untuk mengambil bungkusan yang tadi dia beli di apotik.
"Kata kamu kamu belum lama datang bulan, berarti harusnya Kamu dalam masa tidak subur baby, tapi untuk pencegahan kamu minum ini dulu, eh tapi kamu sudah makan kan?" Tanya Edgar yang masuk kekamar sudah dalam keadaan telanjang bulat sambil membawa segelas air dan obat pil kb yang dia beli di apotik dan sudah berkonsultasi dengan apotekernya.
"Sudah," ujar Elisa sambil mengelus milik Edgard yang mulai menegang.
"Kenapa gak sabar ya," ujar Edgar sambil memasukan Pil kedalam mulut Elisa karena tangan Elisa lebih memilih mengelus milik Edgar.
"Daddy pikir pas Daddy pulang kamu sedang telanjang,"ujar Edgar sambil menaruh gelas minum yang tadi digunakan Elisa untuk minum Pill kb.
"Aku gak tau, aku pikir Daddy gak pulang cepet lagi pula aku dari lobi beli kopi karena sepwrtinya segelas kopi latte setelah makan sangat menyegarkan, setelah minum kopi aku balik ke apartemen lagi Eh gak lama Daddy pulang, aku juga sebenarnya gak betah pakai dalaman. Panas," ujar Elisa yang sekarang atasnya sudah tidak menggunakan apa-apa dan Edgar sedang asyik meremas gunung kembar kenyal milik Elisa
"Aku mau karaoke," ujar Elisa yang membuat Edgar bingung karena mereka sedang pemanasan.
"Micnya pake ini," Elis langsung melahap burung besar milik Edgar yang membuat Edgar mendesah sambil memejamkan matanya.
"Nikmat sekali sayang," racau Edgar sambil mengumpulkan rambut Elisa agar tidak menhalangi Elisa yang sedang menikmati sambil menjilati kepemilikan Edgar.
"Kau luar biasa sayang," ujar Edgar kemudian melepaskan miliknya dari mulut Elisa.
"Aku tidak ingin spermaku tumpah dimulutmu sayang karena permaianmu." Edgar langsumg menindih tubuh Elisa dan mengisap dengan kuat pucuk buah dada milik Elisa yang membuatnya langsung melingkarkan Kakinya di pinggang Edgar sementara kepalanya kekanan kekiri menahan kenikmatan yang diberikan Edgar.

Baby hotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang