***JANGAN LUPA FOLLOW & VOTE CERITA INI YA***
Happy Reading
-
-
-
Waktu SD, Yayan pertama kalinya tahu dan main basket di sekolah. Tiap hari setelah pulang latihan, papanya selalu jemput dia. Papanya selalu mendukung Yayan main basket, dan selalu menonton NBA di TV. Walau masih SD dan Yayan kurang mengenal para pemainnya. Papanya selalu mengenalkan pada Yayan, bahkan tiap liburan keluarga. Dia dan papanya suka asyik ngomongin basket sampe mama dan abangnya bosen sama kebiasaan mereka berdua.
Hingga suatu hari, ada pertandingan basket. Yayan nggak kepilih ke dalam tim. Hal itu buat dia sedih, karena dia sudah berlatih semaksimal mungkin dengan papanya. Hingga guru olahraganya bilang, kalau Yayan terlalu pendek buat masuk tim. Apalagi saat itu, Yayan sering kesulitan merebut bola dengan operan tinggi, menerima operan cepat dan sering kecapean. Yayan sedih saat itu, tapi papanya selalu punya cara buat bikin anak kesayangangannya itu tersenyum lagi. Ia ajak Yayan ke sebuah arena bermain trampolin dan benarlah, hal itu membuat Yayan kecil senang. Sempat Yayan nggak main basket lagi selama setahun, dan ketagihan bermain trampolin. Hingga saat sedang pelajaran olahraga dan bermain basket. Guru olahraganya terkejut! Saat jump ball, ketika berhadapan dengan temannya yang lebih tinggi. Yayan bisa merebut bola dengan cepat. Sehingga tim nya dapat angka duluan.
Saat dia main basket lagi, Yayan jadi lebih lincah dan tidak mudah capek. Kemampuan dribble-nya pun stabil dan teratur. Hingga berdasarkan semua hal itu, suatu ketika Yayan dimasukkan ke dalam tim untuk ikut pertandingan basket. Berkat papanya, dia bisa masuk dalam tim. Trampolin, bisa dibilang adalah aktifitas yang ia bisa lakukan berkat sepeninggalan papanya.
Bahkan sampai hari itu pun, Yayan meluangkan waktunya buat bermain trampolin, di mall dekat rumahnya. Ditemani Raymond, yang sedang duduk santai dan sibuk dengan ponselnya. Nggak jarang dia senyum-senyum sendiri ngeliat layarnya. Melihat kelakuan Raymond itu, Yayan berhenti dan mendekati Raymond, sekalian istirahat.
"Lo kenapa dah, Mond? Dari tadi gue liatin dari sana, senyum-senyum sendiri." Kata Yayan sambil minum air mineral.
"Hah? Gapapa," kata Raymond membalikkan ponselnya. "Lo udah mainnya?".
"Gue mau mandi dulu bentar, basah badan gue." Kata Yayan.
"Yaudah mandi gih, abis itu makan dulu yak!," kata Raymond. "Baru balik."
Yayan setuju dan bergegas mandi. Setelah dari trampolin park, mereka bergegas ke foodcourt buat cari makan. Yayan dan Raymond biasa jalan berdua dari dulu, mereka selalu bisa asik sendiri, bercanda dan ngomongin orang selama jalan itu. Nggak ada rasa canggu diantara mereka seperti orang-orang kebanyakan, yang selalu nolak buat jalan berdua dengan temannya. Pasti musti bertiga atau ramai-ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till I Get You [END]
Teen Fiction{{BL LOKAL}} 18+ [JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN CERITA INI YAAA..!!] *** Hubungan Rafky (Rafky Ivanno) dan Yayan (Adrian Meysaka) berawal dari virtual. Suatu ketika Rafky ngajak ketemuan di hotel. Buat Yayan, pertemuan mereka cuman sebatas on...