#9 - Confession

967 93 17
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yayan menatap cermin sambil memegang ponsel yang berisikan pesan dari Dickhead, yang menceritakan pengalamannya come out dan tetap diterima oleh papanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yayan menatap cermin sambil memegang ponsel yang berisikan pesan dari Dickhead, yang menceritakan pengalamannya come out dan tetap diterima oleh papanya. Tangannya bergetar dan jantungnya berdegup kencang. Beberapa kali dia menghela napas panjang dan kakinya bergetar pula, hingga suara Jevan pun memecahkan suasana sepi yang ia buat.

"Adek! Yok makan malem! Papa sama mama udah nungguin noh." Kata Jevan.

"Iya, bentar bang." Ucap Yayan.

Ia pandang kaca lagi sebentar, beberapa detik kemudian ia taruh ponselnya di meja belajar dan melangkah ke bawah menuju ruang makan dengan perasaan gelisah. Ia melihat keluarganya nampak bahagia malam itu, Regina mengambil nasi untuk suaminya dan Jevan duduk sambil ambil lauk di depan piringnya.

"...tadi bilangnya buat pak Axel, jadi mama taro aja di meja kerja papa." Kata Regina pada suaminya.

"Makasih ya sayang," kata Axel tersenyum pada Regina. Kemudian ia menoleh Yayan yang tengah berdiri sambil merunduk di depan ruang meja makan. "Adek? Kok diem aja disitu? Ayo sini makan."

"Sini dek, deket mama sini makannya." Kata Regina mendorong kursi di sebelahnya buat Yayan.

Yayan menelan ludah, ia pun mengangkat wajahnya ke hadapan keluarganya. "Papa, mama, bang Jevan. Yayan mau bilang sesuatu."

"Bilang apa dek? Kok gelisah gitu mukanya?." Kata Axel bingung.

"Adek? Adek gapapa kan?," Regina khawatir.

"Mah, Pah. Adek ...," Yayan terhenti. Ia menarik napas dalam-dalam. "Adek gay."

Yayan memandang wajah kedua orang tuanya yang terkejut dan suasana hening muncul. Hingga Regina menoleh ke papanya yang tiba-tiba tertawa. "Kamu ngomong apa sih dek? Ayo sini makan sama-sama."

"Adek punya pacar pa, pacar Yayan cowok." Kata Yayan merunduk.

Sejenak Yayan mendengar suara kursi mundur, langkah kaki mendekat ke arahnya dan dengan ragu ia angkat wajahnya itu. Yayan terbelalak, papanya melotot dan napasnya cepat, hingga tamparan keras melayang di wajah Yayan hingga ia tersungkur di lantai.

Till I Get You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang