{{BL LOKAL}} 18+
[JANGAN LUPA FOLLOW, VOTE DAN KOMEN CERITA INI YAAA..!!]
***
Hubungan Rafky (Rafky Ivanno) dan Yayan (Adrian Meysaka) berawal dari virtual. Suatu ketika Rafky ngajak ketemuan di hotel. Buat Yayan, pertemuan mereka cuman sebatas on...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"By...Hubby... Bangun yuk..".
Padahal Jevan udah sering bilang ke Rafky, cara ampuh buat bangunin Yayan. Tapi, Rafky nggak tega. Mungkin, kalau bukan Yayan. Rafky akan melakukan saran dari Jevan tersebut.
Yayan tertidur pulas, damai, dan tanpa dosa. Ketika orang lain tidur dengan berbagai macam pose layaknya model dunia papan atas, bergerak ke kanan, ke kiri, meliuk-liuk dan semacamnya. Yayan nggak pernah! Dia tidur terlentang, kadang hadap kanan atau kiri, dari awal matanya tertutup sampai terbangun posenya tetap sama. Nggak heran, Rafky selalu membuat Yayan tidur di pelukannya.
Ada satu cara lain, yang nggak Jevan tahu buat bangunin Yayan. Yaitu cium pipinya berkali-kali, dengan jeda 2 detik terus cium lagi.
"Ngh...?," Yayan mulai terbangun. Walau matanya belum terubuka.
Rafky tersenyum, caranya berhasil. Dan ia terus menciumi pipinya.
"Mmh..," Yayan menoleh wajahnya ke kanan dan kiri. Hingga ia buka matanya, melihati Rafky yang sibuk menciuminya.
"Bangun yuk, yang lain udah jalan ke airport. Tinggal kita doang yang belum." Ujar Rafky sambil menghentikan ciumannya dan mengusap kepala Yayan.
Yayan meregangkan tubuhnya sebentar, membuka kedua tangannya hingga kemudian ia tangkap Rafky ke pelukannya. Seketika Rafky tertawa, niat mau bangunin Yayan malah diajakin tidur lagi.
"Ayo bangun by, nanti di pesawat tidur lagi." Kata Rafky di muka Yayan.
"Aku duduk bareng kamu kan?," Yayan serak.
"Pasti lah, kamu nggak boleh duduk sama siapa-siapa selain sama aku." Kata Rafky sambil mencubit pelan pipi tembem Yayan. Tanpa diduga, Yayan langsung cium kening Rafky.
"Kamu udah mandi by?." Kata Yayan membuka matanya perlahan.
"Aku udah sarapan, udah work out, udah mandi daritadi. Tinggal kamu aja." Jelas Rafky, kemudian ia tepuk-tepuk pantat membal Yayan. "Yuk bangun. Mau mandi sama aku atau sendiri?".
"Sendiri!," Yayan langsung terbangun. Melepas pelukannya dan beranjak ke kamar mandi. Rafky pun hanya nyengir dengan sikap Yayan itu. "Entar bukannya mandi..".
"Jangan lama-lama, perjalanan kita panjang loh ke Raja Ampat." Kata Rafky.
Beberapa menit kemudian, Yayan udah rapi dan duduk di meja makan. Rafky bawain sarapan buat Yayan. Nasi goreng spesial, dengan telor, bakso dan bawang goreng. Pastinya, nggak pedes. Yayan terlihat terpuaku sama nasi goreng buatan Rafky itu.
"Kamu bikin sendiri?, atau ngegrab?." Tanya Yayan sambil mengangkat sendok dan garpunya.
"Bikin sendiri lah! Spesial buat hubby aku." Kata Rafky dengan bangga. Ia tarik kursi dan duduk di dekat Yayan. "Cobain deh."
"Hm, tapi aku jujur loh by kalo masalah makanan." Kata Yayan.
"Iya, gapapa. Aku suka sama kejujuran kamu kok." Senyum Rafky.
Yayan langsung memutar bola matanya, dan menyuap sesendok nasi goreng buatan Rafky itu. Mengunyah dan merasakan di setiap sisi lidahnya. "ENAK!".
"Boong!," Rafky nggak percaya.
"Cuman kemanisan banget!." Kata Yayan menutup mulutnya.
"Ah masa sih? Udah pas kok padahal," Rafky hendak mencoba nasi goreng itu. Tapi Yayan langsung menghentikannya. Sontak Rafky melirik Yayan dengan bingung.
Sekejap Rafky dan Yayan ngakak. Rafky menggelengkan kepalanya nggak nyangka bakal digombalin sama pacarnya itu.
"Udah bisa ya rupanya!," Rafky mencubit pipi Yayan.
"Nih, kamu makan juga. Enak.." Yayan menyuapi Rafky.
Hingga nggak lama, ponsel Rafky berbunyi, Kara mengirim pesan padanya. Dengan cepat, ia langsung membalas pesan maminya itu.
"Yuk by, cepet abisin. Terus langsung berangkat!". Kata Rafky mengusap punggung Yayan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sementara di airport, Kara duduk di ruang tunggu baru baca chat balasan dari Rafky. Dia cuman tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Hingga Regina datang dan duduk sambil memberikan segelas minuman dingin untuk Kara.
"Udah dimana mereka?," tanya Regina.
"Baru berangkat kata Rafky, abis sarapan dulu si Yayan." Jawab Kara.
"Aduh adek, mentang-mentang sekolah libur seminggu. Pasti mikirnya hari ini nggak kemana-mana deh." Kata Regina menggelengkan kepalanya.
Kara nyengir sambil menyenggol lengan Regina, "jangan gitu, dulu kamu juga sering kesiangan pas kuajak jalan pagi. "
"Kamu tau sendiri aku nggak suka jalan pagi." Kata Regina. Keduanya saling tertawa mengenang masa lalu. "Kalau aja, waktu itu ayahku nggak tahu hubungan kita. Mungkin sekarang kita sudah hidup bahagia di New York."
Kara tersenyum. Ia menggenggam tangan Regina dan usap pipinya, "Hey, Look at the bright side! Kita masih tetap berjodoh, Gin. Walaupun kali ini, lewat keturunan kita masing-masing."
"Ya, kamu benar. Aku akan selalu dukung Yayan semampuku." Kata Regina. "Wait, Ivan sudah tahukah? Tentang ... Rafky?".
Kara menggelengkan kepalanya, "belum, dia belum tahu. Dia masih sibuk dengan bisnisnya, gara-gara kamu juga sih sebenarnya Gin."
"Oh...," Gumam Regina.
"Aku nggak yakin, Ivan akan terima soal Rafky. Kadang aku takut mikirinnya." Kara murung. Seketika Regina menyandarkan kepala Kara ke bahunya. "Aku mau Rafky langgeng sama Yayan."
"Don't worry, if something bad happens to Rafky. I'll back you up." Ucap Regina. "Aku nggak akan biarin rencana dan impian kita hancur, cuman gara-gara orang itu!."
"Walaupun aku nikah sama Ivan. But you will always be my best girlfriend ever, Regina." Gumam Kara.