bagian 8

1.1K 89 1
                                    

"Annete lo hari ini mau makan apa?, gue traktir" kata Lucian.

Setelah bel berbunyi, Lucian langsung pergi ke kelas Annete untuk mengajak gadis itu pergi ke kantin bersama.

Annete menatap sepupunya, jika para perempuan yang belum mengenal Lucian luar dalam pasti akan memekik gembira.

Tapi beda dengan Annete, ingat dia itu Annete, perempuan cantik yang memiliki sikap pendendam dan selalu mengambil hikmah dari kejadian yang menimpa hidupnya.

Harap diconto ya kawan kawan.

Annete menatap curiga ke arah Lucian. Dia gak mau ya Lucian membodohi dirinya kembali, cukup satu kali dan dia akan membalasnya berkali kali lipat, hahaha...

"Kenapa lo natap gue kayak gitu?" Lucian mengerutkan dahinya tak suka akan ekspresi Annete.

"Lo pasti mau begoin gue lagi kan?, ngaku lo?!"  Annete menghentikan langkahnya, tangan menunjuk Lucian dan memicingkan matanya.

Annete melepaskan rangkulan Lucian dan mengibaskan rambutnya. "Sorry aja ya, gue gak akan kemakan omongan lo lagi"

Lucian menatap kepergian Annete, lalu dia tersenyum licik. Lucian berlari menyusul Annete.

"Kalau itu yang lo mau, lo harus rasain ini" Lucian menggendong Annete ala bridal style.

"Ah!, Lucian!" Annete menjerit, dia memukul dada Lucian

Dia malu guys, semua orang yang berada dilorong menatap kearah mereka berdua.

"Lucian, lepas!" Annete memukul dada Lucian.

"Diam Annete, atau gue pergi ke lapangan biar semua murid nonton kita"  ancam Lucian.

Annete terdiam, Dia tak lagi memukul dada Lucian. Tapi dia menyembunyikan wajahnya didada Lucian.

"Tapi malu" cicit Annete.

Sumpah ya demi dewa!, Annete malu banget. Dari Lucian menggendongnya setiap siswa yang berpapasan dengan mereka tak tanggung tanggung6 membicarakannya.

Lucian tertawa merasa lucu medengar suara Annete. Berasa ingin mengurungnya.

Meskipun kesal dengan tanggapan Lucian yang malah tertawa, tapi akhirnya Annete pasrah dengan Lucian yang menggendongnya sampai dimana Lucian akan menurunkannya.

Lama mereka hening, sampai Annete melirik sedikit kesekitar. Matanya melotot, mereka sudah sampai kantin aja, dan Lucian belum ada tanda tanda ingin menurunkannya.

"Lucian" panggil Annete. Dia menoel noel dada Lucian.

"Geli Annete" kata Lucian, matanya kembali menatap Annete dengan tatapam seolah olah menyuruhnya untuk berhenti melakukan itu.

"Turunin gue ya?" mohon Annete.

Annete menatap Lucian dengan mimik yang menggemaskan menurutnya. Membuat Lucian memalingkan wajahnya.

Semoga ini berhasil, gumamnya dalam hatim

"Gak!, diam lo!"

Seketika Annete mendatarkan wajahnya, rugi dong dia memperlihatkan muka imutnya sama Lucian.

"Ihh, lo mah, gak ngerti banget sih, gue malu tau!" Ucap Annete sedikit ngegas.

Oh ya, maaf lupa memberitahu selain kekurangan Annete yang sudah dicantumkan, ada satu lagi kekurangan yang dimiliki Annete yaitu kesabarannya setipis satu helai rambut karena kesabarannya itu membuat Annete jadi gampang ngegas. Jadi harap maklum ya besti jika Annete ngegas.

"Oke gue turunin asal nanti malam lo tidur sama gue"

TRANSMIGRASI ANNETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang