bagian 10

1K 88 0
                                    

Annete menatap linglung kearah siswa dihadapannya.

'K-Kyle?

Hatinya langsung berdegup kencang, sekarang perasaannya campur aduk, ada senang, kaget, kesal, semua nya terasa.

"Maaf mengganggu kak, ini pesanan nya" ucap siswi yang tadi disuruh sama Lucian.

Mereka menatap kedua siswi tersebut, ketiga siswa menatap tajam kearah mereka. Yang membuat kedua siswi itu tersentak.

"Taro dimeja" balas Lucian acuh, lalu mereka berdua pun menurutinya.

"Ki-kita pamit dulu kak"

Tak ada yang menjawab, dan Annete merasa tak enak, dia pun mengucapkan terima kasih. Lalu kedua siswi itu mengangguk dan langsung pergi darisana.

'Duh, kenapa coba pada ngeliatin gue, kan jadi salting'

Untuk menutupi salting nya, Annete memakan makanan yang dipesan oleh Lucian yaitu dimsum.

"Kakak?" Panggil Kyle.

Annete terpaksa menoleh ke Kyle yang duduk disampingnya, dari jarak yang sedekat ini dia bisa dengan jelas melihat rupa Kyle. Tanpa sadar dia meneguk ludahnya.

'Nikmat mana yang Engkau dustakan, Gusti!'

Annete menatap kagum, Kyle benar benar tampan seperti tokoh utama pria yang lainnya. Tapi yang menonjolkan Kyle dengan yang lainnya, Kyle memiliki paras babyface yang sangat bertolak belakang dengan paras tokoh pria lainnya.

"Kakak?, kamu sakit?" Tanya Kyle menatap khawatir pada Annete.

"G-gak" jawab gugup Annete. Reflek dia menjauhkan tangan Kyle yang berada di pipinya.

'Kenapa reflek mu jelek Annete' rutuk Annete dalam hati.

Kyle mematung, merasa kaget dengan balasan dari Annete. Dan itu semua tak luput dari tatapan Lucian dan Eric yang sedari tadi diam memperhatikan.

"So-Sorry, emm... gue mau balik ke kelas aja" kata Annete berhenti memakan dimsumnya. Dia beranjak dari sana tanpa mendengarkan jawaban dari ketiganya.

"Annete, nanti pulang bareng oke?" Teriak Lucian. Dan dihiraukan oleh Annete.

"Kasian ditinggal sama kakak tersayang nya" ledek Lucian pada Kyle.

Kyle menatap tajam kearah Lucian.

"Lo bikin Annete marah?" Tanya Eric. Kyle menggeleng pelan.

"Udahlah, mungkin Annete udah sadar sama adik tersayangnya yang ternyata iblis" kata Lucian dengan enteng.

•••
Sesuai ucapan Lucian tadi, kini Annete dan Lucian sedang menuju parkiran.

"Gak papa pulangnya pake motor?" Tanya Lucian pada Annete.

Tadi Lucian lupa, hari ini dia ke sekolah membawa motor bukan mobil. Tak masalah dia melanggar kesepakatan bersama, yang penting Lucian pulang bersama Annete.

Karena menurut Lucian lebih baik mendapat hukuman karena melanggar kesepakatan daripada memberikan Annete kepada saudaranya.

Di novel diceritakan bahwa semua sepupuya memiliki beberapa kesepakatan bersama, salah satunya harus memakai mobil jika ingin mengajak Annete pergi bersama.

"Santai aja" balas Annete.

"Widih, tercium bau bau pacaran ini"

Annete menatap ke sumber suara, dia melihat sekumpulan murid yang tadi pagi bersama Lucian sedang menatap mereka berdua dengan tatapan menggoda.

"Bacot lo anak dugong!" Sembur Lucian.

Dia melepaskan genggaman pada tangan Annete, lalu berjalan sendiri menghampiri mereka. Lebih tepatnya ke arah motornya.

'Lah?, gue ditinggal?'

Annete menatap punggung Lucian, dia mencebikkan bibirnya. Baru aja tadi Lucian bersikap care padanya, sekarang sikap nyebelinnya keluar lagi.

Annete dengan terpaksa diam berdiri di parkiran.

'Macam anak ilang aja gue'

"Gas terus Luc, jangan kasih kendor!"

Godaan godaan dari mereka kembali terdengar. Dan dibalas oleh Lucian dengan acungan jari tengah.

'Apa mereka gak tau kalau gue sama Lucian sepupu-an?' Tanya Annete dalam hati.

'Aneh'

TRANSMIGRASI ANNETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang