Sekarang Annete sedang bersantai dikamarnya dengan ditemani beberapa cemilan dan ponsel yang sedang menayangkan sebuah film.
"Gak seru!" Ucap Annete. Dia menghela napas dan menyandarkan kepalanya pada kepala kasur.
Dari sepulang sekolah, Annete mengurung diri di kamar, fikirannya terus bercabang memikirkan dunia fiksi ini.
Niat awal Annete ingin melupakan fikiran tersebut dengan menonton film, tapi semua itu tak berhasil.
"Kalau gitu, Ayo kita kembali mengingat alur novel ini" kata Annete.
"Mungkin gue gak inget detailnya tapi Novel itu judulnya Sepupu Rasa Pacar, nyeritain Annete--sang tokoh utama wanita yang mempunyai 5 sepupu laki laki. Para sepupunya memperlakukan Annete bak seperti kekasihnya terus---"
Annete berhenti, dia gak inget sama alurnya, saking banyaknya novel yang dia baca.
"Ck!, intinya saat semua sepupu Annete menyatakan cintanya, mereka berlomba lomba ingin mendapatkan cinta dari Annete. Hingga Annete terbuai oleh salahsatu dari sepupunya yaitu Lucian."
"Udah cuman segitu yang gue inget?" Tanya Annete pada dirinya.
"Gak papa lah, syukurin aja. Buat masalah gimana gue hidup disini enjoy aja. Mau ada badai, angin ribut gue tetep jalanin" ucap Annete, dia mengambil sebungkus ciki dan memakannya.
"Eh berarti gue jadi protagonis dong" kata Annete setelah ngeh.
"Kukira cuma figuran, ternyata jadi protagonis" Annete cekekikan.
"Tunggu dulu, tapi gimana ya wajah si Annete, emang sih tadi gue sekilas sekilas liat wajahnya"
Annete beranjak, dan berjalan menuju kaca full body di sudut kamarnya.
"Rambutnya warna coklat"
"Kulitnya putih"
"Gak ada bekas jerawat"
"Gue tinggi, gak pendek"
"Mata gue bulet, hidung gue mancung, bibir gue mungil. Bagus lah, muka gue gak kayak kentang"
Annete sedang menilai wajah barunya itu, dan dia tersenyum puas.
"Cantik, kayak protagonis umumnya. Tapi gue kayak bule gak sih?" Tanya Annete, dia menelisik wajahnya dikaca tersebut.
Annete mengelus dagunya. "Anjir!, kulit gue mulus banget, gila!"
Annete menatap takjub pada kulitnya. Dia kira saat si penulis dinovel novel nge-deskripsikan si tokoh wanita utama yang mempunyai kulit putih dan lembut itu terlalu berlebihan. Tapi ternyata, itu real guys, ini Annete merasakannya.
Sedang asik mengagumi wajahnya, tiba tiba Annete merasakan ada yang memeluknya dari belakang.
Tubuhnya menegang, lalu matanya melirik kearah kaca. Disana terlihat seorang pria sedang memeluknya dengan kepalanya berada dipundak Annete.
"S-siapa ya?"
"Kakak"
Pria itu mengangkat kepalanya, dan Annete melihat rupa dari pria itu yang ternyata Kyle!.
"K-kyle?!"
'Aduh jantung gue jadi ambyar kan'
Annete merasakan tubuhnya dibalikkan dan berhadapan dengan Kyle. Annete memberanikan diri untuk menatapnya, dia sedikit tertegun melihat mata Kyle yang berkaca kaca.
"Ke-kenapa?" Tanya Annete dengan khawatir.
Bertepatan dengan pertanyaan yang Annete lontarkan, air mata yang sedari tadi bertumpuk kini berjatuhan.
"Jahat!, gak sayang lagi sama aku."
Annete melongo, Kyle menangis. Tapi beberapa detik kemudian Annete tertawa kecil, merasa lucu dengan wajah Kyle kali ini.
"Kata siapa?" Tanya Annete. Dia membawa tubuh Kyle kedalam pelukannya.
Kyle tak menjawab dia hanya menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Annete.
Annete dengan sabar mengusap punggung Kyle, hingga dia merasakan benda hangat menyentuh kulit lehernya.
"Kyle?"
Kyle membalasnya dengan deheman, lalu dia menjauhkan wajahnya dari leher sang kakak. Kyle menatap Annete dengan sayu.
"Boleh?" Tanya Kyle dengan nada sedikit serak.
'Ini boleh apa coba, gue gak ngerti' gerutu Annete dalam hati.
"Sayang" kata Kyle kembali. Dia menatap Annete dengan berharap gadis itu membolehkannya.
Dengan ragu Annete mengangguk. Sedetik kemudian matanya melotot kala merasakan Kyle mencium bibirnya. Kyle mencium Annete dengan menggebu gebu.
'Ini gak akan kejedot apa cipokan sambil jalan?'
Kyle mencium Annete sambil berjalan, hingga Annete merasakan tubuhnya didorong dan terjatuh ditempat yang empuk.
Annete menepuk bahu Kyle, mengkode nya untuk berhenti. Tapi Kyle tak mengindahkan nya.
Karena Annete sudah kehabisan nafas, tangannya menangkup sis pipi Kyle dan menariknya menjauh.
"Hah...hah..."
Akhirnya Annete bisa bernapas, sedangkan Kyle dia menapat Annete dengan gairah yang sangat besar, matanya dia pejamkan lalu dia menyembunyikan wajahnya dileher Annete.
"Ah, Annete gue bisa gila"
Kyle bergumam, niat ingin meredakan gairahnya yang memuncak dengan mengubur wajahnya dileher Annete, tapi itu malah seperti kembali menyulut gairahnya. Hidunhnya yang bergesekan dengan leher Annete serta menghirup wanginya, membuat Kyle tergoda untuk memberi tanda dileher Annete.
"Kyle geli" kata Annete saat merasakan jilatan dilehernya.
Dan itu membuat Kyle panas, perkataan Annete seperti desahan ditelinganya. Karena tak tahan, Kyle akhirnya menggigit leher Annete, hingga menimbulkan warna ruam, namun samar.
"Akh!, sakit Kyle!"
Kyle menjauhkan wajahnya setelah berhasil membuat tanda kepemilikannya. Dia menatap puas pada hasil karyanya. Beralih menatap wajah Annete yang sedang kesal.
Kyle terkekeh. "Maaf"
Kyle mengecup singkat bibir Annete. Membuat Annete kembali kaku, dan semburat dipipinya muncul.
"Gemes banget sih" kata Kyle, dia memeluk Annete dengan erat.
Kyle tersenyum lebar, pertanyaan yang memenuhi fikirannya tadi, sekarang semuanya sudah terjawab. Kakaknya, ternyata tak membencinya, dia masih menyayanginya.
Nah part ini khusus interaksi dengan Kyle ya,
Buat part selanjutnya kalian pengen ketemu siapa?
>Lucian
>Eric
>Jean
>Noah
>atau mau Kyle lagi?, wkwk
Yang paling banyak, mungkin akan aku buatin

KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSMIGRASI ANNETE
General Fiction"Lupakan sejenak bebanmu, mari sekarang kita membuat kerajaan harem, hahaha...." Annete Michele, Annete hanya seorang anak tunggal yang bersenang senang dengan kekayaan kedua orang tuanya. Berusia 18 tahun. Hobinya itu membaca novel bergendre harem...