13

571 57 2
                                    

Annete sekarang udah fress, wajahnya terlihat segar. Saat dia keluar dari kamar mandi, matanya disuguhkan dengan sosok Lucian yang duduk bersandar di dashboard kasurnya sambil bermain ponsel.

'Coba aja tu anak gak ngeselin, pasti gue bakal berbaik hati nerimanya jadi pacar gue'

Tanpa bisa dicegat matanya menatap Lucian dengan kagum, sekarang pesona Lucian terlihat berkali kali lipat dari biasanya, ditambah cahaya bulan yang menyinarinya.

Lucian yang merasa diperhatikan berhenti bermain ponsel. Tiba tiba bibirnya terangkat.

'Gue tau kalau gue lebih ganteng dibanding sama yang lainnya, apalagi si setan itu gak ada apa apanya dibanding gue'

Lucian membatin dan dihatinya ada perasaan bangga kala melihat Annete menatap dirinya dengan berbinar.

Tak kuat, Lucian pun berdehem. Dan itu membuat Annete tersadar.

"Kuy, gue dah laper!"

Untuk mengurangi rasa malunya karena tertangkap basah oleh Lucian. Dia berjalan duluan.

•••
Saat tiba diruang makan, semua sepupunya sudah ada disana. Annete terdiam sebentar, sedang berfikir mau duduk dimana. Lalu pandangannya tertuju pada Kyle, yang sedang tersenyum padanya.

Annete membalas senyuman itu, dia langsung pergi meninggalkan Lucian lagi. Annete akan duduk didekat Kyle, sekalian modus hehe.

Tapi tiba tiba seseorang menarik tangannya membuat tubuhnya menempel dengan sang pelaku.

"Aduh, jantung gue"

Annete mengusap dadanya karena terkejut. Lalu bau minyak wangi pria tercium oleh hidungnya.

Dia mengadah lalu Annete menemukan mata yang sedang menatap dirinya dengan sayu.

'Ini siapa ajig!' Umpat Annete dalam hati.

Dia menelisik wajah pria itu. Menurut Annete pria ini sangat seksi, sorot matanya yang menatap pasrah padanya hidungnya yang mancung dan dia beralih pada bibirnya. Tanpa sadar Annete meneguk ludahnya.

'Cipokable banged gak si'  heboh Annete dalam hati. Dia menundukkan kepalanya.

Tak sengaja matanya menatap pinggangnya yang diremas dengan sensual oleh pria itu.

'Fiks!, ni orang ciri ciri yang agresif'

"Ke-kenapa ya?" Tanya Annete.

Akhirnya Annete terbebas dari godaan setan yang menjerumuskan dirinya untuk mencium pria yang sedang merangkulnya ini.

"Duduk disini" katanya dengan singkat.

Sebelum Annete menolaknya tubuhnya sudah didudukan ke kursi yang berada disampingnya. Lalu tangannya digenggam dengan erat oleh pria itu.

'Ternyata selain agresif, Dia juga dominan'

Lagi lagi Annete menilai pria yang baru ia kenali itu. Dia menatap tangannya yang digenggam, jari jempol pria itu mengusap punggung tangannya dengan lembut.

"Jean lo apa apaan. Sekarang jadwal Annete duduk sama gue!" Protes Eric.

Eric tak terima Jean seenaknya bersikap begitu pada Annete. Selain cemburu, dia juga kesal karena jatahnya diambil oleh Jean.

"Sayangnya malam ini Annete ingin bersamaku, iyakan sayang"

Annete tak tahu harus berbuat apa. Dia menatap kesekeliling berharap ada yang membantunya. Tapi mereka semua hanya menatap dirinya saja. Seolah olah mereka tak mau ikut campur.

Annete beralih menatap Eric dan Jean bergantian. Dengan Eric menatap kesal pada Jean, dan Jean tak memperdulikannya malah dia menopang dagu dengan kedua tangannya sambil menatap dirinya.

'Dia Jean?, kok sifatnya beda sama yang diceritain Mami'

"Annete" panggil Jean.

Annete tak menjawab. Matanya melotot, seakan mendapat secercah cahaya.

"Kenapa?, ada yang sakit?" Tanya Jean dengan khawatir.

'Oh pantesan!, kan yang diceritain sama mami waktu mereka masih kecil dan sekarang mereka udah pada gede.'

Dalam novel, Jean itu orangnya gak suka dibantah sama siapa aja apalagi oleh pujaan hatinya dia bakal marah, kalau Jean berkata ini maka harus ini, sebab itu sepupunya yang lain merasa takut dengan Jean.

'Ah payah, masa takut sama si Jean, takut mah sama cewek!' Cibir Annete dalam hati.

"Jawab, Annete"

Suara Jean terdengar lagi oleh Annete. Annete menatap Jean, dia tersenyum.

"Er, malam ini gue sama kak Jean ya" kata Annete. Tangannya memeluk tangan Jean.

Eric menatap Annete dengan protes. "Gak!, apaan lo--"

"Besok gue ajak lo jalan jalan" potong Annete.

"Oke deh" Jawab Eric pada akhirnya.

Sedangkan Jean, yang masih loading hanya menatap tangannya yang dipeluk Annete.

"Jadi, kak Jean. Kuy makan, gue udah lapar banget"

Annete tersenyum manis, matanya menatap lapar pada makanan didepannya.

Jean tertawa kecil, dia mencondongkan tubuhnya. "I like you" bisiknya.

Setelah itu Jean mengecup pipi Annete.

'Diem lo jantung, gitu aja udah tantrum!' Batin Annete.

Disaat Annete berusaha menenangkan jantungnya yang sedang tantrum. Dan Jean yang bahagia karena Annete. Ketiga sepupunya hanya bisa menelan kecemburuan nya dengan melampiaskannya pada sendok mereka.

'Awas lo Annete, malam ini habis sama gue!'

TRANSMIGRASI ANNETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang