14

556 47 5
                                    

Huft

Lagi lagi helaan napas keluar dari bibir Annete.

Dia melirik ke samping, terdapat seseorang yang tertidur. Tubuhnya dia hadapkan dengan orang itu. Tanpa sadar tangannya terulur menyentuh pipi orang itu.

Lama Annete bermain dengan wajah orang itu, hingga saat telunjuknya menyentuh bibir orang itu, sebuah tangan mencekalnya.

"Diam, Annete" kata nya. Lalu matanya terbuka menatap Annete.

"Gue ganggu lo ya?"  Tanya Annete, dia menatap tak enak.

"Kenapa?" Tanya orang itu.

"Luc gue gak bisa tidur" papar Annete. Dia menendang nendang selimut sebagai pelampiasan kesalnya.

Lucian tertawa, tangannya terulur mengusap kepala Annete.

"Insomnia?"

Pertanyaan Lucian mendapat delikan dari Annete.

"Pala lo insomnia!"

Lucian menyentil bibir Annete. "Mulutnya"

"Sakit ih!, lagian ini semua gara gara lo!" Kesal Annete, tangannya mengusap usap bibirnya yng berdenyut.

Annnete yang melihat Lucian menatap dirinya bingung kembali berucap.

"Siapa tadi yang udah selesai makan, langsung narik narik gue buat tidur" sindir Annete.

Pikirannya kembali melayang ke kejadian setelah makan malam bersama. Selepas tadi makan, Lucian tiba tiba menghampirinya dan memaksanya untuk tidur. Awalnya Annete nolak, rencananya waktu itu dia bakal  menghabiskan waktu dengan Kyle, itung itung PDKT tapi si makhluk jadi jadian itu malah memaksanya, lalu menggendongnya ke kamar milik Lucian.

Dan nasibnya sekarang, dia tak bisa tidur. Bukan insomnia ya kawan kawan, masa baru juga bangun tidur disuruh tidur lagi. Yang ada pusing kepalanya.

"Iya iya maaf"

"Lo minta maaf kayak yang gak ikhlas gitu" sinis Annne.

"Maafin gue yang mulia ratu Annete yang cantik" Lucian tersenyum terpaksa.

"Hem"

"Lo mau gue gimana sekarang?" Tanya Lucian. Tangannya memeluk perut Annete.

"Jangan modus lo!"

"Apasih, tadi aja lo sama si Jean biasa aja dipegang pegang, malah dia nyium lo tapi lo biasa aja. Kok sama gue lo sensi?, gak adil!"

'Lah, kok jadi si Lucian yang ngambek' batin Annete.

"Oke oke, kita impas sekarang. Lo minta maaf, gue juga minta maaf" Annete mengalah.

"Luc, udah dong" bujuk Annete. Tangannya menggoyang goyang tangan Lucian. Tapi sang empu hanya diam.

"Lo cemburu sama Kak Jean?, lo mau apa?, pegang pegang tangan gue?, sok gue bolehin" ucap Annete, tangannya dia ulurkan didepan Lucian.

'Pusing gue, mau apasih ni anak dugong'

Cup!

"Sekarang lo sama kayak Kak Jean"

Annete mengecup pipi Lucian, dan Lucian merasakan jantungnya berdegup kencang. Telinganya sedikit memerah.

"Luc, udah dong jangan diem diem bae, gue jadi bosen ini"

Lucian diam diam mengulum bibirnya, dirinya langsung memeluk Annnete dengan erat. "Gue makin sayang sama lo"

•••
Sepasang bola mata yang awalnya terpejam kini terbuka. Yang ia lihat saat terbangun adalah seorang gadis yang sedang tertidur lelap dipergelangan tangannya.

Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk senyuman. Tangannya yang menganggur terulur mengusap pipi sang gadis dengan lembut.

"Gue seneng saat gue bangun, yang pertama kali diliat itu lo" katanya dengan tulus.

Matanya berubah menjadi sayu. "Andai lo tau kalau gue bener bener sayang sama lo"

Dia memajukkan wajahnya dan mengecup dagu sang gadis.

Atas perlakuannya itu, membuat sang gadis terganggu. Bulu mata lentik itu bergetar.

"Lucas?" Tanya gadis itu setengah sadar.

"Ck jangan ngigau deh lo, ini gue Lucian!"

Lucian yang awalnya berbahagia, kini dalam sekejap menjadi kesal mendengar penuturan dari Annete.

Annete mengerutkan dahinya, untuk memperjelas penglihatannya dia mengucek matanya.

"Eh iya, maap maap Luc" ucap Annete dia cengengesan. Lucian mendengus.

"Lagian muka lo mirip banget sama si Lucas" jelas Annete.

Lucian mendelik. "Gue gak suka muka gue disama samain sama orang lain!

Annete menggaruk pipinya tak gatal. Bingung, perasaan setiap dia ngomong salah mulu.

"Iya iya"

"Lucas siapa?, pacar lo?" ucap tiba tiba Lucian.

"Emm iya!" Seru Annete, dia tertawa karena senang.

Siapa juga yang gak mau coba disebut pacar Lucas. Dia pernah mendengar kalau ucapan adalah doa. Mungkin aja terkabul ucapan Lucian, haha.

Lucian menatap tajam, Annete menatap Lucian, lalu dia menghentikan tawanya.

"Becanda elah"

"Jawab yang bener Annete, siapa Lucas?"

"Cuma idol Korea. Luc, biasa aja kali natap gue nya"

Annete menutup mata Lucian dengan tangannya. Dia merasa terintimidrasi oleh tatapan Lucian tadi.

Lucian yang tiba tiba pandangannya gelap terdiam. Lalu tangannya dengan pelan menurunkan tangan Annete dari matanya. Dia menatap Annete yang sedang gugup.

Hatinya kembali tergelitik melihat itu. Tanpa sadar dia tersenyum.

"Nah, kalau gini kan lo keliatan ganteng" ujar Annete. Dia ikut tersenyum melihat Lucian tersenyum.

Mendengar Annete memujinya, telinga Lucian memerah. Dan itu terlihat oleh Annete. Dengan jahil, dia menggoda Lucian.

"Cie, malu ya lo" ledek Annete.

"Diem lo!" Lucian membuang wajahnya kesamping.

"Ganteng, ganteng, ganteng!. Lucian ganteng!"

Annete semakin menjadi jadi menggoda Lucian. Dia tertawa puas.

Lucian yang sudah malu pun mengubur wajahnya dileher Annete.

"Diem Annete, gue malu" kata Lucian dengan suara terkubur.

Annete seketika terdiam saat merasakan napas hangat Lucian menerpa kulit lehernya. Seketika dia menjadi merinding.

"Kalian ngapain?"

TRANSMIGRASI ANNETETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang