13. Ciuman tidak langsung

934 75 3
                                    

Di tengah malam Riki terbangun karena mendengar suara isakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di tengah malam Riki terbangun karena mendengar suara isakan. Bulu kuduknya berdiri, karena ia taku dengan hantu. Jadi sekuat tenaga ia berusaha untuk memejamkan mata.

"Pergi... Jangan menggangguku!" Gumamnya pelan seraya menarik selimut agar menutup seluruh tubuhnya.

Beberapa saat kemudian ia baru tersadar bahwa isakan itu terdengar tidak asing. Riki mulai memberanikan diri untuk bangkit dari tidurnya. Saat ia berdiri dan menyalakan lampu, benar saja ternyata Janu tidak pulang. Ia tertidur di sofa, tanpa mengenakan selimut.

"Ada apa lagi dengannya! Kenapa juga dia tetap di sana... Apa dia tidak punya rumah?" Riki terus saja mengomel karena masih jengkel dengan Janu.

Tapi semakin ia mendekat, racauan Janu saat mengigau semakin  terdengar begitu jelas.

Riki tersentak saat mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Janu.

Air mata terlihat mengalir dari sudut mata Janu yang terpejam. "Jangan pergi.... Aku tidak punya siapa-siapa lagi." Suaranya terdengar begitu lirih.

Melihat Janu yang terlihat menyedihkan, Riki merasa iba. Ia bisa merasakan kesedihan yang di rasakan oleh Janu. Walaupun ia tidak tau apa yang sedang Janu impikan. Janu terlihat seperti kehilangan seseorang yang paling ia sayangi.

Karena tidak ingin Janu semakin tenggelam dalam mimpinya, akhirnya Riki berusaha untuk menyadarkannya dengan cara mengguncang tubuh Janu sembari memanggil namanya.

"Nu, bangun... Sadarlah, itu semua hanya mimpi!" Dengan sekali percobaan Riki berhasil membangunkan Janu.

Sreet~

Janu membuka matanya, ia menarik nafas berat karena mimpinya yang sangat menggangu. Melihat Riki yang berada di hadapannya ia langsung memeluknya.

"Aku bersyukur karena kau telah kembali padaku, Kiki."

Deg!

Mendengar namanya di sebut membuat Riki tidak bisa bernafas, tenggorokannya tercekat.

"Dia.. dia sudah tau?"

"Tidak mungkin!"

Riki sangat gelisah, ia memikirkan bagaimana cara Janu mengetahui bahwa ia bukan Rizky. Apakah sikapnya begitu jelas sehingga mudah di tebak? Tidak, tidak, Ia harus memastikan sekali lagi, siapa tau ia salah dengar.

Posisi mereka saat ini adalah Janu yang masih tertidur sambil memeluk Riki, sedangkan Riki berada di atas tubuh Janu. Ia bahkan tidak berani bergerak, nafasnya juga menjadi manual sangking gugupnya.

Tangannya bergerak untuk menepuk pipi Janu agar ia kembali tersadar. "Nu.. Nunu. Bangun!"

Ternyata Janu tipe orang yang mudah di bangunkan. Terbukti sudah dua kali Riki mencoba dan berhasil.

Janu kembali membuka matanya, namun kali ini sepenuhnya tersadar.

"Kenapa sayang?" Tanyanya dengan suara serak.

Love Obsession! [Sunric Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang