14. Sisi lain Janu

814 73 7
                                    

Beberapa hari telah Riki lalui, selama itu juga ia melaksanakan rencanannya, tetapi usaha yang ia lakukan sering kali gagal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa hari telah Riki lalui, selama itu juga ia melaksanakan rencanannya, tetapi usaha yang ia lakukan sering kali gagal.

Rencananya kali ini adalah mencari kelemahan Janu, Riki tidak bodoh. Ia sangat hati-hati dalam melangkah, walaupun  kadang ia tidak sadar telah melakukan kesalahan namun saat ia menyadarinya ia akan segera memperbaiki kesalahan tersebut.

Setiap kali ada kesempatan, Riki akan mencari tahu apa yang membuat Janu terusik, bahkan ia kerap melakukan tindakan yang ia rasa akan memancing emosi Janu. Tetapi usahanya sia-sia, bukanya marah, Janu malah semakin perhatian kepadanya.

Seperti saat ini, keduanya berada di parkiran ingin mengambil kendaraan masing-masing. Situasi ini di manfaatkan oleh Riki untuk membuat Janu marah.

Riki sengaja berjalan beriringan dengan Janu, padahal kendaraan miliknya adalah mobil jadi tempat parkirnya berbeda dari Janu yang membawa motor.

Saat berjalan, Riki sedikit melirik Janu yang berjalan dengan tenang di sebelahnya. "Dia ini bodoh atau apa?" ia tidak tahu mengapa Janu membiarkannya ketempat yang salah, masa bodoh! Ia harus tetap fokus ke tujuan utama.

Langkah kaki Janu terhenti, dan dengan otomatis Riki juga ikut menghentikan langkahnya. Di depan mereka terdapat motor hitam kesayangan Janu, motor itu terlihat sangat cocok untuknya. Bahkan mata Riki melebar saat melihat motor Janu yang sangat keren.

"Aku harus mendapatkannya bagaimanapun caranya!"

Riki menelan ludahnya, ia benar-benar menginginkan motor Janu menjadi miliknya.

Janu yang melihat Rizky bengong langsung mencolok hidungnya. "Mau pulang bersama? Tawarnya.

Suara Janu membuat Riki tersadar, ia terlihat bingung. Ia terus memikirkan cara agar  rencananya kali ini berhasil, sampai satu ide muncul di kepalanya, kemudian ia berseru dalam hati. "Maaf tapi aku harus melakukannya!"

Sebenarnya Riki tidak ingin mengorbankan motor impiannya, tapi untuk saat ini  tidak ada cara lain lagi yang bisa ia pikirkan.

Sedetik kemudian ia oleng ke arah samping,  tangannya sengaja ia tumpu pada body motor hitam milik Janu, sehinga motor itu tergores oleh gelang rantai miliknya dan juga menyebabkan motor itu hampir ikut jatuh.

Janu yang melihat kejadian tersebut langsung bergerak cepat. "Kau tidak apa-apa?" Tanyanya panik sambil menarik Rizky ke arahnya agar tidak jatuh menimpa Motor hitam miliknya.

"Sial! Hampir saja berhasil." Riki langsung berpura pura menyesal karena tidak sengaja menggores motor milik Janu.

Tanpa di sadari olehnya ternyata tangan Riki juga tergores akibat gelangnya sendiri. Sehinga beberapa saat setelah itu ia baru merasakan perih di tangannya.

"Sakit?" Tanya Janu yang melihat Rizky sedang meniup-niup tangannya yang lecet.

Riki menatap Janu yang ikut menatap tangannya, ia menyadari bahwa mata Janu terlihat cemas, jadi Riki menjawab. "Tidak... Bahkan anak TK saja tidak akan merasa sakit dengan luka sekecil ini." Elaknya tapi masih meniup tangannya yg terasa makin perih.

Love Obsession! [Sunric Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang