Seperti biasa, ketika The Black berada di jalanan mereka akan dipimpin oleh Janu dibarisan paling depan dan tiga anggota tertinggi disebelah kiri dan kanannya.
Begitupun dengan malam ini.
Cahaya dari segerombolan geng motor menjadi sorotan bagi para bejalan kaki juga pengendara yang lain, namun mereka memilih untuk tidak melakukan apapun selain hanya memandang dengan pandangan yang tidak bisa diartikan sama rata.
"Nu," panggil Riki yang tengah dibonceng oleh Janu.
"Hm?" Janu sedikit menoleh juga mengurangi kecepatan motornya agar dapat mengetahui apa yang ingin Riki sampaikan dengan jelas. "Ada apa?" Sambungnya ketika menyadari bahwa Riki tidak meresponnya tadi.
Tangan Riki meremat pundak Janu untuk melampiaskan rasa gugupnya. Ia ragu untuk mengungkapkan keinginannya. Tapi mau tidak mau dia harus mengatakannya sekarang juga.
"Bisakah kau menyuruh mereka untuk tidak mengikuti kita?" Jawab Riki.
"Un-"
"Karena aku ingin menghabiskan waktu bersama mu tampa mereka," bisik Riki tepat di telinga Janu membuat lelaki itu seperti tersengat listrik.
Maka tampa pikir panjang lagi Janu langsung mengangkat tangannya, memberi kode agar mereka berpencar.
Menyadari kode tersebut, Ilham sebagai tangan kanan sang ketua langsung mengambil alih untuk mengarahkan anggotanya ke arah yang telah ditentukan.
Tepat di pertigaan seluruh anggota The Black belok kiri, sedangkan Janu tetap lurus entah akan pergi ke mana yang pasti ia ingin lebih lama bersama Riki menghabiskan waktu di atas motor, mengelilingi kota dimalam hari.
Kini sudah tidak ada lagi yang mengganggu. Riki Yang awalnya bersikap jutek, bahkan bertingkah seperti tidak terima jika dirinya dijadikan sebagai bahan taruhan mulai melunak. Sebelumnya ia tidak ingin memeluk atau bahkan memegang Janu tapi ketika tinggal mereka berdua, tampa ragu ragu ia memeluk Janu kemudian menyandarkan kepalanya pada punggung lelaki itu.
Janu yang merasakan hal tersebut langsung tersenyum, ia juga bergerak untuk mengusap punggung tangan Riki. Namun ia tarik kembali ketika mengingat sesuatu.
"Kau mengingkari janji mu padaku, kiki." Ujarnya tiba-tiba.
Riki Yang mendengar pernyataan Janu langsung mengangkat kepalanya. "Hah, janji apa, kapan aku berjanji?" Tanyanya dengan nada kebingungan.
Terdengar helaan nafas dari Janu. "Kau berjanji tidak akan pergi dariku , tapi ternyata kau meninggalkanku lagi.... Aku sangat kecewa."
Laju motor Janu semakin melambat.
"Oh! Itu diluar kendali ku... Ketika kau pergi Reno tiba-tiba saja datang dan menyeret ku, memaksa agar aku ikut dengannya... Bagaimana aku bisa menolak?" Ucap Riki berusaha menjelaskan kejadian yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Obsession! [Sunric Lokal]
FanfictionRiki awalnya berniat untuk balas dendam atas kematian adik kembarnya, namun malah terlibat dalam hubungan percintaan adiknya yang rumit. Warning⚠️ Bijaklah dalam membaca sebuah karya. Cerita ini memiliki unsur dewasa, adegan kekerasan, serta bahasa...