23. Penyesalan

880 67 12
                                    

Di pagi hari Janu terbangun karena mendengar nada dering telepon yang ia rasa buka dari ponsel miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di pagi hari Janu terbangun karena mendengar nada dering telepon yang ia rasa buka dari ponsel miliknya.

Dengan malas ia membuka matanya dan ketika matanya terbuka, ia melihat pemandangan yang begitu mempesona membuatnya terdiam untuk beberapa saat.

Karena bunyi ponsel yang sangat menggangu membuat Janu yang tadinya ingin mencium Riki tertahan. Dengan panik ia mencari sumber suara tersebut, tidak ingin suara itu membangunkan kekasihnya yang sedang tertidur pulas. Oh! Jangan lupakan bahwa dirinya yang masih telanjang bulat.

"Sialan, siapa yang berani mengganggu orang lain di pagi buta seperti ini!" Umpat Janu sembari memasang celananya dengan tergesa-gesa. Lalu mencari dari mana asal suara tersebut berasal.

Dan ternyata ponsel yang sedari tadi berdering adalah milik Riki. Janu mengambil ponsel tersebut dari kantong seragam Riki kemudian ia membukanya. Disana tertulis kata 'Mamah' yang terus menelpon berulang kali, juga mengirim beberapa pesan.

"Ah rupanya mamah mertua," Janu tersenyum lebar langsung menekan tombol hijau.

Namun senyumnya seketika luntur saat mendengar suara dari sebrang sana. "Kiki kamu jadi pulang kan sayang? Mamah dan papah akan menjemputmu di bandara... Sayang, kenapa diam saja?"

Tampa menjawab Janu langsung mematikan sambungan telepon dengan sepihak kemudian ia mengetik sebuah pesan yang berbunyi 'Kiki tidak akan pulang.' Setelahnya ia langsung mematikan ponsel milik Riki tampa memperdulikan reaksi orang tua Riki setelah menerima pesan darinya, kemudian menyimpan ponsel tersebut didalam laci, lalu ia kunci dan kuncinya ia lempar entah kemana.

"Tidak ada yang boleh membawa mu pergi dariku..."

Janu memungut pakaian mereka yang berserakan, mengambil baju ganti untuk Riki berniat untuk membantu tampa membangunkan kekasihnya terlebih dahulu.

Tapi ketika ia memasangkan kemeja berwarna putih miliknya ke tubuh Riki, Janu panik ketika merasakan badan Riki yang hangat. "Astaga kau demam!" Maka dengan sigap Janu langsung mengangkat tubuh Riki, membawanya ke kamar yang lain yang jauh lebih bersih dan nyaman.

Setelah membawa Riki ketempat yang aman, Janu langsung membereskan sisa kekacauan yang tadi malam telah ia timbulkan. Kemudian mencari sesuatu seperti obat dan handuk serta memasak air hangat yang akan digunakan sebagai kompres.

Janu kembali membawa sebaskom air hangat, lalu merendam handuk, setelahnya ia peras sedikit. Kemudian meletakkannya dengan pelan ke atas kening Riki berharap agar panasnya mereda.

Riki setengah sadar, ia melihat Janu yang begitu panik merawatnya namun ia tidak memiliki tenaga untuk mengeluarkan suara bahkan bergerak saja badannya terasa remuk.

Riki juga sadar ketika Janu memberinya obat dengan cara meletakkan obat di mulut, menggigit ujungnya dan menyisakan ujung yang lain kemudian menundukkan kepalanya. Membuat Riki tidak sadar membuka mulut membiarkan Janu menciumnya dan mendorong sebutir obat dengan lidah, Riki menelan ludah tidak tahu ludah siapa itu karena air liurnya sudah menyatu dengan milik Janu.

Love Obsession! [Sunric Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang