7.50 WIBDering telepon di sebelahnya mengusik tidur seorang gadis. Seingatnya, ia tak memasang alarm pagi hari ini karena semalam ia baru tertidur pukul setengah tiga dini hari. Dengan setengah sadar ia meraba di mana sekiranya ia menyimpan ponselnya. Dan, ketemu. Tanpa melihat ama si penelpon ia mengangkat telepon itu.
“Hmm?”
“Astaga, Ginaa!! Ke mana aja lo, gue chat dari tadi?! Lo belum bangun? Sepuluh menit lagi ada kelas dadakan dari pak Kunco! Buruan bangunnn!!” Seru suara manusia di balik telepon. Pak Kuncoro atau biasa di panggil pak Kunco adalah dosen ter-killer di Fakultas Sastra, paling disiplin, dan tak segan memberi nilai E pada mahasiswanya yang berani membolos kelasnya sampai dua kali tanpa alasan yang jelas.
Mendengar suara sang penelpon yang tak santai dengan kabar buruknya membuat Regina melebarkan matanya dan seketika nyawanya terkumpul sepenuhnya.
“What the …, argh! Gue cabut juga mana cukup waktunya, Bella. Huaa, bodo ah mending terlambat dari pada engga sama sekali. Bye!” Dengan cepat Regina menutup teleponnya dan bangkit dari kasur lantas keluar kamar indekosnya menuju kamar mandi yang ada di sebelah dapur.
Untungnya kamar mandi sedang kosong sehingga Regina tak perlu menunggu lagi. Dengan gerakan cepat ia menyikat gigi dan mencuci mukanya. Persetan dengan prinsipnya yang harus mandi pagi, apalagi sebelum kuliah. Kali ini waktunya sangat tidak mendukung untuk memenuhi prinsip sehatnya.
Setelah selesai Regina kembali ke kamarnya dan mengganti baju tidur yang seadanya dengan kaos putih di padukan high waish jeans berwarna snow blue, tak lupa cardigan warna cream. Lanjut memakai sepatu kets putihnya lantas menyemprotkan parfum ke seluruh badannya agar tak tercium bau-bau belum mandi serta membubuhkan lip balm di labiumnya agar tak terlihat pucat. Selesai urusan pakaian, ia beralih ke menghampiri meja belajarnya mengambil tote bag cream dan beberapa buku yang diperlukan serta kunci motornya. Sebelum keluar, ia menyempatkan mematut diri di cermin yang berada di sebelah pintu keluar.
Perfect.
Dengan langkah cepat ia keluar dari rumah indekos guna mengambil motornya di garasi sebelah kiri rumah. Ia memacu motornya dengan secepat yang ia bisa. Untungnya jalanan sedang tidak terlalu ramai sehingga sepuluh menit kemudian ia telah sampai di parkiran Fakultas Sastra.
Melepas helm, ponselnya kembali berdering. Ia pun menyempatkan melihat siapa yang menelponnya dan mengernyit kala yang menelponnya adalah orang yang sama dengan yang menelpon tadi pagi, alias Bella. Lantas ia pun mengernyit, bukannya seharusnya Bella sedang di kelasnya pak Kunco dan haram hukumnya memainkan ponsel di kelas guru killer tersebut?
Sambil berjalan tergesa ia mengangkat telepon dari Bella. “Paan?”
“Kelas pak Kunco di tunda,” katanya dengan santai.
“Oh.” Regina hampir saja mematikan ponselnya sebelum, “WHAT?! Gimana, gimana?”, kagetnya dengan menghentikan langkah tergesanya.
“Kelas pak Kunco di tunda, Gina…. Lo di mana sekarang? Gue di kantin, nih.”
“Lah, anjirr. Gue baru banget sampe, nih. Baru jalan dari parkiran. Sialan, emang. Udah buru-buru kaya di kejar setan juga. Yaudah gue nyusul lo, jangan ke mana-mana. Bye!”
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTA STORY; After Breaking, I Found You [HIATUS]
Novela JuvenilMenunggu update insta story dari akun yang baru saja ia follow ternyata membuat Regina perlahan melupakan galaunya yang disebabkan gebetannya menjalin hubungan dengan perempuan lain. Regina selalu menyukai apapun yang akun tersebut bagikan di insta...