"Btw, Na, Sakti angkatan berapa emang?" tanya Rega mengabaikan Regina yang masih ketus.
"2019," sahut Regina.
"Oh ... seangkatan sama gue, ternyata," lirih Rega yang masih bisa didengar Regina.
"Hah?" jerit Regina tiba-tiba, lantas menutup mulutnya dengan tangan saat sadar telah mengeluarkan suara tinggi. "Lo semester lima? Kating gue dong?" cicit Regina.
"Iyalah."
"Astaga. Kenapa lo nggak ngomong, sih? Jadi selama ini gue nggak sopan dong sama lo, eh, sorry, sorry."
"Emang," tanggap Rega berubah ketus. Hal tersebut membuat Regina tegang, mengira bahwa Rega marah karena selama ini ia tak sopan kepada katingnya.
"Jadi, harus panggil apa nih, gu- eh, saya? Kak, atau ... mas? Atau apa?" tanya Regina semakin tegang. Bahkan ia sampai menghentikan langkahnya guna menghadap ke arah Rega langsung.
Sedangkan Rega kini tertawa melihat ketegangan Regina, membuat Regina mengerutkan keningnya heran.
"Kok ketawa, sih?"
"Udah, santai aja nggak usah tegang gitu. Kocak banget muka lo. Panggil nama aja nggak papa kali," respon Rega.
"Beneran? Ntar dikira gue nggak sopan lagi sama kating."
"Emang selama ini udah nggak sopan 'kan, lo sama gue," imbuh Rega sambil tertawa ringan.
"Ya salah lo sendiri nggak bilang," sungut Regina. Ia melanjutkan langkahnya yang tertunda.
"Nggak penting, sih," sahut Rega santai sembari menyusul Regina.
"Eh, itu kayanya temen-temen kak Sakti, deh," ucap Regina kembali menghentikan langkahnya dengan menunjuk lima orang tengah duduk santai di depan sebuah ruang kelas. "Tapi ngga ada kak Sakti di sana," lanjut Regina.
"Yaudah, samperin aja. Tanya sama mereka," ajak Rega.
Akhirnya mereka berdua mendatangi kelima orang yang dimaksud. Salah satu dari lima orang tersebut yang menyadari kehadiran Rega dan Regina, ia tiba-tiba merubah raut mukanya, seperti memandang remeh kepada Regina. Regina menyadarinya, begitu juga Rega.
"Permisi, kak. Boleh tau kak Sakti ada di mana?" tanya Regina sopan.
"Ngapain cari Sakti? Mau lo embat juga kaya cowok Anna? Sekarang aja udah lain gandengan, tuh," ucap seorang yang tadi pertama kali menyadari kedatangan Regina dan Rega. Ucapannya sedikit menyentil sisi sensitif Regina, ia mengepalkan tangannya.
Sementara Rega yang menyadari, ia ikut turun suara. "Tinggal jawab Sakti ada di mana apa susahnya, sih?" desis Rega. "Dia dateng baik-baik, ngomong sopan sama lo semua, dan balesannya ejekan gini? Lo semua kuliah, attitude sama mulut nggak pernah ikut dikasih pelajaran, ya!" lanjutnya.
Ucapan dari Rega membuat sebagian dari mereka tersulut emosi sampai berdiri dari duduknya.
"Masalahnya apa sama lo? Oh, mau belain cewek pelakor ini?" ucap salah satu yang lain dari mereka sambil menunjuk Regina menggunakan jarinya.
"Jaga mulut lo kalo nggak tau apa-apa!" Sulut Rega menampik tangan lawannya.
"Nggak tau apa-apa, apanya?! Semua orang udah tau dia pelakor!"
Rega yang hendak membalas lagi ditahan oleh Regina. Regina tak ingin suasana semakin memanas. Apalagi kini mulai banyak orang-orang yang menyaksikan perdebatan mereka.
"Ga, udah!" Regina menahan tubuh Rega yang hendak maju ke arah lawannya. "Yuk, balik aja. Nggak enak diliatin orang," lanjut Regina lirih.
"Dia ngehina lo, Na!"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSTA STORY; After Breaking, I Found You [HIATUS]
Fiksi RemajaMenunggu update insta story dari akun yang baru saja ia follow ternyata membuat Regina perlahan melupakan galaunya yang disebabkan gebetannya menjalin hubungan dengan perempuan lain. Regina selalu menyukai apapun yang akun tersebut bagikan di insta...