[10] • Si Paling Menyebalkan •

9 12 5
                                    

"Medcom?" heran Regina dan Rega yang bersuara hampir bersamaan.

"Iya," jawab Yafi dengan anggukan kepala menegaskan. "UKM apa lagi selain Media yang suka cari-cari berita. Tuh akun gosip pasti punya UKM Media. Apalagi akhir-akhir ini anak Media lagi gencar cari berita-berita panas di kampus buat meningkatkan  insight mereka biar bisa semakin dilihat sama orang-orang sini. Lo tau sendiri kaya apa wajah UKM Media kampus kita. Rendah. Sampe-sampe segitunya cari sensasi tanpa mikir dampaknya biat orang lain," lanjut Yafi menjelaskan dengan menekan bagian kata "rendah".

"Kok lo seyakin itu kalo akunnya punya UKM Media? Kalo mereka mau meningkatkan insight kenapa harus pake cara lata gini? Bukannya justru bikin pandangan orang-orang semakian buruk, ya?"

"Namanya juga obsesi, Na. Mungkin juga pengaruh pandangan buruk yang mereka terima, jadi malah buat mereka berimprovisasi tanpa kepikiran kedepannya, yang juga buat mereka jadi salah langkah," asumsi Rega menjawab keheranan Regina.

"Jadi … gue harus ke ruang Medcom langsung buat cari admin akun itu?"

"Saran gue, sih, lo cari tau dulu kebenarannya. Emang itu akun anak Medcom yang pegang atau bukan. Kalo emang iya, lo bisa bicarain baik-baik di luar kampus aja," papar Yafi.

"Gini aja, deh. Gue ada temen yang gabung sama Medcom. Gue bantu cari tau lewat itu anak aja. Nanti gue infoin ke lo hasilnya," sela Rega.

"Eh, nggak usah repot-repot, deh, Ga. Info dari kalian aja udah membantu banget buat gue."

"Santai aja, Na. Nggak repot, kok."

"Beneran?"

Rega mengangguk sebagai isyarat jawaban untuk Regina.

"Makasih banyak, loh. Kalian baru kenal gue, tapi baik banget," ucap Regina tulus.

"Emangnya baik cuma harus sama orang yang udah lama kenal? Enggak ‘kan? Semua kan tergantung sama pribadi masing-masing. Ada yang belum kenal aja baik banget, ada yang bertahun-tahun kenal tapi nggak mau bantu sama sekali. Kita hidup ‘kan nggak bisa sendiri-sendiri, kita makhluk sosial. Ya, harusnya mau nggak mau baik ke semua orang. Perlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan. Mungkin udah nggak asing buat lo kalimat itu. Tapi gue selalu menanamkan itu buat prinsip gue hidup.”


Regina tersenyum mendengar ucapan panjang lebar dari Rega. Kepalanya menggeleng heran. “Heran, gue. Nggak di story, nggak di real life, kata-kata lo selalu buat gue terkesan tau, Ga,” ungkap Regina.

“Itu cuma kalimat sederhana, loh. Kalo di insta story, gue cuma nulis apa yang ada di otak gue aja. Kadang juga biat isi-isi aja biar nggak kosong,” terang Rega dengan sedikit terkekeh di akhir kalimatnya.

°°°

Beberapa saat lalu Regina telah bingkas dari kursinya dan meninggalkan kafe Selaras Kopi berhubung hari sudah menjelang malam. Kini di meja yang tadi ditempati hanya ada Rega dan Yafi. Mereka berdua belum ada niatan beranjak dari duduknya.

“Ngomong-ngomong, anak Medcom siapa yang mau lo mintain tolong, Ga?” ujar Yafi.

“Damar,” jawab Rega singkat.

“Damar? Yang masih sepupu Akbar itu?” tanya Yafi kembali dengan nada penuh keheranan.

Rega hanya mengangguk menjawab pertanyaan Yafi tersebut, sebab dirinya tengah menenggak minuman yang dipesannya.

“Yakin, lo?”

“Agak nggak yakin, sih, sebenernya. Ya, gue tahu sih Damar susah dideketin apa lagi dimintain tolong karena kita terhitung orang asing buat dia. Tapi apa salahnya dicoba dulu. Lagian kita Cuma mau tahu akun itu bener punya Medcom atau enggak doang ‘kan?”

INSTA STORY; After Breaking, I Found You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang