[19] • Maaf •

3 1 0
                                    

Rega yang tengah duduk menghadap kolam di depannya terlonjak karena tepukan di bahunya. Obrolannya dengan ketiga kawannya pun terinterupsi. Ia menoleh ke belakang dan netranya menangkap Regina menatapnya garang.

"Kenapa, sih? Gitu banget natapnya. Kemarin aja lembuuut banget," ucapnya seraya bangkit dari duduknya.

"Kok lo enggak bilang sih, semalem bayarin gue?" protes Regina tiba-tiba. "Eh, sorry," lanjutnya begitu mengetahui adanya orang selain Rega. Terlalu fokus pada Rega membuatnya tak memperhatikan sekeliling.

"Kalo telinga gue enggak salah denger, Rega kemarin bayarin cewek, nih, boy. Bayarin apaan, nih? Kita-kita aja jarang ditraktir. Betul, enggak?" Si paling jahil alias Dion, berkata kepada dua temannya; Akbar dan Yafi. Diiyakan ole keduanya.

"Apaan sih, lo? Mulai rese, deh!" sinis Rega.

"Yah, yah. Cowoknya deh, yang sensi," timpal Akbar, mengundang tawa dari ketiganya; Akbar, Dion, dan Yafi.

Tanpa menghiraukan ketiga kawannya lagi, termasuk siulan-siulan tak jelas dari Dion, Rega menarik lembut tangan Regina menjauh.

"Enggak malu lo, ke Teknik sendirian?" tanya Rega setelah jauh dari jangkauan teman-temannya.

"Ngapain malu, orang gue pake baju juga," timpal Regina cuek.

Rega hanya tersenyum. "Biasanya 'kan cewek malu-malu, tuh. Apalagi banyak cowok di sini. Lagian niat banget nyamperin gue gini."

"Idih! PD gila, lo. Kalo karena gue sudi punya utang ogah ya, gue ke sini. Berapa kemarin, gue ganti?" Regina mengambil dompet lipat berwarna hijau pastel dari dalam toe bag-nya.

"Lo enggak punya utang sama gue," kata Rega tenang.

"Semalem lo bayar makanan gue, pake duit lo. Itu artinya gue punya utang sama lo, dong." Regina berujar penuh tekanan seolah menguatkan asumsinya.

"'Kan gue ikhlas bayarin lo." Masih dengan nada tenang, Rega berujar dengan melipatkan tangannya, bersedekap.

"Enggak mau tau! Nih gue bayar!" Masih bersikeras, Regina meletakkan paksa selembar uang berwarna merah di tangan Rega.

Rega berdecak, mengembalikan uang Regina. "Gini deh, kalo lo mau bayar, gue enggak terima bayar pake uang," tandasnya.

Dengan mengerutkan kening, Regina menjawab, "Terus? Gue traktir balik?"

"Ide bagus," tutur Rega dengan senyum jahil. Sedangkan Regina mengembuskan napas kasar.

"Ya udah, mau kapan?"

Lagi, Rega tersenyum. Lantas menjawab, "entar gue kabarin waktunya. Oke?"

Regina mengangguk menyetujui.

"Lo beneran niat ke sini nyamperin gue doang?"

"Ya kali! Sudi banget. Gue tuh mau ke perpus umum univ, ya!" sewot Regina. "Serius, gue!" tekannya kala melihat raut Rega seolah tak percaya. "Lo ikut deh, kalo enggak percaya."

"Mau banget gue ikutin?"

"Rese lo, ah!"

°°°

Fokus Regina dari buku di tangannya harus terpecah kala kedatangan dua orang berbeda gender mengusik pendengarannya. Posisi duduknya yang menghadap ke arah datangnya dua orang itu membuatnya dengan mudah melihat siapa gerangan yang datang ke perpustakaan dengan ribut.

INSTA STORY; After Breaking, I Found You [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang