💌: So we...

956 160 42
                                    


Aww boy!

💌

"Gaada yang mau lo omongin ke gue gitu?"

Haruto hanya terdiam, menatap keheranan kearah wonyoung yang menatap dirinya dengan tatapan mata berbinar.

Sudah sejak dua jam yang lalu memang wonyoung tiba-tiba saja datang ke rumah haruto, entah untuk apa.

"Emang ada hal penting yang mau kita omongin?" tanya haruto balik.

Wonyoung dengan senyuman lebar dan mata yang berbinar mengangguk antusias, "ada! Ayo dong jangan sok ga tau gitu, gue udah dandan cantik loh demi ini." ujar wonyoung masih dengan tatapan berbinar nya.

Haruto hanya terdiam, dan tak lama dirinya tersenyum simpul.

Soal waktu itu rupa nya.

Oke, sepertinya sudah saatnya haruto jujur ke wonyoung tentang perasaan nya yang sebenarnya.

"Won, pas kemarin gue bilang gue suka sama lo, itu bercanda."

"H-hah?"

Tubuh wonyoung seketika membeku mendengar jawaban dari haruto.

Bercanda?

Bercanda kata nya? Jadi selama ini wonyoung cuma geer?

"Iya, bercanda."

"Ga lucu haru, jangan ngelawak deh." cicit wonyoung kecil.

Dada nya terasa nyeri ketika mendengar tolakan langsung dari haruto.

Tanpa merasa bersalah sama sekali haruto hanya menatap santai kearah wonyoung, dan bahkan kini tangan nya sibuk bermain game di handphone nya.

"Gue ga bercanda, hubungan kita cuma kontrak wonyoung, gue cuma ingetin aja soalnya lo udah lupa dan kelewat batas."

Merasa perasaan nya di permainkan wonyoung pun menatap sinis kearah haruto.

"Yang udah kelewat batas lo atau gue haruto? Menurut lo, sikap lo selama ini gimana? Gue atau lo yang kelewat batas?" tanya wonyoung masih berusaha menahan emosi nya.

"Emang sikap gue kenapa? Wajar dong gue baik sama lo, lo partner gue won, tapi kayaknya sikap gue emang bikin lo salah paham."

Wonyoung mengusap wajah nya kasar, benar. Semua cowok memang sama aja, harusnya wonyoung ga berharap apapun pada haruto.

Hubungan mereka hanya sekedar pacar kontrak, palsu.

"Lagian won, gue harus berpikir dua kali kalau mau jadiin lo pacar gue, secara pacar lo ada banyak, dan juga ada kemungkinan lo selingkuhin gue kan? Intinya gue ga bisa sama lo."

Kali ini fokus haruto bukan berada di layar game nya, tetapi sudah menatap wonyoung dengan tatapan dingin dan datar.

Dan tatapan itu, bukan tatapan haruto yang wonyoung kenal.

"Lo masih bisa ngomong gitu? Haru, gue udah mutusin semua pacar gue dari awal lo nyuruh, karna lo."

Air mata wonyoung tak dapat di bendung lagi, ga nyangka haruto ternyata brengsek seperti ini.

Ah, benar. Ini memang karma untuk wonyoung.

"Walaupun lo mutusin semua pacar lo demi gue itu ga bakal ngaruh sama reputasi lo sebagai cewek nakal."

Wonyoung mengepalkan tangan nya kesal, sedih, malu, marah bercampur jadi satu.

Wonyoung sama sekali udah ga punya muka di hadapan haruto.

𝗔𝘄𝘄 𝗯𝗼𝘆!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang