#02

61 6 0
                                    

Creative Danus Team

Nicholas
| semuanya gak lupa kan kalo hari ini kita survey yogurt?
| ayo jawab cepet
| gue mau kabarin sodara nih

Daniel
| Iya kak siap!
| Janjian dimana kak?

Nicholas
| @Raysa lo gimana?

Raysa memeriksa ponselnya setelah melakukan yoga. Pantas berisik, dia melupakan jadwalnya. Dia harus pergi untuk melakukan survey produk yang akan ia jual dalam kegiatan program kerjanya.

Raysa
Maafin, gue abis yoga ini |
Mau janjian dimana? |
Yang sekiranya deket aja, ya? |
Gue mandi dulu, ntar gue cek grup lagi |

Selesai dengan ponselnya, dia harus segera mandi dan bersiap untuk memulai kegiatan program kerjanya di himpunan. Dia menyesal kenapa dirinya mengiyakan pertanyaan Hilal perihal dirinya yang akan ditetapkan menjadi kepala divisi ini. dan kenapa bukan Nicholas saja yang menjadi kepala divisi.

Beberapa bulan lalu, saat dirinya masih menjadi junior di divisi dan himpunan, dirinya diajak oleh Hilal untuk membersamai dirinya dan Genta untuk maju jadi pengurus himpunan inti dan menjadi kepala divisi.

Dia sempat keberatan dengan hal itu, namun setelah mendengar Nicholas tidak bisa mengambil posisi itu dan berjanji akan bersamanya di divisi, dirinya dengan berat hati mengiyakan, karena jika bukan dirinya, siapa lagi yang akan mengambil posisi itu. tidak mungkin diberikan pada Daniel yang masih baru dalam hal seperti ini.

Setelah menyegarkan diri, sekarang dirinya menghadap cermin, merapihkan tampilannya. Kaus putih dengan kemeja flannel motif kotak-kotak yang sengaja tidak ia kancingkan, dipadu dengan celana jeans dan sepatu kets senada, itu cukup untuknya pergi ke tempat di luar kampus.

"lo mau kemana?"

Raysa menoleh ke arah pintu. Ada Azka yang berdiri dengan kaus hitam dan celana training-nya. Menandakan mahasiswa jurusan Manajemen ini tidak ada kegiatan yang mengharuskan dirinya bersiap dan menata dirinya pagi ini.

"mau survey produk ke sodaranya Nicholas... anter gue dong..." kata Raysa yang kini membiarkan rambutnya hanya terurai saja.

"jangan gue deh, belum mandi nih..." kata Azka yang mengucek matanya.

"sama gue aja mbak... kebetulan mau keluar nih..." kata Sadewa yang kebetulan baru keluar dari kamarnya.

Azka tersenyum senang, "akhirnya, gue bebas... babay..." katanya sambil berlalu menuju kamar.

"kemana mbak? Ayok sama gue aja. Si mas Azka biarin tidur aja..." kata Sadewa yang sengaja mengeraskan suaranya, agar Azka mendengarkan.

"yooo... makasih dewa..." teriak Azka dari kamarnya.

Raysa membuka ponselnya, dan ingin membuka grup divisi. Memastikan bahwa dirinya harus pergi kemana kali ini. Namun sebelum membuka chat dari divisi, dirinya menemukan satu kontak yang menghubunginya dan menarik perhatian matanya.

Nicholas
| lo tunggu aja di depan komplek lo
| bawa helm
| gue jemput lo disana ya

---

"setelah saya liat-liat, kayaknya saya mau ambil yang botol, sama yang ice stick. Boleh kan bu?"

Raysa terlihat sangat antusias dengan produk di depannya. Dia dan kedua rekannya diberikan satu produk untuk tester, dan wajahnya terlihat bahagia dengan rasanya. Sepertinya ini produk yang cocok untuk di jual.

"oh boleh atuh neng..." kata Astari, tante dari Nicholas yang produknya direkomendasikan untuk produk yang bisa dijual di program kerja mereka oleh keponakannya sendiri.

|2| With[out] You • Wonyoung JangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang