#14

30 4 2
                                    

"lo harus cepet ketemu sama Dika..."

"gimana caranya, mas?"

"dia ada di sekitar lo... lo pernah yakin hal itu kan?"

"mas... dia gak ada di sekitar gue..."

"gak, dia ada di sekitar lo..."

"hahhhh.... hahhhh"

Mimpi itu, lagi. sudah beberapa hari ini Raysa memimpikan hal yang sama. Rasya, kakaknya datang hanya untuk mengatakan bahwa ia harus segera menemui Nandika yang pernah ia yakini bahwa Nandika ada di sekitarnya setelah kejadian yang membuatnya dibawa ke rumah sakit itu terjadi. Ah, mimpi itu hanya pemikirannya saja mungkin ya, mana mungkin itu benar. Kadang mimpi mengikuti apa yang kita fikirkan bukan?

Mimpi itu selalu datang tepat di akhir tidurnya, jam 04.50. ya, benar-benar tepat sampai ia bangun duluan sebelum alarm yang ia set- jam 05.00 berbunyi. Sepertinya ia memang harus diberikan mimpi seperti itu agar tidak terlambat kelas pagi, sisi baiknya. Namun...

"please, gue gamau mimpi itu lagi..." kata Raysa yang kini masih mengelusi dadanya, terkejut dengan mimpinya akhir-akhir ini.

Dia melanjutkan aktifitasnya setelah mematikan alarm yang bahkan belum berbunyi itu dengaan berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Hari ini ia mempunyai kelas pagi, dimana kelasnya adalah kelas English-Indonesian Interpreting yang akan praktek.

"praktek hari ini manaan gimana dosennya lagi... hadeuh... gue yang pusing, mana ga sempet latihan sebelumnya... untung cuman 2 kelas doang hari ini sama Kewirausahaan..." kata Raysa sambil mengeluarkan pasta gigi menuju sikat yang ia gunakan. Lalu lanjut untuk menyikat giginya.

Dug... dug... dug...

Suara gaduh dari pintu membuat Raysa menoleh ke arah suara, siapa sih yang pagi-pagi menganggu ritualnya? Mana berisik sekali ketukannya pada pintu, itu bukan seperti ketukan, namun...

Sebentar, Raysa merasakan déjà vu, dia pernah mendengar hal yang serupa bukan?

Kini Raysa bernafas dengan cepat saat fikirannya menampilkan kejadian di masa lalunya. Ya, bayangan tentang penyiksaan hari itu dimana ia dan Rasya mendengarkan suara yang mirip dengan suara ketukan berisik di pintu kamar mandinya kini. Ah, ketakutannya muncul.

"ca! ini Azka, berapa lama lagi? buruan gue kebelet pipis..."

"ah... sialan lo Azka... gue udah engap... bentar, gue sikatan dulu..."

Itu hanya Azka ternyata... kenangan lama, bisakah kau pergi saja? Lihatlah Raysa yang ketakutan setiap saat.

---


"halo kak Ra- loh... kakak pucet amat, sakit lagi?!"

Raysa memegangi wajahnya yang pucat dan melihat ke arah orang yang menanyainya. Ini kelas kosong, dosen mata kuliah kedua tidak masuk, baru saja dikabarkan setelah 30 menit menunggu, namun Raysa belum beranjak keluar dari kelas dan betah mengerjakan tugas mata kuliah sebelumnya. dan juga, sudah tahu kan kesukaan raysa akhir-akhir ini? ya, melamun. Namun dirinya kaget tiba-tiba ada adik tingkatnya yang merupakan staf divisinya di himpunan tiba-tiba ada disini dan menanyainya. Ya, siapa lagi jika bukan Daniel.

"heh? Daniel? Lo ngapain kesini?"

"hehehe...", anaknya malah tertawa kecil yang membuat Raysa tersenyum kecil, memaklumi sikap Daniel yang kalau dilihat-lihat lucu juga.

"kakak kesayanganmu abis mimpi buruk, Dan... makanya pucet..." jawab teman di sebelah Raysa.

"heem, dia abis mimpiin lo, makanya pucet tuh..." timpal yang lainnya.

|2| With[out] You • Wonyoung JangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang