Pagi hari menyapa, Tay terbangun pertama kali. Tay membuka matanya, dan menyadari jika ia masih berada di dalam kamar New dengan posisi yang sama. Tay tertidur di kamar New.
Tay menunduk melihat New, saat ini New sedang tertidur miring sambil memeluk pinggangnya.
Dengan perlahan, Tay melepaskan tangan New yang memeluknya, lalu Tay meregangkan ototnya yang terasa kaku.
Tay berpindah tempat duduk sebaliknya, menghadap New. Tangan Tay terangkat untuk merapikan rambut New yang menutupi wajahnya.
"Cantik" puji Tay, ia tersenyum.
Tay terus memperhatikan wajah New, kulitnya yang putih mulus, mata yang indah jika terbuka, bulu mata yang panjang dan lentik, hidung mancung yang ujungnya terdapat bintik hitam kecil, pipi yang berisi membuat Tay mengusapnya lembut serta terakhir, bibir pink tebal milik New yang menarik perhatiannya.
Ibu jari Tay bergerak mengusap lembut bibir New, sangat lembut hingga Tay sangat-sangat memujinya.
Perlahan, Tay menundukkan wajahnya hingga mendekat dengan wajah New. Tay menatap wajah New yang masih tertidur pulas, New sangat lucu seperti anak bayi.
Tay semakin menurunkan wajahnya hingga ia bisa merasakan deru nafas teratur dari New.
Entah setan apa yang ada pada dirinya, Tay mulai menempelkan bibirnya pada New.
Lembut, itulah yang Tay rasakan. Tay memejamkan matanya, dengan perlahan ia memulai menggerakkan bibirnya untuk menyesap pelan bibir New.
Tay benar-benar terpaku, bibir New tidak hanya lembut, bahkan terasa sangat manis. Tay tersenyum di sela tautannya, ia menyesap pelan bibir New agar New tidak terbangun.
"Daddy"
Deg
Tay membuka matanya, betapa kagetnya ia saat melihat New yang sudah terbangun dan menatapnya.
Dengan cepat Tay mengangkat wajahnya, ia langsung mengubah posisinya menjadi duduk tegap.
Tay panik, New memergokinya saat Tay mencuri ciumannya.
"N-New itu..."
Tay panik, ia tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.
Sedangkan New hanya diam, ia mengubah posisinya menjadi duduk sambil menatap Tay meminta penjelasan.
"Daddy" lirih New memanggil Tay, matanya sudah berkaca-kaca.
Tay menunduk lemah, tidak ada alasan yang tepat untuk ia berikan pada New.
"Maaf New, Daddy gak sengaja, Daddy khilaf" lirih Tay.
"Daddy ambil first kiss aku" ujar New yang sudah menitikkan air matanya.
Tay mengangkat wajahnya ketika mendengar suara yang bergetar "New " kaget Tay saat melihat New menangis.
Tay mendekatkan diri pada New, dan dengan cepat ia menarik New kedalam dekapannya.
"Maafin Daddy New, maafin Daddy. Daddy lancang, Daddy salah" ujar Tay penuh penyesalan.
"Ciuman pertama aku Daddy hiks..." Tangis New.
"Sttt iya Daddy minta maaf sayang " Tay mencium puncak kepala New.
Dalam hati, Tay menuyumpahi dirinya sendiri, Tay merutuki kebodohannya sendiri, bisa-bisanya ia melakukan hal tersebut pada New yang notabenenya anak tirinya.
"Maafin Daddy" ujar Tay lagi.
New mendorong tubuh Tay hingga pelukan mereka terlepas, New menatap Tay dengan mata basahnya.