Siang itu kantin sedang di hebohkan dengan kericuhan yang di buat oleh beberapa mahasiswa. Penindasan. Hal tersebut adalah hal yang lumrah terjadi karena tidak ada satu orangpun yang bisa mencegahnya termasuk para pejabat kampus.
Tentu saja pihak kampus tidak berani mengambil tindakan, karena pelaku tersebut merupakan anak-anak dari donatur ternama di universitas tersebut.
Semua mahasiswa yang berada di kantin berteriak heboh, banyak di antara mereka juga sibuk merekam kejadian tersebut. Mereka semua menikmati tontonan geratis mereka.
"Dasar menjijikkan!" Ucap salah satu wanita pelaku bullying tersebut.
"M-maaf aku tidak sengaja" ucap si korban.
"Kau mengotori bajuku sialan" makinya.
Sang korban hanya menunduk "m-maaf" hanya itu yang bisa ia ucapkan sejak tadi.
Pelaku lainnya berdecak "lagian orang miskin sepertimu kenapa bisa masuk universitas ini hah?!"
"Dia mendapatkan beasiswa" celetuk yang lainnya.
"Kau tidak pantas berada di sini"
Byur
Pelaku tersebut menyiram wajah korbannya dengan minuman yang berada di meja tak jauh darinya.
Seisi kantin berteriak heboh, mereka merasa puas melihat kejadian tersebut.
"Ada apa ini hah?!"
Kantin mendadak sunyi ketika suara seseorang yang begitu lantang terdengar. Semua mahasiswa bergeser, memberikan jalan pada orang tersebut.
"Kau tidak perlu ikut campur urusanku" ucap pelaku.
Orang tersebut berdecak, ia tersenyum remeh.
"Kau merasa puas ketika menindas orang lain?"
"Kau berani membantahku?"
Selama ini tidak ada satu orangpun yang berani padanya. Baru kali ini ada seorang pria yang berani melawan ucapannya. Hal itu membuatnya emosi.
Wanita pelaku tersebut mengambil minuman lainnya dan hendak menyiramnya pada pria tersebut. Namun ia kalah cepat karena pria tersebut menepis tangannya hingga minuman itu membasahi bajunya sendiri.
Wanita tersebut menatap pakaiannya yang kotor dengan wajah kaget menahan emosinya. Sedangkan semua orang sedang berbisik-bisik melihat pertarungan sengit tersebut. Tak lupa para mahasiswa menyalakan kameranya untuk mengabadikan momen langka tersebut.
"Kau?" Geramnya.
"Aku sudah lama mengawasimu. Dan aku pikir semua ini sudah keterlaluan, aku tidak akan diam saja kali ini"
"Siapa kau yang berani membantahku hah? Kau tidak kenal siapa aku?"
"Aku New Thitipoom. Dan kau tidak terlalu penting untuk ku kenal"
Semua mahasiswa bersorak karena baru kali ini ada seseorang yang berani melawan pelaku bullying tersebut.
Wanita itu mengepalkan tangannya, ia tidak terima. Wanita tersebut mengangkat tangannya hendak menampar New. Namun lagi-lagi ia kalah cepat karena New menahan tangannya.
New menghempaskan tangan wanita tersebut dengan kasar hingga membuatnya meringis kesakitan.
"Aku tidak perduli jika kau seorang wanita. Dan jangan kau pikir aku takut padamu. Kau bukan siapa-siapa tanpa orangtuamu itu"
Seisi kantin kembali heboh karena menyetujui ucapan New. Karena sejujurnya mereka juga tidak menyukai perilaku bullying, hanya saja mereka tidak dapat berbuat apa-apa.