Lampu lalu lintas menyalakan warna hijau, menunjukkan waktuny untuk kendaraan berlalu lalang.
Pada sisi jalan, banyak orang-orang yang berdiri, menunggu giliran mereka untuk menyebrang jalan ke sisi lainnya.
Seorang pria tampak menatap kosong pada jalanan yang ada di depannya, menatap mobil dan motor yang berlalu lalang.
Rambu lalulintas berubah menjadi merah, dengan cepat orang-orang melangkah untuk menyebrang jalan.
Bugh
Tubuh pria tersebut sedikit terpental saat bahunya tidak sengaja menyenggol bahu seseorang yang berjalan dari arah berlawanan.
"Maaf tuan" ucap seorang pria berkulit putih.
Deg
Tubuhnya mematung seketika. Pria tersebut terus menatap seorang pria yang tidak sengaja menabraknya tadi, bahkan hingga pria berkulit putih tersebut sudah melangkah jauh.
Tit......
Pria tersebut tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara klakson kendaraan.
"Tay apa yang kau lakukan di sana? Kau ingin bunuh diri?" Teriak seorang pria lainnya dari sisi jalan.
Pria bernama Tay menangkup kedua tangannya meminta maaf pada pengguna jalan lainnya, setelahnya ia melanjutkan langkahnya.
"Kenapa kau hanya berdiam diri di sana bodoh?!" Serunya kesal.
"Off" panggil Tay pada sang sahabat.
"Ada apa?" Tanya Off sedikit khawatir saat melihat raut wajah Tay tampak seperti orang linglung.
"Dia" bibir Tay bergerak, namun ia tidak bisa mengucapkan satu katapun.
"Dia? Siapa?" Tanya Off.
Bayangan yang selalu hadir pada mimpinya hampir setiap malam kembali berputar. Tay memejamkan matanya dengan erat untuk mengusir bayangan tersebut.
"Dia... Aku..." Tay linglung.
"Tay kau kenapa?!" Off mengguncang kedua bahu Tay.
"Aku bertemu dengannya" mata Tay memerah seolah menahan tangis.
Off menatap sang sahabat dengan prihatin. Pasalnya tak jarang ia melihat kondisi Tay seperti ini. Semenjak mimpi buruk itu hadir di kehidupan Tay, tepatnya lima tahun yang lalu, hidup Tay menjadi tidak tenang.
"Kenapa kau tidak menahannya?" Tanya Off.
Tay menggeleng "ak-aku tidak bisa"
Off mengerti, ia mengusap punggung Tay untuk menenangkannya.
"Sudahlah, jangan terlalu di pikiran"
Tay mengangguk, namun pandangannya mengarah pada sebrang jalan arah pria berkulit putih itu pergi.
***
Seminggu setelah kejadian itu, Tay jadi lebih sering melamun. Mimpi itu selalu menghantuinya, membuat Tay benar-benar stres.
Tay kembali mengingat kejadian satu Minggu yang lalu, dimana ia kembali di pertemukan dengan seorang pria yang selalu menghantuinya selama ini.
Cklek
"Tay, lima belas menit lagi akan ada meeting. Aku sudah menghubungi pihak klien, dan mereka akan segera tiba" ucap Off sang sahabat sekaligus merangkap sebagai sekretarisnya.
Tay hanya menjawab dengan anggukan. Off menghela nafasnya, sahabatnya itu kian hari kian memburuk.
Semua orang telah berkumpul di ruang meeting termasuk Tay dan Off.