"selamat New, selamat Fah, semoga hubungan kalian langgeng hingga kakek nenek ya" ujar seseorang sambil menjabat tangan New dan wanita cantik yang sekarang sudah sah menjadi istrinya.
"Terimakasih. Silahkan nikmati hidangannya" ujar New.
New, pria manis berkulit putih itu sudah berdiri sejak beberapa jam yang lalu untuk menyambut tamu yang hadir di pernikahannya.
"Sayang kita istirahat dulu yuk" ajang Fahyong sang istri.
New mengangguk setuju, ia langsung menarik tangan Fah ke arah meja kosong, mendudukkan diri mereka di sana sambil menikmati hidangan yang sudah di sajikan untuk mereka.
Dari kejauhan seorang pria memperhatikan pasangan baru itu sejak tadi, atau lebih tepatnya hanya memperhatikan New. Tatapannya tak lepas dari gerak gerik New sedikitpun, meski banyak orang yang berlalu-lalang menghalangi pandangannya, matanya tak lepas memperhatikan sosok New yang sedang berbicara dan sesekali tertawa bersama Fah.
"Apa kau tak lelah memperhatikannya sejak tadi?"
Pria itu menghela nafasnya, ia mengalihkan pandangannya ke arah lawan bicara yang sedang duduk di hadapannya.
"Kenapa kau terlihat begitu murung? Seharusnya kau bahagia karena sekarang hari bahagia anakmu" ujar orang tersebut.
Acara sudah selesai, semua orang sudah kembali ke rumah masing-masing termasuk si pemilik acara.
New baru saja keluar dari kamar mandi setelah selesai bersih-bersih. New berjalan ke arah kasur, dimana istrinya sudah tertidur nyenyak, wajar karena wanita cantik itu pasti sangat kelelahan.
Ting
Sebuah suara notifikasi mengalihkan atensi New dari sang istri. New mengambil handphonenya dan mengecek pesan masuk tersebut. Lalu New menghela nafasnya berat. New melirik ke arah Fah sejenak, lalu ia beranjak dari kamar.
New berjalan keluar kamar, rumah tampak gelap karena semua lampu sudah di matikan mengingat sekarang waktu sudah malam dan waktu orang untuk beristirahat.
New berjalan dengan perlahan takut ia salah melangkah karena rumah tersebut minim cahaya.
New menghentikan langkahnya saat sudah sampai di depan sebuah pintu ruangan. New menolehkan kepalanya ke arah pintu kamarnya yang berjarak sedikit jauh. Merasa aman, New membuka pintu tersebut.
New masuk kedalam sebuah ruangan yang ternyata adalah kamar. New menutup pintu kamar tersebut secara perlahan agar tidak menimbulkan suara, lalu menguncinya.
Grep
New terlonjak kaget saat merasakan seseorang yang memeluknya dari belakang. New sedikit menengok ke arah orang tersebut, seketika wajahnya berubah menjadi cemberut.
"Daddy kenapa nyuruh aku ke sini? Nanti kita ketahuan" ujar New dengan bibir yang di majukan.
Orang yang di panggil Daddy tersenyum, ia mencium pipi New dengan gemas, lalu meletakkan dagunya pada bahu New.
"Daddy" panggil New karena orang tersebut hanya diam saja.
"Sttt Daddy mau peluk kamu, Daddy kangen sama kamu" ujarnya mempererat pelukannya.
"Kita hampir setiap hari ketemu loh Daddy. Dan mulai sekarang kan aku tinggal di sini, jadi kita bisa bertemu setiap hari"
"New" panggilnya.
"Hmm?" Sahut New sambil mengusap lengan yang melingkar di pinggangnya.
"Kenapa kamu harus menikah dengan anak saya?" Tanyanya.