Tay dan New duduk di atas kasur dengan New yang berbeda di atas pangkuan Tay dan Tay memeluknya dari belakang sambil meletakkan dagunya pada pundak New.
Tay benar-benar merasa senang karena kedekatannya dengan New saat ini, begitupun New yang tampak sangat senang.
"Daddy kenapa bisa cinta sama New?" New mendongakkan kepalanya menatap Tay.
Cup
Tay mengecup bibir New singkat, ia benar-benar gemas terhadap New. New yang di perlukan seperti itu menahan malu dengan wajahnya yang memerah.
"Jagan cium-cium Daddy!" Protes New.
Tay terkekeh "habisnya kamu gemesin" ujar Tay.
New menatap Tay malas "Daddy belum jawab pertanyaan aku tadi" ia mengerucutkan bibirnya, tentu New ingin tahu alasannya.
Tay mengangkat kedua bahunya acuh "cinta gak butuh alasan New, yang Daddy tahu Daddy cinta sama kamu"
Wajah New semakin memerah karena Tay menatapnya dengan intens.
"Daddy kenapa liatin aku gitu?" New memicingkan matanya.
Tay memutar tubuh New, hingga sekarang New duduk berhadapan dengan Tay, posisinya masih di atas pangkuan Tay.
"Daddy?"
Tay meraih kedua tangan New lalu melingkarkan kedua tangan New di lehernya. Sedangkan kedua tangan Tay melingkar di pinggang New.
Jantung New berdegup sangat kencang, dengan posisi yang seperti ini dan tatapan lembut Tay yang tak lepas memandangnya, New langsung mengerti apa yang Tay inginkan.
"Daddy, mama mphhhh"
Sebelum New menyelesaikan kalimatnya, Tay dengan cepat menempel bibirnya dengan bibir New dan melahapnya dengan rakus. New kewalahan menghadapi Tay, karena ini yang pertama untuk New. New memengang wajah Tay dengan kedua tangannya agar bisa menahan wajah Tay lebih rileks. New mengusap rahang Tay hingga ciuman Tay perlahan melambat.
Dengan instingnya sendiri, New yang sudah mulai terbuai dengan ciuman Tay akhirnya membalas lumatan Tay. Tay tersenyum di dalam tautannya ketika New membalas lumatannya. Satu tangan Tay menekan tengkuk New, ia memiringkan kepalanya untuk memperdalam lumatannya.
Tay mengigit gemas bibir New, dan New pun refleks membuka mulutnya.
"Aghhhh" lenguh New kala Tay mengobrak-abrik isi mulutnya.
Tay terus melumat bibir New, menyesap lidahnya dengan rakus. Mendengar suara lenguhan New membuat Tay semakin bersemangat mencumbui New.
"Mmphhh D-daddy" New memukul pelan pundak Tay, Tay yang mengerti pun langsung melepaskan tautan mereka.
Nafas mereka terengah-engah, Tay dan New saling tatap dengan dalam. Tay mengusap bibir New yang basah dan bengkak akibat ulahnya. Tay tersenyum dengan nafasnya yang terengah-engah, ia menempelkan dahinya dengan New.
"I love you New" ujar Tay dengan tulus.
Ingin sekali New membalas pernyataan cinta Tay mengatakan jika ia juga mencintai Tay, namun New hanya bisa menahannya, karena jika New mengatakan ia juga mencintai Tay pasti Tay akan bertindak lebih atas hubungan mereka, New tidak ingin merusak pernikahn dengan menjadi pihak ketiga, terlebih itu hubungan pernikahan mamanya sendiri.
"Love you too Daddy" New hanya bisa mengatakannya didalam hati.
Tay menangkup wajah New, ia menatap New dengan sendu "Daddy cinta kamu New" lirih Tay.
Hati New terasa sakit, Tay seolah berharap banyak padanya. New ikut menangkup wajah Tay, mereka saling pandang.
"New sayang Daddy"