Obsession 02

514 86 7
                                    

Melihat Jeno yang tertidur di sampingnya dengan memeluk tubuhnya yang sama-sama tidak memakai sehelai benang pun dan terbalut dalam satu selimut yang sama membuat Chaeryeong sadar. Apa yang telah ia dan Jeno lakukan? Bagaimana bisa ia menyerahkan tubuhnya begitu saja kepada orang yang jelas-jelas tidak memiliki hubungan apa pun dengannya. Mengenalnya saja tidak.

Chaeryeong menyesal. Tapi menyesal pun percuma. Seharusnya ia tak menyerahkan tubuhnya begitu saja kepada laki-laki yang tidak memiliki status apa pun padanya.

Lubang bawahnya masih terasa sakit. Sisa cairan yang keluar dari penis Jeno bahkan masih menempel di sekitar permukaan lubangnya.

Semua ini tidak benar. Chaeryeong pernah berjanji dan bersumpah bahwa ia hanya akan memberikan tubuhnya kepada suaminya nanti setelah menikah. Tapi apa?

Chaeryeong memikirkan keluarganya. Jika ayahnya tahu bagaimana? Apakah ia akan dicoret dari kartu keluarga? Chaeryeong berfikir ia hanya menjadi aib bagi keluarganya nanti. Bagaimana jika semua orang tahu? Kolega bisnis ayahnya, teman ibunya dan teman-temannya.

Tidak. Mereka semua tidak boleh tahu. Cukup Chaeryeong saja.

Perlahan Chaeryeong melepaskan tangan Jeno yang memeluk tubuh polosnya. Ia sedikit bergeser ke arah nakas, berusaha mencari ponselnya.

"Ck, di mana ponselku?" gumam Chaeryeong.

Matanya melirik Jeno yang terlelap.

"Kau, kau telah menodai ku. Dan aku bersumpah akan membawamu ke neraka." gumam Chaeryeong.

-----

"APA?! Chaeryeong menghilang?! Bagaimana bisa? Choi Hyunsuk! Seharusnya kamu menjaga adikmu dan bukan malah menelantarkannya! Sekarang di mana putriku?!" bentak sang ayah.

Hyunsuk menunduk. Ayahnya sangat murka sekarang. Tepat pukul dua belas malam, Hyunsuk menyerah. Ia tak tahu harus mencari Chaeryeong ke mana lagi.

Ini salahnya. Semua ini salahnya. Seharusnya Hyunsuk mengutamakan adiknya bukan pekerjaannya. Raut wajah Hyunsuk tidak bisa berbohong jika ia sangat lelah. Pekerjaan yang menumpuk di kantor dan menghilangnya Chaeryeong membuat ia pusing.

"Maafkan aku, ayah."

"Cari putriku sekarang! Ayah tidak akan pernah memaafkanmu jika terjadi apa-apa pada Chaeryeong." teriak Taeyong.

"Tenangkan dirimu. Hyunsuk pasti kelelahan. Biarkan dia beristirahat. Kita akan mencari Chaeryeong bersama-sama besok." ucap Jennie. "Hyunsuk, sayang. Masuklah ke kamarmu. Tidur yang nyenyak, ya. Kita akan mencari adikmu besok." ucap Jennie pada Hyunsuk.

Hyunsuk berdiri. Ia melihat sang ayah terduduk lemas. Dan itu membuat Hyunsuk semakin merasa bersalah.

"Di mana putriku? Aku sangat mencemaskannya."

"Putri kita baik-baik saja. Percaya padaku."

Hyunsuk berjalan lesu ke arah kamarnya. Ia mengambil ponsel dan menelfon seseorang. Lama tak diangkat, hingga...

"Haruto, Chaeryeong menghilang." ucapnya sambil memijat pelipisnya.

"Huh? Kak Chaeryeong menghilang? Bagaimana bisa?"

"Aku akan menjelaskannya nanti. Tugasmu sekarang, lacak keberadaan adikku. Chaeryeong membawa ponselnya. Aku tahu kau tidak akan mengecewakanku."

"Percayakan padaku, kak. Aku tidak akan mengecewakanmu."

"Terima kasih,"

Hyunsuk mematikan sepihak telefon nya. Laki-laki itu meremas ponselnya.

"Berani sekali dia bermain-main denganku. Aku bersumpah. Kau akan menemui Tuhanmu." gumam Hyunsuk.

-----

Jeno terbangun dari tidurnya. Ia menoleh dan mendapati Chaeryeong yang sedang terlelap. Sudut bibirnya naik. Membentuk sebuah senyuman.

"Cantik," gumamnya.

Jeno berjalan ke arah kamar mandi dengan keadaan full naked. Ia berniat mandi. Tak membutuhkan waktu yang lama, Jeno keluar hanya dengan menggunakan handuk. Ia membuka lemari dan mulai memakai baju.

Chaeryeong melenguh. Jeno berbalik badan.

"Astaga, badanku remuk." ucap Chaeryeong. Ia senantiasa memegang selimut yang menutupi tubuhnya. Chaeryeong belum sadar jika Jeno menatapnya.

Chaeryeong menoleh. Tidak mendapati Jeno di kasur.

"Syukurlah jika laki-laki itu sudah pergi. Aku harus pergi dari sini. Mereka pasti mencemaskan ku." gumam Chaeryeong.

Saat berbalik badan, Chaeryeong sangat terkejut melihat Jeno yang sudah berada di sampingnya.

"KAU! Ck, membuatku terkejut saja." ucapnya sambil mengelus dadanya.

"Menjauh dariku!" Chaeryeong merapatkan selimut yang ia pegang.

Jeno terkekeh. "Kau malu? Bahkan aku sudah melihat semuanya."

"SIALAN KAU!" teriak Chaeryeong.

Jeno kembali tertawa.

"Cih, dasar psikopat." ceplos Chaeryeong.

Mendengar itu, Jeno yang awalnya tertawa kini memasang wajah dingin. Ia sangat tidak suka Chaeryeong berkata seperti itu. Walaupun yang dibicarakannya itu benar.

Jeno memegang tangan Chaeryeong. Sangat kuat hingga Chaeryeong meringis kesakitan.

"S-sakit. Lepaskan tanganku." Chaeryeong memberontak.

"Jangan berkata kasar. Aku tidak menyukainya."

"Terserah. Sekarang lepaskan tanganku. Ini sangat sakit." ringis Chaeryeong.

Jeno tersadar lalu melepaskan tangan Chaeryeong.

"Kau berniat mematahkan tanganku, huh? Lihatlah! Tanganku memerah. Dan itu semua karenamu!" ucap Chaeryeong.

Jeno mengambil tangan Chaeryeong pelan. "Aku menyakitimu? Maafkan aku. Aku tidak bermaksud seperti itu. Maafkan aku. Apa kau terluka?" tanya Jeno khawatir.

"Tidak usah berlebihan. Tanganku hanya memerah akibat tanganmu tadi." ucap Chaeryeong datar.

Jeno memeluk Chaeryeong. Chaeryeong melotot dan merasa waspada. Ia mengeratkan selimut yang ia pegang. Takut akan terlepas.

"Maaf."

"L-lepas. Apa-apaan kau ini?"

Aneh. Chaeryeong merasa ada yang aneh dengan pria di hadapannya ini. Sikapnya selalu berubah. Dan Chaeryeong menyadarinya.

Jeno melepaskan pelukannya. "Kau ingin mandi? Aku akan menyiapkan baju untukmu." ucap Jeno.

Chaeryeong terdiam. Ia masih mencerna semuanya.

"Mengapa diam? Ingin aku mandikan?"

Pria ini sangatlah mesum. Chaeryeong sangat takut.

"Kau ini sebenarnya siapa? Mengapa kau menculik ku? Apa hubunganmu denganku? Kurasa aku tak pernah bertemu denganmu." tanya Chaeryeong.

Jeno diam.

"Mungkin kau lupa. Tapi aku tidak. Kau adalah wanita yang sangat berharga di hidupku. Dan kau tahu? Kita pernah bertemu di kehidupan sebelumnya." ucap Jeno.





























-----
Tbc!

Swipe up!

Obsession [Jeno X Chaeryeong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang