"Chaeryeong, beristirahatlah. Kau sudah bekerja dari pagi tadi. Makanlah dulu. Ini sudah waktunya jam makan siang."
"Waktu jam makan siang justru membuatku harus bekerja. Ramai yang datang kemari untuk makan siang. Aku akan beristirahat setelah kafe sepi."
"Kau ini. Jika Hyunsuk tau kau seperti ini, aku yang akan dimarahi. Makan sekarang atau aku akan memecatmu."
"Kau tidak akan bisa memecatku. Kak Hyunsuk pemilik kafe ini. Kau lupa?"
"Astaga. Terserah kau saja!"
Chaeryeong terkekeh. Gadis cantik dengan rambut dikuncir kuda itu sibuk dengan aktivitasnya. Dia bekerja part time. Sebagai pekerjaan sampingan dari kuliahnya. Seperti yang dikatakan Chaeryeong tadi, kafe ini milik kakaknya, Choi Hyunsuk. Hyunsuk menawarkan pekerjaan kepada Chaeryeong di kafe miliknya, mengingat Chaeryeong yang ingin sekali bekerja walau sedang kuliah.
Keluarga Chaeryeong orang yang terpandang. Ayahnya pemilik perusahaan terbesar kedua se Asia, ibunya merupakan dokter yang sangat terkenal di Korea. Orang-orang yang sakit sering berobat kepada beliau. Hyunsuk yang meneruskan jejak ayahnya mengurus perusahaan, serta Chaeryeong yang masih kuliah.
Hyunsuk dan Chaeryeong tidak pernah dimanja. Mereka dididik untuk menjadi anak yang mandiri. Walau kebutuhan mereka lebih dari kata cukup, ayah dan ibu mereka tidak ingin anak mereka menjadi manja. Mereka menyediakan fasilitas yang lengkap untuk Chaeryeong bersekolah. Chaeryeong diberi motor oleh ayahnya untuk berangkat ke kampus. Tapi apa kata Chaeryeong? Aku tidak suka menggunakan motor. Aku lebih suka naik sepeda. Selain lebih sehat, menggunakan sepeda lebih menyenangkan. Aku bisa menikmati jalanan yang telah kulewati dan melihat banyak orang di jalan.
Sungguh hebat didikan orang tua mereka. Bahkan, di rumah mereka tidak menyewa pembantu. Lalu siapa yang mengerjakan tugas rumah? Chaeryeong. Dialah yang mengerjakannya. Sang ayah awalnya menolak dengan tegas. Tapi jawaban sang anak, mampu meluluhkan hatinya. Ayah, ibu, jika suatu saat nanti aku sudah memiliki keluarga. Aku sudah terbiasa untuk mengerjakan tugas rumah sendiri. Merawat anak dan suamiku tanpa ada campur tangan dari orang lain. Apa ayah dan ibu tau? Menyapu, mengepel, mencuci piring dan mencuci baju itu sangat menyenangkan! Tolong izinkan aku mengerjakan semua itu sendiri.
Walaupun Tuan Choi mengizinkannya, saat Chaeryeong masuk di dunia perkuliahan. Ayah mereka menyewa seorang pembantu. Hanya satu. Karena ia tidak ingin sang putri kehilangan kesenangannya.
*beresin rumah kok seneng. Aku malah sedih:')
Berbeda dengan sang ayah, Hyunsuk malah memanjakan adiknya. Membelikan ini dan itu yang tidak Chaeryeong minta. Karena Hyunsuk sangat menyayangi adik satu-satunya itu. Bahkan ia heran dengan adiknya yang sangat kelewat mandiri.
Kak, uangnya jangan dibelikan barang terus. Uangnya bisa kakak simpan untuk masa depan kakak nanti. Aku tidak memerlukan barang-barang ini, kak.
Masa depan kita sudah terjamin, dek.
"Chaeryeong! Kau melamun? Lihat, dia ingin memesan makanan."
Chaeryeong tersadar dari lamunannya. Suara Chenle yang menyadarkannya.
"Huh? Ah, maaf. Kau ingin memesan apa?"
Chenle terkekeh. "Kau tidak mendengarnya, eoh? Dia memesan sup ayam dan nasi goreng kimchi." ucap Chenle.
Chaeryeong dengan cepat mengetik pesanan pembeli di komputer.
"Ada lagi?" tanya Chaeryeong. Pembeli itu menggeleng. Chaeryeong mengangguk.
"Dibungkus atau makan di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession [Jeno X Chaeryeong]
Teen FictionKetika cinta berubah menjadi obsesi. "Kau milikku. Hanya milikku!" "Aku bukan millikmu! Sadarlah!" BxG Jangan salpak! Rank #4 chaeryeong (28-6-22) #3 leechaeryeong (20-3-23)