"Aku telah menemui Chaeryeong,"
Jeno menatap Doyoung.
"Ck, jangan menatapku seperti itu." keluh Doyoung.
"Kau menemuinya?" tanya Jeno. Doyoung mengangguk santai.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jeno.
"Tenang saja. Aku tidak berbuat apa-apa pada wanitamu itu. Aku hanya mengatakan agar dia tidak egois. Aku tahu kau telah melakukan hal itu kepadanya." ucap Doyoung.
"Kau tahu?" tanya Jeno.
"Apa yang tidak aku ketahui?"
Jeno menatap Doyoung malas.
"Jeno, kau harus berhati-hati. Ayah Chaeryeong adalah Choi Taeyong. Kau tidak ingin sisa hidupmu berada di dalam penjara bawah tanah, bukan?" ucap Doyoung.
Jeno menampilkan seringainya.
"Aku tahu, jika orang tua Chaeryeong melihatmu, mereka pasti akan terkejut. Tapi coba pikirkan, Chaeryeong tidak mengingat apa pun. Dia melupakan segalanya termasuk kau. Aku harap kau lebih bijak dalam berbuat sesuatu kepada Chaeryeong." ucap Doyoung.
Jeno hanya diam.
"Hei! Kau mendengarkanku tidak?!"
Jeno beranjak dari duduknya. Ia pergi meninggalkan Doyoung.
"Aish, menyebalkan."
-----
"Ayah," panggil Chaeryeong.
Taeyong yang sedang duduk di meja makan dengan Jennie yang sedang memasak makan siang. Chaeryeong menghampiri keduanya. Chaeryeong memeluk leher ayahnya.
"Putri ayah? Ada apa, hm? Apa kamu masih merasa tidak enak badan?" tanya Taeyong. Chaeryeong menggeleng. Ia duduk di pangkuan Taeyong dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik ayahnya.
Jennie menoleh dan tersenyum manis melihat tingkah Chaeryeong. Taeyong membalas pelukan Chaeryeong dan mengelus kepala putrinya.
Jennie meletakan makanan yang telah siap ke atas meja.
"Ibu hari ini ada pemotretan. Kamu ingin ikut?" tawar Jennie.
"Itu pasti membosankan, bu. Aku di rumah saja." jawab Chaeryeong.
Jennie mengangguk. "Baiklah,"
"Besok lusa ayah harus pergi ke Jepang." ucap Taeyong.
Chaeryeong mendongak dan melepaskan pelukannya.
"Ke Jepang? Untuk apa?"
"Bekerja, tentu saja."
"Mengapa harus ke Jepang, ayah? Itu terlalu jauh." Chaeryeong kembali memeluk ayahnya.
"Ayah ada proyek besar di sana. Dan ayah harus menanganinya langsung. Ayah hanya seminggu di sana." jelas Taeyong.
"Apa?! Seminggu? Itu terlalu lama. Batalkan saja, ayah." rengek Chaeryeong.
"Tidak bisa, sayang. Ayah akan membawakan oleh-oleh untukmu. Kamu mau apa?"
Chaeryeong menggeleng ribut. "Aku hanya ingin ayah!"
"Sayang, ayo makan dulu. Kamu belum makan dari pagi tadi, bukan? Nanti kamu tambah sakit." ucap Jennie.
"Baiklah, ibu."
"Secepatnya ayah akan pulang," ucap Taeyong lagi saat Chaeryeong turun dari pangkuannya.
"Ya~"
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession [Jeno X Chaeryeong]
Teen FictionKetika cinta berubah menjadi obsesi. "Kau milikku. Hanya milikku!" "Aku bukan millikmu! Sadarlah!" BxG Jangan salpak! Rank #4 chaeryeong (28-6-22) #3 leechaeryeong (20-3-23)