Obsession 09

229 45 3
                                    

Chaeryeong berlari di koridor rumah sakit dengan perasaan berkecamuk. Ia tak bisa berpikir jernih. Saat ini yang ia pikirkan hanya Haruto. Apakah Haruto baik-baik saja?

Ruangan kamar inap Haruto nomor 7 di lantai satu. Chaeryeong membuka pintu dengan kuat sehingga membuat Jihoon dan Yoshi menoleh terkejut.

Chaeryeong terdiam sejenak. Ia melihat dua orang di samping Haruto yang masih memejamkan matanya di kasur. Gadis itu berjalan lunglai mendekati Haruto.

Hatinya teriris melihat wajah pucat kekasihnya terbaring kaku. Chaeryeong mengenggam tangan Haruto yang dingin. Ia menciumnya berusaha memberikan kehangatan untuk tangan kekar itu.

Tak lama, Hyunsuk menyusul masuk.

"Biarkan mereka berdua di sini. Kalian ikut aku keluar." ucap Hyunsuk kepada Jihoon dan Yoshi. Mereka mengangguk dan mengikuti Hyunsuk.

"Haru.... Ayo bangun. Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Chaeryeong lembut. Matanya kembali memanas.

"Aku mencemaskanmu. Kau akan baik-baik saja kan, Haru? Buka matamu, kumohon." Chaeryeong menangis keras. Ia terus menciumi tangan Haruto.

"Jangan tinggalkan aku."

-----

".... Dan kami menemukan Haruto di jalan." jelas Jihoon.

Hyunsuk mengangguk.

"Kami pamit pulang. Telfon kami jika kalian membutuhkan sesuatu." bungkuk Jihoon dan Yoshi. Hyunsuk menyusul Chaeryeong setelah Jihoon dan Yoshi pulang.

"Kau sayang padaku, bukan? Ayo buka matamu. Aku akan menuruti semua keinginanmu saat kau bangun. Haruto, kumohon." Chaeryeong menangis.

Hyunsuk mendekat dan memegang bahu adiknya. Chaeryeong berbalik badan. Hyunsuk menarik Chaeryeong ke dalam pelukannya. Gadis itu menangis sejadi-jadinya.

Hyunsuk mengelus kepalanya.

"Haruto akan segera bangun. Tenangkan dirimu." ucap Hyunsuk.

"Apa yang terjadi padanya?"

Pelukan itu terlepas.

"Haruto pingsan di jalan dan temannya menemukan dia." ucap Hyunsuk.

-----

"Kau gila?!" pekik Doyoung.

"Ck, diamlah. Suaramu sangat tidak enak didengar." ketus Jeno.

Doyoung melirik kesal. Ia sangat terkejut saat Jeno berkata bahwa ia mencelakai Haruto, kekasih dari Chaeryeong.

"Aku tahu kau mencintai Chaeryeong. Aku tahu bagaimana perjuanganmu dulu untuk mendapatkannya. Tapi kau jangan gegabah. Apa yang kau dapatkan setelah mencelakai pria itu? Kepuasan semata? Agar pria itu mati dan kau menggantikan dia. Begitu?" seloroh Doyoung. Jeno terdiam.

"Dengarkan aku, Lee Jeno." Doyoung menatap Jeno serius. "Jika kau dan Chaeryeong memang ditakdirkan untuk bersama, sejauh apa pun kalian berpisah, pasti takdir akan mempertemukan kalian kembali. Amnesia Chaeryeong permanen, bukan? Jadi kau sia-sia saja melakukan banyak hal untuknya." jelas Doyoung.

"Aku-"

"Kau mencintainya dan dia mencintaimu. Tapi itu dulu. Sekarang?" Doyoung menggeleng. "Dia membencimu." sarkas Doyoung.

"Aku tahu," gumam Jeno.

"Apa yang akan kau lakukan jika berada di posisiku?" tanya Jeno.

Doyoung tampak berpikir.

"Melepaskannya, mungkin?" ucap Doyoung.

"Walaupun kau sangat mencintainya? Kau rela melepaskannya?" Jeno tampaknya masih penasaran.

Obsession [Jeno X Chaeryeong] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang